{"title":"Pewarisan Hak Atas Tanah dalam Perkawinan Antar Negara","authors":"Taufika Hidayati, Yusuf Hanafi Pasaribu","doi":"10.15575/ADLIYA.V15I2.13494","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The phenomenon of inter-state marriage in Indonesia has an influence on legal actions in it, especially the issue of children born and having dual citizenship after Law Number 12 of 2006 concerning Citizenship was passed by the Government. This study aims to measure the extent to which children born from these marriages get inheritance rights with underage positions. In addition, what is the legal status based on Law Number 1 of 1974 concerning Marriage and Law Number 5 of 1960 concerning Land regarding the position of land inheritance rights. This study uses an empirical normative method, which combines legal research methods that not only view law as a prescriptive (determining) and applied scientific discipline, but also descriptive (explaining) based on the reality of legal developments in society. The results of this study indicate that children born from inter-state marriages who have dual citizenship and are still minors are entitled to land inheritance rights in the form of property rights provided that the child must choose Indonesian citizenship at the age of 18 (eighteen) years based on the laws and regulations. valid invitation.Fenomena perkawinan antar negara di Indonesia memberi pengaruh dalam perbuatan hukum di dalamnya, terutama persoalan anak yang lahir dan memiliki kewarganegaraan ganda setelah Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan disahkan oleh Pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut mendapatkan hak waris dengan kedudukan masih di bawah umur. Selain itu bagaimana status hukumnya berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pertanahan terhadap kedudukan hak waris tanah. Penelitian ini menggunakan metode normatif empiris, yaitu melakukan penggabungan metode penelitian hukum yang tidak hanya memandang hukum sebagai disiplin ilmu yang bersifat preskriftif (menentukan) dan terapan, namun sekaligus bersifat deskriptif (memaparkan) yang didasarkan pada kenyataan perkembangan hukum di masyarakat. Hasil penelitian ini memberikan petunjuk bahwa anak yang dilahirkan dari perkawinan antar negara yang berkewarganegaraan ganda dan masih di bawah umur berhak atas hak waris tanah berupa hak milik dengan ketentuan anak tersebut harus memilih kewarganegaraan Indonesia pada saat usianya 18 (delapan belas) tahun berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. ","PeriodicalId":358469,"journal":{"name":"ADLIYA: Jurnal Hukum dan Kemanusiaan","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"ADLIYA: Jurnal Hukum dan Kemanusiaan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15575/ADLIYA.V15I2.13494","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
The phenomenon of inter-state marriage in Indonesia has an influence on legal actions in it, especially the issue of children born and having dual citizenship after Law Number 12 of 2006 concerning Citizenship was passed by the Government. This study aims to measure the extent to which children born from these marriages get inheritance rights with underage positions. In addition, what is the legal status based on Law Number 1 of 1974 concerning Marriage and Law Number 5 of 1960 concerning Land regarding the position of land inheritance rights. This study uses an empirical normative method, which combines legal research methods that not only view law as a prescriptive (determining) and applied scientific discipline, but also descriptive (explaining) based on the reality of legal developments in society. The results of this study indicate that children born from inter-state marriages who have dual citizenship and are still minors are entitled to land inheritance rights in the form of property rights provided that the child must choose Indonesian citizenship at the age of 18 (eighteen) years based on the laws and regulations. valid invitation.Fenomena perkawinan antar negara di Indonesia memberi pengaruh dalam perbuatan hukum di dalamnya, terutama persoalan anak yang lahir dan memiliki kewarganegaraan ganda setelah Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan disahkan oleh Pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut mendapatkan hak waris dengan kedudukan masih di bawah umur. Selain itu bagaimana status hukumnya berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pertanahan terhadap kedudukan hak waris tanah. Penelitian ini menggunakan metode normatif empiris, yaitu melakukan penggabungan metode penelitian hukum yang tidak hanya memandang hukum sebagai disiplin ilmu yang bersifat preskriftif (menentukan) dan terapan, namun sekaligus bersifat deskriptif (memaparkan) yang didasarkan pada kenyataan perkembangan hukum di masyarakat. Hasil penelitian ini memberikan petunjuk bahwa anak yang dilahirkan dari perkawinan antar negara yang berkewarganegaraan ganda dan masih di bawah umur berhak atas hak waris tanah berupa hak milik dengan ketentuan anak tersebut harus memilih kewarganegaraan Indonesia pada saat usianya 18 (delapan belas) tahun berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
印度尼西亚的跨国婚姻现象对该国的法律行动产生了影响,特别是在政府通过关于公民身份的2006年第12号法律之后出生并拥有双重国籍的儿童问题。本研究旨在衡量这些婚姻中出生的孩子在多大程度上获得未成年职位的继承权。另外,1974年《婚姻法》第1号法和1960年《土地法》第5号法规定的土地继承权的法律地位是什么?本研究采用实证规范方法,将法律研究方法结合起来,不仅将法律视为一门规定性(决定性)和应用科学学科,而且基于法律在社会发展中的现实情况进行描述性(解释性)研究。这项研究的结果表明,具有双重国籍的跨国婚姻所生的儿童,仍然是未成年人,有权以财产权的形式享有土地继承权,条件是该儿童必须在18(18)岁时根据法律法规选择印度尼西亚国籍。有效的邀请。2006年7月12日,印度尼西亚,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼,印尼Penelitian ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana anak yang dilahirkan dari perkawinan terteri,但mendaputkan hahais dengan kedudukan masih di bawaumur。Selain itu bagaimana status hukumnya berdasarkan undang undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan undang undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pertanahan terhadap kedudukan hak waris tanah。Penelitian ini menggunakan方法规范经验,yitu melakukan penggabungan方法Penelitian hukum yang tidak hanya memandang hukum sebagai disiplin ilmu yang bersifat preskritif (menentukan) dan terapan, namun sekaligus bersifat deskriptif (memaparkan) yang didasarkan pada kenyataan perkembangan hukum di masyarakat。哈西尔penelitian ini成员petunjuk bahwa anakan perundang- kan dari perkawinan antar negara yang berkewa ganganaan ganaan anda masih di bawah umhuk berhak walis tanah berupa hakk milik dengan kettenan anak tersev .印度尼西亚padsauya 18 (delapan belas) tahun berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku。