{"title":"PEMANFAATAN LAHAN BEKAS GALIAN BATU BATA MENJADI EMPANG IKAN AIR TAWAR","authors":"Afif Hakim","doi":"10.36805/jurnalbuanapengabdian.v2i1.1178","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Desa Mekarmulya adalah salah satu desa dari 10 desa yang masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang. Dikepalai oleh seorang kepada desa dan dibantu oleh seorang sekretaris desa dan segenap perangkat desa. Desa Mekarmulya dikenal sebagai sentral industri rumahan (home industry) pembuatan batu bata merah pres. Hampir semua warga menjadi pembuat batu bata merah. Namun lambat laun usaha ini kian lesu dan kalah bersaing dengan adanya batu bata ringan. Lesunya penjualan batu bata merah ini juga dirasakan langsung oleh para buruh yang bekerja di salah satu pengrajin batu bata merah. Di sisi lian, terdapat potensi bekas galian material batu bata merah menjadi kolam untuk budi daya ikan air tawar sebagai tambahan penghasilan bagi para pengrajin bata merah yang mulai menurun. Untuk sementara waktu, sebagai permulaan ikan yang direkomendasikan adalah ikan nila karena mudah beradaptasi dengan lingkungan dan cepat berkembang biak. Selain budi daya ikan dan dijual secara mentah, juga disarankan untuk menjual hasil ikan tersebut berupa makanan olahannya seperti nugget, ikan asap, dan lain-lain. \nKata kunci: Mekarmulya, Batu Bata Merah, Budidaya, Ikan Air Tawar \nMekarmulya Village is one of the 10 villages included in the administrative area of Telukjambe Barat District, Karawang Regency. Headed by a village officer and assisted by a village secretary and all village officials. Mekarmulya Village is known as the center of the cottage industry for making pressed red bricks. Almost all residents become red brick makers. However, gradually this business became sluggish and could not compete with the light bricks. The sluggish sales of red bricks were also felt directly by the workers who worked in one of the red brick craftsmen. On the other side, there is the potential for the ex-excavated red brick material to become a pond for freshwater fish resources as an additional stage for the red brick craftsmen, which is starting to decline. For a while, the fish that refused to start was tilapia because it was easy to adapt to the environment and quickly reproduced. Apart from cultivating fish and selling it raw, it is also advisable to sell fish products in the form of processed food such as nuggets, smoked fish, and others. \n Keywords: Mekarmulya, Red Bricks, Cultivation, freshwater fish","PeriodicalId":153650,"journal":{"name":"JURNAL BUANA PENGABDIAN","volume":"71 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-02-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL BUANA PENGABDIAN","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36805/jurnalbuanapengabdian.v2i1.1178","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Desa Mekarmulya adalah salah satu desa dari 10 desa yang masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang. Dikepalai oleh seorang kepada desa dan dibantu oleh seorang sekretaris desa dan segenap perangkat desa. Desa Mekarmulya dikenal sebagai sentral industri rumahan (home industry) pembuatan batu bata merah pres. Hampir semua warga menjadi pembuat batu bata merah. Namun lambat laun usaha ini kian lesu dan kalah bersaing dengan adanya batu bata ringan. Lesunya penjualan batu bata merah ini juga dirasakan langsung oleh para buruh yang bekerja di salah satu pengrajin batu bata merah. Di sisi lian, terdapat potensi bekas galian material batu bata merah menjadi kolam untuk budi daya ikan air tawar sebagai tambahan penghasilan bagi para pengrajin bata merah yang mulai menurun. Untuk sementara waktu, sebagai permulaan ikan yang direkomendasikan adalah ikan nila karena mudah beradaptasi dengan lingkungan dan cepat berkembang biak. Selain budi daya ikan dan dijual secara mentah, juga disarankan untuk menjual hasil ikan tersebut berupa makanan olahannya seperti nugget, ikan asap, dan lain-lain.
Kata kunci: Mekarmulya, Batu Bata Merah, Budidaya, Ikan Air Tawar
Mekarmulya Village is one of the 10 villages included in the administrative area of Telukjambe Barat District, Karawang Regency. Headed by a village officer and assisted by a village secretary and all village officials. Mekarmulya Village is known as the center of the cottage industry for making pressed red bricks. Almost all residents become red brick makers. However, gradually this business became sluggish and could not compete with the light bricks. The sluggish sales of red bricks were also felt directly by the workers who worked in one of the red brick craftsmen. On the other side, there is the potential for the ex-excavated red brick material to become a pond for freshwater fish resources as an additional stage for the red brick craftsmen, which is starting to decline. For a while, the fish that refused to start was tilapia because it was easy to adapt to the environment and quickly reproduced. Apart from cultivating fish and selling it raw, it is also advisable to sell fish products in the form of processed food such as nuggets, smoked fish, and others.
Keywords: Mekarmulya, Red Bricks, Cultivation, freshwater fish