{"title":"PENGARUH PENGGUNAAN KOLAM OLAK SEBAGAI PEREDAM ENERGI LONCAT AIR TERHADAP KEDALAMAN MUKA AIR HILIR","authors":"Restu Wigati","doi":"10.36055/JFT.V3I1.1710","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Loncat air merupakan fenomena aliran yang terjadi di hilir bendung akibat perubahan aliran superkritis menuju aliran sub kritis. Perubahan kondisi aliran tersebut menyebabkan gerusan karena kecepatan aliran yang terjadi masih tinggi. Untuk meredam perubahan kecepatan, dibuat suatu konstruksi bangunan peredam energi. Konstruksi peredam energi yang digunakan salah satunya telah dikembangkan oleh USBR ( United State Beureau of Reclamation ). Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen di Laboratorium Hidraulika Fakultas Teknik UNTIRTA dengan menggunakan mercu bulat tipe shocklitsch , pemodelan kolam olak USBR tipe I dan II, rip - rap serta saluran terbuka ( standard tilting flume ) dengan tiga variasi kemiringan dasar saluran (I) yaitu I 1 = 0, I 2 = 0.00263 dan I 3 = 0.01579 dan beberapa variasi debit aliran. Hasil pengujian menggunakan kolam olak menujukan semakin curam dasar saluran nilai Froude (Fr) akan semakin besar diikuti dengan perubahan kecepatan, penggunaan kolam olak akan lebih efektif pada kondisi saluran dengan kemiringan dasar saluran I 3 = 0.0157 di mana kedalaman muka air di hilir lebih rendah. Adanya variasi debit menunjukan panjang loncat air yang terjadi lebih pendek di bandingkan dengan tidak menggunakan kolam olak. Semakin bertambah besar kemiringan dasar saluran diikuti dengan nilai debit teoritis, penggunaan kolam olak menjadi lebih efisien karena mampu memperkecil bilangan Froude dengan nilai efisiensi E 2 /E 1 sebesar 13.57% untuk kemiringan I 1 = 0 dan 9.43% untuk kemiringan I 3 = 0.01579 pada kolam olak tipe II, sedangan untuk kemiringan dasar saluran I 2 = 0.00263 nilai E 2 /E 1 sebesar 14.64% pada kolam olak tipe I","PeriodicalId":231649,"journal":{"name":"Fondasi : Jurnal Teknik Sipil","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2017-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Fondasi : Jurnal Teknik Sipil","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36055/JFT.V3I1.1710","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Loncat air merupakan fenomena aliran yang terjadi di hilir bendung akibat perubahan aliran superkritis menuju aliran sub kritis. Perubahan kondisi aliran tersebut menyebabkan gerusan karena kecepatan aliran yang terjadi masih tinggi. Untuk meredam perubahan kecepatan, dibuat suatu konstruksi bangunan peredam energi. Konstruksi peredam energi yang digunakan salah satunya telah dikembangkan oleh USBR ( United State Beureau of Reclamation ). Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen di Laboratorium Hidraulika Fakultas Teknik UNTIRTA dengan menggunakan mercu bulat tipe shocklitsch , pemodelan kolam olak USBR tipe I dan II, rip - rap serta saluran terbuka ( standard tilting flume ) dengan tiga variasi kemiringan dasar saluran (I) yaitu I 1 = 0, I 2 = 0.00263 dan I 3 = 0.01579 dan beberapa variasi debit aliran. Hasil pengujian menggunakan kolam olak menujukan semakin curam dasar saluran nilai Froude (Fr) akan semakin besar diikuti dengan perubahan kecepatan, penggunaan kolam olak akan lebih efektif pada kondisi saluran dengan kemiringan dasar saluran I 3 = 0.0157 di mana kedalaman muka air di hilir lebih rendah. Adanya variasi debit menunjukan panjang loncat air yang terjadi lebih pendek di bandingkan dengan tidak menggunakan kolam olak. Semakin bertambah besar kemiringan dasar saluran diikuti dengan nilai debit teoritis, penggunaan kolam olak menjadi lebih efisien karena mampu memperkecil bilangan Froude dengan nilai efisiensi E 2 /E 1 sebesar 13.57% untuk kemiringan I 1 = 0 dan 9.43% untuk kemiringan I 3 = 0.01579 pada kolam olak tipe II, sedangan untuk kemiringan dasar saluran I 2 = 0.00263 nilai E 2 /E 1 sebesar 14.64% pada kolam olak tipe I