Dudi Septiadi, Asri Hidayati, I. Tanaya, Anna Apriana Hidayanti
{"title":"Potensi Budidaya Jagung dan Faktor Sosial Ekonomi Dalam Mendukung Pendapatan Petani di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika","authors":"Dudi Septiadi, Asri Hidayati, I. Tanaya, Anna Apriana Hidayanti","doi":"10.37058/agristan.v5i1.7041","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika Kabupaten Lombok Tengah merupakan gagasan kebijakan ekonomi pemerintah dalam upayanya menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru di daerah. Jagung merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis Potensi Budidaya Jagung di Daerah Penyangga KEK Mandalika; 2) menganalisis pengaruh faktor sosial-ekonomi terhadap pendapatan rumahtangga petani jagung di daerah penyangga Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. Metode penelitian yang dipakai adalah pendekatan analisis kualitatif dan kuantitatif. Lokasi penelitian di daerah penyangga Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. Responden yang dipakai pada penelitian ini sebanyak 30 responden. Alat analisis yang dipakai pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur petani berusia 39 tahun dengan rata-rata lama tingkat pendidikan formal selama 9 tahun. Rata-rata petani memiliki luas lahan garapan senilai 1,09 Hektar. Jenis varietas jagung yang ditanam di daerah ini adalah jagung varietas Pioneer P27 dan Bisi 18. Usahatani jagung di daerah penyangga KEK Mandalika merupakan usahatani pada lahan kering. Petani jagung di lokasi penelitian hanya melakukan 1 kali musim tanam pada setiap tahun. Petani yang berstatus sebagai pemilik lahan sekaligus menggarap secara mandiri lahannya untuk usahatani jagung sebanyak 52,50 persen. 45 persen diantaranya sebagai petani penyakap, sisanya sebanyak 2,5 persen sebagai petani yang menggarap usahatani jagung dengan menyewa lahan. Berdasarkan analisis regresi menunjukkan bahwa variabel jumlah produksi, biaya sewa lahan pertanian, penggunaan bibit, biaya penggunaan pupuk, dan harga jual jagung dinyatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani. Kendala utama yang dihadapi petani adalah kelangkaan dan tingginya harga pupuk serta terbatasnya ketersediaan sumber air untuk irigasi. ","PeriodicalId":178403,"journal":{"name":"Jurnal Agristan","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Agristan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37058/agristan.v5i1.7041","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika Kabupaten Lombok Tengah merupakan gagasan kebijakan ekonomi pemerintah dalam upayanya menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru di daerah. Jagung merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis Potensi Budidaya Jagung di Daerah Penyangga KEK Mandalika; 2) menganalisis pengaruh faktor sosial-ekonomi terhadap pendapatan rumahtangga petani jagung di daerah penyangga Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. Metode penelitian yang dipakai adalah pendekatan analisis kualitatif dan kuantitatif. Lokasi penelitian di daerah penyangga Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. Responden yang dipakai pada penelitian ini sebanyak 30 responden. Alat analisis yang dipakai pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur petani berusia 39 tahun dengan rata-rata lama tingkat pendidikan formal selama 9 tahun. Rata-rata petani memiliki luas lahan garapan senilai 1,09 Hektar. Jenis varietas jagung yang ditanam di daerah ini adalah jagung varietas Pioneer P27 dan Bisi 18. Usahatani jagung di daerah penyangga KEK Mandalika merupakan usahatani pada lahan kering. Petani jagung di lokasi penelitian hanya melakukan 1 kali musim tanam pada setiap tahun. Petani yang berstatus sebagai pemilik lahan sekaligus menggarap secara mandiri lahannya untuk usahatani jagung sebanyak 52,50 persen. 45 persen diantaranya sebagai petani penyakap, sisanya sebanyak 2,5 persen sebagai petani yang menggarap usahatani jagung dengan menyewa lahan. Berdasarkan analisis regresi menunjukkan bahwa variabel jumlah produksi, biaya sewa lahan pertanian, penggunaan bibit, biaya penggunaan pupuk, dan harga jual jagung dinyatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani. Kendala utama yang dihadapi petani adalah kelangkaan dan tingginya harga pupuk serta terbatasnya ketersediaan sumber air untuk irigasi.