{"title":"PENGARUH SUHU DAN WAKTU EKSTRAKSI PADA PENGAMBILAN ZAT TANIN DARI KULIT BUAH PISANG MASAK (MUSA PARADISIACA L. ) SEBAGAI BAHAN PENYAMAK NABATI","authors":"Andi Utomo, Ganjar Andaka","doi":"10.34151/jip.v8i1.4446","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tanaman pisang merupakan tanaman lokal yang banyak ditemukan di Indonesia. Selain memiliki tampilan buah yang menarik, kulit buah pisang mengandung senyawa tanin sebagai pelindung tanaman ketika masa pertumbuhan dari bagian tertentu tanaman. Misalnya pada bagian buah, saat masih muda akan terasa pahit dan sepat. Pada saat ini penggunaan zat tanin semakin meningkat seiring dengan berkembangnya industri penyamakan kulit, khususnya jenis penyamak sintetis. Maka dari itu diperlukan penyamak alami pengganti penyamak sintetis. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai pengganti penyamak sintetis adalah tanin dari kulit buah pisang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pengambilan zat tanin dari kulit buah pisang dan jumlah tanin yang dapat terambil. Penelitian ini dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut etanol 96% dengan suhu ekstraksi yang divariasikan (50°C, 55°C, 60°C, 65°C, dan 70°C) dan waktu ekstraksi yang divariasikan (30 menit, 45 menit, 60 menit, 75 menit, dan 90 menit) pada bahan baku kulit buah pisang 20 gram dengan volume pelarut 200 mL. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil yang paling baik yaitu dengan kondisi operasi suhu ekstraksi 60°C dan waktu ekstraksi 90 menit dengan jumlah tanin terekstrak sebesar . Diharapkan dari hasil penelitian ini zat tanin dari kulit buah pisang dapat dimanfaatkan sebagai penyamak alami pengganti penyamak sintetis.","PeriodicalId":165587,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Proses","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Inovasi Proses","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.34151/jip.v8i1.4446","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tanaman pisang merupakan tanaman lokal yang banyak ditemukan di Indonesia. Selain memiliki tampilan buah yang menarik, kulit buah pisang mengandung senyawa tanin sebagai pelindung tanaman ketika masa pertumbuhan dari bagian tertentu tanaman. Misalnya pada bagian buah, saat masih muda akan terasa pahit dan sepat. Pada saat ini penggunaan zat tanin semakin meningkat seiring dengan berkembangnya industri penyamakan kulit, khususnya jenis penyamak sintetis. Maka dari itu diperlukan penyamak alami pengganti penyamak sintetis. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai pengganti penyamak sintetis adalah tanin dari kulit buah pisang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pengambilan zat tanin dari kulit buah pisang dan jumlah tanin yang dapat terambil. Penelitian ini dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut etanol 96% dengan suhu ekstraksi yang divariasikan (50°C, 55°C, 60°C, 65°C, dan 70°C) dan waktu ekstraksi yang divariasikan (30 menit, 45 menit, 60 menit, 75 menit, dan 90 menit) pada bahan baku kulit buah pisang 20 gram dengan volume pelarut 200 mL. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil yang paling baik yaitu dengan kondisi operasi suhu ekstraksi 60°C dan waktu ekstraksi 90 menit dengan jumlah tanin terekstrak sebesar . Diharapkan dari hasil penelitian ini zat tanin dari kulit buah pisang dapat dimanfaatkan sebagai penyamak alami pengganti penyamak sintetis.