Kerentanan dan Adaptasi Rumah Tangga Petani terhadap Perubahan Iklim di Kabupaten Gunungkidul

R. Kurniawan, Reynaldi Elmir Arisurya
{"title":"Kerentanan dan Adaptasi Rumah Tangga Petani terhadap Perubahan Iklim di Kabupaten Gunungkidul","authors":"R. Kurniawan, Reynaldi Elmir Arisurya","doi":"10.21082/JAE.V38N2.2020.127-141","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"EnglishFarmer households are considered vulnerable to climate change because they depend on uncertain natural conditions. Regional economy and majority of people in the Gunungkidul Regency rely on their livelihoods from food crops. This study aims to identify adaptation strategies of farmer households and to analyze their vulnerability due to climate change in three villages in Gunungkidul Regency. This study uses an explanatory sequential mixed method design (quantitative-qualitative). Livelihood vulnerability analysis uses quantitative analysis with the Livelihood Vulnerability Index (LVI), while adaptation analysis is carried out qualitatively using the Sustainable Livelihoods Approach (SLA). The results showed that Pucanganom Village (south zone) was the most vulnerable to climate change with a value of LVI 0.352, while Bendung Village (north zone) 0.333 and Gedangrejo Village (middle zone) 0.346. The adaptation strategies of farmer households in each village consist of: (1) agricultural intensification and extensification, i.e. by applying climate adaptation technology, five agricultural farms systems, and integrated farming systems; (2) diversification strategy by carrying out food stocks, processing agricultural products, trade and service sectors, liquidating assets, loans or debt, and remittances; and (3) migration strategy by doing non-permanent migration, i.e. looking for side jobs outside the region, becoming seasonal laborers, and also permanent migration.IndonesianRumah tangga petani dianggap rentan terhadap perubahan iklim, karena sangat bergantung pada kondisi alam yang tidak menentu. Perekonomian wilayah dan sebagian besar masyarakat di Kabupaten Gunungkidul menggantungkan sumber penghidupannya pada  sektor pertanian tanaman pangan. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis kerentanan dan mengidentifikasi strategi adaptasi rumah tangga petani akibat perubahan iklim di tiga desa di Kabupaten Gunungkidul. Rancangan metode yang digunakan adalah campuran sekuensial eksplanatori (kuantitatif-kualitatif). Analisis kerentanan penghidupan menggunakan analisis kuantitatif dengan penghitungan Livelihood Vulnerability Index (LVI), sedangkan untuk menganalisis adaptasi dilakukan secara kualitatif menggunakan pendekatan Sustainable Livelihood Approach (SLA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Pucanganom (zona selatan) paling rentan terhadap perubahan iklim dengan nilai LVI 0,352 sedangkan nilai  untuk Desa Bendung (zona utara) 0,333 dan Desa Gedangrejo (zona tengah) 0,346. Strategi adaptasi rumah tangga petani pada masing-masing desa adalah (1) intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, yaitu dengan penerapan teknologi adaptasi iklim, panca usaha tani dan sistem pertanian terpadu, (2) diversifikasi dengan melakukan stok pangan, pengolahan hasil pertanian, sektor perdagangan dan jasa, pencairan aset, pinjaman atau utang dan kiriman uang, dan (3) migrasi dengan melakukan migrasi nonpermanen, yaitu mencari pekerjaan sampingan di luar daerah dan menjadi buruh musiman, maupun migrasi permanen dengan merantau.","PeriodicalId":162864,"journal":{"name":"Jurnal Agro Ekonomi","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Agro Ekonomi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21082/JAE.V38N2.2020.127-141","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

Abstract

EnglishFarmer households are considered vulnerable to climate change because they depend on uncertain natural conditions. Regional economy and majority of people in the Gunungkidul Regency rely on their livelihoods from food crops. This study aims to identify adaptation strategies of farmer households and to analyze their vulnerability due to climate change in three villages in Gunungkidul Regency. This study uses an explanatory sequential mixed method design (quantitative-qualitative). Livelihood vulnerability analysis uses quantitative analysis with the Livelihood Vulnerability Index (LVI), while adaptation analysis is carried out qualitatively using the Sustainable Livelihoods Approach (SLA). The results showed that Pucanganom Village (south zone) was the most vulnerable to climate change with a value of LVI 0.352, while Bendung Village (north zone) 0.333 and Gedangrejo Village (middle zone) 0.346. The adaptation strategies of farmer households in each village consist of: (1) agricultural intensification and extensification, i.e. by applying climate adaptation technology, five agricultural farms systems, and integrated farming systems; (2) diversification strategy by carrying out food stocks, processing agricultural products, trade and service sectors, liquidating assets, loans or debt, and remittances; and (3) migration strategy by doing non-permanent migration, i.e. looking for side jobs outside the region, becoming seasonal laborers, and also permanent migration.IndonesianRumah tangga petani dianggap rentan terhadap perubahan iklim, karena sangat bergantung pada kondisi alam yang tidak menentu. Perekonomian wilayah dan sebagian besar masyarakat di Kabupaten Gunungkidul menggantungkan sumber penghidupannya pada  sektor pertanian tanaman pangan. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis kerentanan dan mengidentifikasi strategi adaptasi rumah tangga petani akibat perubahan iklim di tiga desa di Kabupaten Gunungkidul. Rancangan metode yang digunakan adalah campuran sekuensial eksplanatori (kuantitatif-kualitatif). Analisis kerentanan penghidupan menggunakan analisis kuantitatif dengan penghitungan Livelihood Vulnerability Index (LVI), sedangkan untuk menganalisis adaptasi dilakukan secara kualitatif menggunakan pendekatan Sustainable Livelihood Approach (SLA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Pucanganom (zona selatan) paling rentan terhadap perubahan iklim dengan nilai LVI 0,352 sedangkan nilai  untuk Desa Bendung (zona utara) 0,333 dan Desa Gedangrejo (zona tengah) 0,346. Strategi adaptasi rumah tangga petani pada masing-masing desa adalah (1) intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, yaitu dengan penerapan teknologi adaptasi iklim, panca usaha tani dan sistem pertanian terpadu, (2) diversifikasi dengan melakukan stok pangan, pengolahan hasil pertanian, sektor perdagangan dan jasa, pencairan aset, pinjaman atau utang dan kiriman uang, dan (3) migrasi dengan melakukan migrasi nonpermanen, yaitu mencari pekerjaan sampingan di luar daerah dan menjadi buruh musiman, maupun migrasi permanen dengan merantau.
英国农户被认为容易受到气候变化的影响,因为他们依赖于不确定的自然条件。Gunungkidul县的区域经济和大多数人都依赖粮食作物为生。本研究旨在确定Gunungkidul县三个村庄农户的适应策略,并分析其在气候变化下的脆弱性。本研究采用解释性序贯混合方法设计(定量-定性)。生计脆弱性分析采用生计脆弱性指数(LVI)进行定量分析,适应性分析采用可持续生计方法(SLA)进行定性分析。结果表明:南区普干加诺姆村最易受气候变化影响,其LVI值为0.352,北区本东村为0.333,中区格当热若村为0.346。各村农户的适应策略包括:(1)农业集约化和粗放化,即采用气候适应技术、五大农场体系和综合耕作体系;(2)多元化战略,开展粮食储备、农产品加工、贸易和服务部门、清算资产、贷款或债务以及汇款;(3)非永久迁移的迁移策略,即在区域外寻找副业,成为季节工,以及永久迁移。印度尼西亚人:rumah tangga petani dianggap rentan terhadap perubahan iklim, karena sangat bergantung pakada kondisi alam yang tidak menentu。这是我的第一份工作,我的第一份工作是我的第一份工作,我的第二份工作是我的第二份工作。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。冉干干方法,阳迪古纳坎,adalah campuran, sekuensial ekplanatori(定量-定性)。彭根敦干生计脆弱性指数(LVI),彭根敦干生计脆弱性指数。Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Pucanganom (zona selatan) paling rentan terhadap perubahan iklim dengan nilai LVI 0,352 sedangkan nilai untuk Desa Bendung (zona utara) 0,333 dan Desa Gedangrejo (zona tengah) 0,346。(2)多样化(diversity)、多样化(diversity)、多样化(diversity)、多样性(diversity)、多样性(diversity)、多样性(diversity)、多样性(diversity)、多样性(diversity)、多样性(diversity)、多样性(diversity)、多样性(diversity)、多样性(diversity)、多样性(diversity)、多样性(diversity)、多样性(diversity)、多样性(diversity)、多样性(diversity)、多样性(diversity)、多样性(diversity)、多样性(diversity)yitu menari pekerjaan sampingan and di luar daerah Dan menjadi buruh musiman, maupun migrasi permanent dengan merantau。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信