{"title":"PENENTUAN TITIK SUPLAI GAS YANG OPTIMAL DALAM TAMBAHAN PASOKAN GAS DI JARINGAN PIPA GAS TRANSMISI SSWJ","authors":"Muhammad Azmi","doi":"10.25105/jek.v1i1.7878","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Seperti yang tertera di surat Keputusan Menteri ESDM Nomor 5899 K/20/MEM/2016 tentang pengesahan perencanaan usaha penyediaan tenaga listrik, pembangkit listrik tenaga gas PT. B Muara Karang direncanakan untuk menambah produksi listrik sebesar 500 MW pada tahun 2020 untuk memenuhi target pemerintah yaitu 35.000 MW listrik Nasional. Saat ini kapasitas terpasang pembangkit Listrik Muara Karang sebesar ± 1.700 MW (Blok 1, 2 dan serta PLTU 4-5) dan rencana Blok 3 sebesar 500 MW yang diperkirakan beroperasi pada tahun 2020, sehingga total kapasitas terpasang di pembangkit listrik Muara Karang nantinya bakal mencapai 2.200 MW. Pasokan Gas untuk pembangkit listrik Muara Karang saat ini didapatkan dari penyaluran gas Nusantara Regas dengan rata-rata volume 100-150 BBTUD dan Pertamina Hulu Energi (PHE) dengan rata-rata volume 30-60 BBTUD Namun pasokan gas saat ini belum cukup untuk rencana 500 MW pada tahun 2020, oleh karena itu dibutuhkan pasokan gas tambahan. Dalam hal ini pembangkit listrik Muara Karang mengajukan penambahan pasokan gas kepada PT. A selaku pemilik fasilitas jaringan pipa transmisi gas SSWJ. Tambahan pasokan gas ini telah dianalisa dengan menggunakan perangkat lunak simulasi jaringan pipa. Hasilnya menunjukan bahwa jaringan pipa transmisi SSWJ dengan kondisi operasi saat ini masih mampu mengalirkan permintaan tambahan pasokan gas, namun penambahan pasokan gas ini mempengaruhi parameter operasi jaringan pipa SSWJ sehingga ditentukan titik pemasok yang optimal. Dengan hasil simulasi yang dilakukan didapat titik optimal pemasok gas berada di FSRU.","PeriodicalId":414487,"journal":{"name":"Jurnal Eksakta Kebumian","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-11-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Eksakta Kebumian","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25105/jek.v1i1.7878","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Seperti yang tertera di surat Keputusan Menteri ESDM Nomor 5899 K/20/MEM/2016 tentang pengesahan perencanaan usaha penyediaan tenaga listrik, pembangkit listrik tenaga gas PT. B Muara Karang direncanakan untuk menambah produksi listrik sebesar 500 MW pada tahun 2020 untuk memenuhi target pemerintah yaitu 35.000 MW listrik Nasional. Saat ini kapasitas terpasang pembangkit Listrik Muara Karang sebesar ± 1.700 MW (Blok 1, 2 dan serta PLTU 4-5) dan rencana Blok 3 sebesar 500 MW yang diperkirakan beroperasi pada tahun 2020, sehingga total kapasitas terpasang di pembangkit listrik Muara Karang nantinya bakal mencapai 2.200 MW. Pasokan Gas untuk pembangkit listrik Muara Karang saat ini didapatkan dari penyaluran gas Nusantara Regas dengan rata-rata volume 100-150 BBTUD dan Pertamina Hulu Energi (PHE) dengan rata-rata volume 30-60 BBTUD Namun pasokan gas saat ini belum cukup untuk rencana 500 MW pada tahun 2020, oleh karena itu dibutuhkan pasokan gas tambahan. Dalam hal ini pembangkit listrik Muara Karang mengajukan penambahan pasokan gas kepada PT. A selaku pemilik fasilitas jaringan pipa transmisi gas SSWJ. Tambahan pasokan gas ini telah dianalisa dengan menggunakan perangkat lunak simulasi jaringan pipa. Hasilnya menunjukan bahwa jaringan pipa transmisi SSWJ dengan kondisi operasi saat ini masih mampu mengalirkan permintaan tambahan pasokan gas, namun penambahan pasokan gas ini mempengaruhi parameter operasi jaringan pipa SSWJ sehingga ditentukan titik pemasok yang optimal. Dengan hasil simulasi yang dilakukan didapat titik optimal pemasok gas berada di FSRU.