{"title":"POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI GULA SEMUT DI DESA TRENTEN KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG","authors":"Marosimy Millaty","doi":"10.33005/adv.v7i1.1130","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tanaman kelapa merupakan tanaman perkebunan yang dapat dijumpai di hampir seluruh wilayah Indonesia. Salah satu sentra pohon kelapa di Indonesia terletak di Provinsi Jawa Tengah yang tersebar di berbagai kabupaten, salah satunya di Kabupaten Magelang dengan luas lahan yang sudah ditanami kelapa seluas 5.023 hektar di tahun 2015. Kelapa dikenal pula dengan tanaman kehidupan karena semua bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomis. Salah satu olahan yang berasal dari pohon kelapa dengan nilai jual cukup tinggi adalah gula semut yang dibuat dari nira pohon kelapa. Di Kabupaten Magelang, sentra pembuatan gula semut dapat dijumpai di beberapa daerah, salah satunya terletak di Desa Trenten Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Tujuan dilaksanakan penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi pengembangan industri gula semut di Desa Trenten Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang selanjutnya dianalisis menggunakan analisis kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui jika harga gula semut di tingkat petani sebesar Rp 18.000,00 per kilogram, lebih tinggi dibandingkan gula cetak yang dihargai sebesar Rp 13.000,00 per kilogram. Hal ini membuat sebagian petani gula kelapa beralih dari memproduksi gula cetak menjadi pengrajin gula semut. setiap bulan, rata-rata produksi gula semut di Desa Trenten sebesar 1.439,07 kg. Melihat kondisi Desa Trenten yang subur, keberadaan pohon kelapa yang melimpah, serta masih ada pengrajin yang belum memanfaatkan nira miliknya menjadi gula semut, menghasilkan kesimpulan bahwa Desa Trenten masih memiliki potensi yang besar untuk pengembangan industri gula semut. DOI : http://doi.org/10.33005/adv.v7i1.1130","PeriodicalId":320936,"journal":{"name":"Berkala Ilmiah AGRIDEVINA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Berkala Ilmiah AGRIDEVINA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33005/adv.v7i1.1130","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tanaman kelapa merupakan tanaman perkebunan yang dapat dijumpai di hampir seluruh wilayah Indonesia. Salah satu sentra pohon kelapa di Indonesia terletak di Provinsi Jawa Tengah yang tersebar di berbagai kabupaten, salah satunya di Kabupaten Magelang dengan luas lahan yang sudah ditanami kelapa seluas 5.023 hektar di tahun 2015. Kelapa dikenal pula dengan tanaman kehidupan karena semua bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomis. Salah satu olahan yang berasal dari pohon kelapa dengan nilai jual cukup tinggi adalah gula semut yang dibuat dari nira pohon kelapa. Di Kabupaten Magelang, sentra pembuatan gula semut dapat dijumpai di beberapa daerah, salah satunya terletak di Desa Trenten Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Tujuan dilaksanakan penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi pengembangan industri gula semut di Desa Trenten Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang selanjutnya dianalisis menggunakan analisis kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui jika harga gula semut di tingkat petani sebesar Rp 18.000,00 per kilogram, lebih tinggi dibandingkan gula cetak yang dihargai sebesar Rp 13.000,00 per kilogram. Hal ini membuat sebagian petani gula kelapa beralih dari memproduksi gula cetak menjadi pengrajin gula semut. setiap bulan, rata-rata produksi gula semut di Desa Trenten sebesar 1.439,07 kg. Melihat kondisi Desa Trenten yang subur, keberadaan pohon kelapa yang melimpah, serta masih ada pengrajin yang belum memanfaatkan nira miliknya menjadi gula semut, menghasilkan kesimpulan bahwa Desa Trenten masih memiliki potensi yang besar untuk pengembangan industri gula semut. DOI : http://doi.org/10.33005/adv.v7i1.1130