{"title":"Feminisme dalam Dinamika Perjuangan Gender di Indonesia","authors":"Djilzaran Nurul Suhada","doi":"10.52483/ijsed.v3i1.42","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Feminis seringkali dipahami sebagai gerakan yang dilakukan oleh kaum perempuan dalam memperjuangkan ketidak-adilan gender. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa ketidak-adilan gender hanya merugikan kaum perempuan karena selalu berada di bawah dominasi laki-laki yang mengakibatkan sempitnya ruang gerak perempuan dalam kehidupan bermasyarakat. Namun dalam kenyataannya streotipe yang hadir karena mengakarnya budaya patriarki telah membuat peran gender yang dikonstruksikan menyulitkan kedua belah pihak. Feminis sudah seharusnya tidak hanya mengandalkan kekuatan perempuan dalam upaya pembebasan diri dari belenggu patriarki, namun juga dibutuhkan peran laki-laki untuk mendukung keberlangsungan gerakan tersebut karena bagaimana pun, untuk mewujudkan kesetaraan gender dibutuhkan keterlibatan perempuan dan laki-laki di dalamnya. Maka kehadiran organisasi dengan paham feminis yang diinisiasi oleh kaum laki-laki diperlukan agar masyarakat dapat memiliki sudut pandang kesetaraan yang tidak menilai berdasar gender, laki-laki atau perempuan, melainkan dilihat sebagai manusia yang utuh.","PeriodicalId":360116,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"5","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Indonesian Journal of Sociology, Education, and Development","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.52483/ijsed.v3i1.42","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 5
Abstract
Feminis seringkali dipahami sebagai gerakan yang dilakukan oleh kaum perempuan dalam memperjuangkan ketidak-adilan gender. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa ketidak-adilan gender hanya merugikan kaum perempuan karena selalu berada di bawah dominasi laki-laki yang mengakibatkan sempitnya ruang gerak perempuan dalam kehidupan bermasyarakat. Namun dalam kenyataannya streotipe yang hadir karena mengakarnya budaya patriarki telah membuat peran gender yang dikonstruksikan menyulitkan kedua belah pihak. Feminis sudah seharusnya tidak hanya mengandalkan kekuatan perempuan dalam upaya pembebasan diri dari belenggu patriarki, namun juga dibutuhkan peran laki-laki untuk mendukung keberlangsungan gerakan tersebut karena bagaimana pun, untuk mewujudkan kesetaraan gender dibutuhkan keterlibatan perempuan dan laki-laki di dalamnya. Maka kehadiran organisasi dengan paham feminis yang diinisiasi oleh kaum laki-laki diperlukan agar masyarakat dapat memiliki sudut pandang kesetaraan yang tidak menilai berdasar gender, laki-laki atau perempuan, melainkan dilihat sebagai manusia yang utuh.