Henzulkifli Rahman, Rizki Atthoriq Hidayat, Adek Hendra Nazar
{"title":"Degradasi Landskap Hutan dan Pola Konflik Harimau Sumatra Dengan Manusia di Kabupaten Pesisir Selatan","authors":"Henzulkifli Rahman, Rizki Atthoriq Hidayat, Adek Hendra Nazar","doi":"10.24014/jej.v2i1.16364","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Harimau Sumatera Phantera Tigris Sumatrae adalah satwa endemik pulau Sumatera yang saat ini berada pada red zone atau hewan terancam punah. Banyak faktor penyebab kepunahan, salah satunya adalah deforestasi dan pembukaan lahan untuk kebutuhan manusia menekan landskap hutan alami yang menjadi habitat spesies ini dan memicu terjadinya konflik satwa. Tujuan penelitian untuk melakukan pemetaan jenis landskap berdasarkan konsep ekologi landskap pada kawasan hutan, dan melakukan zonasi konflik satwa liar Harimau Sumatera dengan manusia. Metode yang digunakan adalah analisis spasial dengan sistem informasi geografis dan penginderaan jauh dan analisis deskriptif. Data yang digunakan adalah citra satelit sentinel tahun 2020. Riwayat kejadian konflik diperoleh dari BKSDA Provinsi Sumatera Barat data ini dianalisis dengan metode kernel density untuk merepresentasikan zona bahaya konflik. Secara keseluruhan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan penujukkan kawasan hutan dimana yang seharusnya ditutupi oleh lanskap hutan akan tetapi pemanfaatanya adalah pertanian lahan kering. Pada kawasan hutan lindung HL luas perkebunan mencapai 3.363 hektar, pada Kawasan suaka alam KSA 403 hektar dan pada kawasan TNKS Taman Nasional Kerinci Seblat 3192 Hektar. Dalam kurun waktu satu dekade terjadi 23 kali kejadian konflik harimau dengan manusia. Secara spasial konflik ini terfokus pada wilayah utara Kabupaten Pesisir Selatan, yang tersebar di antara dua landskap hutan yang terpisah","PeriodicalId":443113,"journal":{"name":"EL-JUGHRAFIYAH","volume":"PP 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"EL-JUGHRAFIYAH","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24014/jej.v2i1.16364","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Harimau Sumatera Phantera Tigris Sumatrae adalah satwa endemik pulau Sumatera yang saat ini berada pada red zone atau hewan terancam punah. Banyak faktor penyebab kepunahan, salah satunya adalah deforestasi dan pembukaan lahan untuk kebutuhan manusia menekan landskap hutan alami yang menjadi habitat spesies ini dan memicu terjadinya konflik satwa. Tujuan penelitian untuk melakukan pemetaan jenis landskap berdasarkan konsep ekologi landskap pada kawasan hutan, dan melakukan zonasi konflik satwa liar Harimau Sumatera dengan manusia. Metode yang digunakan adalah analisis spasial dengan sistem informasi geografis dan penginderaan jauh dan analisis deskriptif. Data yang digunakan adalah citra satelit sentinel tahun 2020. Riwayat kejadian konflik diperoleh dari BKSDA Provinsi Sumatera Barat data ini dianalisis dengan metode kernel density untuk merepresentasikan zona bahaya konflik. Secara keseluruhan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan penujukkan kawasan hutan dimana yang seharusnya ditutupi oleh lanskap hutan akan tetapi pemanfaatanya adalah pertanian lahan kering. Pada kawasan hutan lindung HL luas perkebunan mencapai 3.363 hektar, pada Kawasan suaka alam KSA 403 hektar dan pada kawasan TNKS Taman Nasional Kerinci Seblat 3192 Hektar. Dalam kurun waktu satu dekade terjadi 23 kali kejadian konflik harimau dengan manusia. Secara spasial konflik ini terfokus pada wilayah utara Kabupaten Pesisir Selatan, yang tersebar di antara dua landskap hutan yang terpisah
苏门答腊虎Phantera Phantera底格里斯河Sumatrae是苏门答腊岛的当地动物,目前它们生活在红区或濒危动物中。许多导致灭绝的因素,其中之一是森林砍伐和人类需要的土地开放,抑制了该物种赖以生存的自然森林景观,并引发了动物冲突。研究目的是根据丛林生态概念绘制林地景观类型,并与人类进行苏门答腊虎野生动物冲突区域。使用的方法是空间分析的地理和遥感信息系统和描述性分析。2020年哨兵卫星图像。冲突事件的历史记录来自苏门答腊西部BKSDA省,这些数据是用代表冲突危险区域的内核方法分析的。总而言之,这是一种对森林景观的过度利用,而这些地区本应被森林景观所覆盖,但实际上是干旱农业。在森林保护区,占地363英亩(3763公顷)的森林保护区和TNKS国家公园(Kerinci Seblat national park 3192公顷)。在过去的十年里,发生了23次老虎与人类的冲突。从空间上讲,这场冲突集中在北部的南部沿海地区,分布在两个不同的森林景观之间