PENDEKATAN SUPPLY-DEMAND UNTUK IDENTIFIKASI INDEKS KEKRITISAN AIR DI PULAU JAWA, INDONESIA

Putu Santikayasa, Dimas Okhy Wiranta
{"title":"PENDEKATAN SUPPLY-DEMAND UNTUK IDENTIFIKASI INDEKS KEKRITISAN AIR DI PULAU JAWA, INDONESIA","authors":"Putu Santikayasa, Dimas Okhy Wiranta","doi":"10.32679/jsda.v18i1.735","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Ketersediaan dan kebutuhan air merupakan isu yang paling banyak dibahas di dunia termasuk di Indonesia. Pulau Jawa merupakan salah satu pulau dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, sekaligus sebagai pusat kegiatan industri dan pertanian juga menghadapi masalah tidak hanya pada ketersediaan air tetapi juga dalam kebutuhan air. Kondisi ini menggambarkan potensi Pulau Jawa mengalami kelangkaan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi status air di Pulau Jawa menggunakan pendekatan neraca air dan water scarcity index (WSI). Analisis dilakukan  untuk mengevaluasi perubahan neraca air tahunan Pulau Jawa dalam setiap periode rata-rata 10 tahunan (1981-1990, 1991-2000, dan 2001-2010). Penelitian ini menggunakan data curah hujan dari CHIRPS dan suhu udara dari CRU untuk menghitung ketersediaan air. Kebutuhan air dihitung untuk sektor domestik, industri, pertanian, dan lingkungan dari standar penggunaan air Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan ketersediaan air rata-rata Pulau Jawa jumlahnya berbeda-beda setiap periodenya. Ketersediaan air tertinggi terjadi pada periode 1981-1990 (160 miliar m3/tahun), sedangkan terendah pada periode 1991-2000 (149 miliar m3/tahun). Dilihat secara perkapita, ketersediaan air Pulau Jawa mengalami penurunan (1981-2010). Selain kondisi defisit air yang mengalami perubahan setiap periodenya, kondisi tingkat kekritisan air wilayah juga ikut berubah setiap periodenya. Kabupaten/kota yang mengalami defisit air menggambarkan tingkat kekritisannya berada dalam kelas sangat kritis. Sebagian besar (> 50%) wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur berada dalam kondisi sangat kritis. Berdasarkan hasil penelitian, evaluasi neraca air dan indeks kekritisan air dapat digunakan untuk menggambarkan status air di suatu wilayah yang mampu menjadi referensi pengambil kebijakan dalam menentukan prioritas program dalam pengelolaan sumberdaya air.Kata Kunci: Status air, neraca air, pengelolaan sumber daya air, tingkat kritis air, analisis spasial","PeriodicalId":409496,"journal":{"name":"JURNAL SUMBER DAYA AIR","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL SUMBER DAYA AIR","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32679/jsda.v18i1.735","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Ketersediaan dan kebutuhan air merupakan isu yang paling banyak dibahas di dunia termasuk di Indonesia. Pulau Jawa merupakan salah satu pulau dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, sekaligus sebagai pusat kegiatan industri dan pertanian juga menghadapi masalah tidak hanya pada ketersediaan air tetapi juga dalam kebutuhan air. Kondisi ini menggambarkan potensi Pulau Jawa mengalami kelangkaan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi status air di Pulau Jawa menggunakan pendekatan neraca air dan water scarcity index (WSI). Analisis dilakukan  untuk mengevaluasi perubahan neraca air tahunan Pulau Jawa dalam setiap periode rata-rata 10 tahunan (1981-1990, 1991-2000, dan 2001-2010). Penelitian ini menggunakan data curah hujan dari CHIRPS dan suhu udara dari CRU untuk menghitung ketersediaan air. Kebutuhan air dihitung untuk sektor domestik, industri, pertanian, dan lingkungan dari standar penggunaan air Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan ketersediaan air rata-rata Pulau Jawa jumlahnya berbeda-beda setiap periodenya. Ketersediaan air tertinggi terjadi pada periode 1981-1990 (160 miliar m3/tahun), sedangkan terendah pada periode 1991-2000 (149 miliar m3/tahun). Dilihat secara perkapita, ketersediaan air Pulau Jawa mengalami penurunan (1981-2010). Selain kondisi defisit air yang mengalami perubahan setiap periodenya, kondisi tingkat kekritisan air wilayah juga ikut berubah setiap periodenya. Kabupaten/kota yang mengalami defisit air menggambarkan tingkat kekritisannya berada dalam kelas sangat kritis. Sebagian besar (> 50%) wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Timur berada dalam kondisi sangat kritis. Berdasarkan hasil penelitian, evaluasi neraca air dan indeks kekritisan air dapat digunakan untuk menggambarkan status air di suatu wilayah yang mampu menjadi referensi pengambil kebijakan dalam menentukan prioritas program dalam pengelolaan sumberdaya air.Kata Kunci: Status air, neraca air, pengelolaan sumber daya air, tingkat kritis air, analisis spasial
包括印尼在内的世界上讨论最多的问题是水资源的可用性和需求。爪哇岛是印尼人口最多的岛屿之一,作为一个工业和农业活动中心,不仅面临水资源供应,而且面临水资源需求。这种情况说明了爪哇岛水资源短缺的潜力。这项研究的目的是利用水秤和水刑指数(WSI)来评估爪哇岛的水状况。分析旨在评估爪哇岛每年平均10年(1981-1990年,1991-2000年,2001-2010年)水收支的变化。这项研究利用智利的降雨数据和CRU的空气温度来计算水的可用性。水的需求是由印尼水使用标准的国内、工业、农业和环境所决定的。研究表明,爪哇岛的平均水能因每个周期而异。最高的水供应发生在1981-1990年(160亿m3/年),而1998 -2000年(149亿m3/年)期间最低。从人均来看,爪哇岛的水资源数量正在下降(1981-2010)。除了每一个周期都发生变化的水赤字状况外,每一个周期都发生了变化。水赤字地区描述了其临界率非常关键。大多数(> 50%)雅加达和东爪哇的DKI省地区情况危急。根据研究结果,对水的资产负债表和水的临界指数的评估可以用来描述一个地区的水状况,这些状况可以作为决定水资源管理项目优先事项的政策制定者的参考。关键词:水状态、资产负债表、水资源管理、临界水位、空间分析
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信