Perubahan Tradisi Melengkan Pada Suku Gayo di Desa Kuning II Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara

Dini Rikiana Putri, Supsiloani Supsiloani
{"title":"Perubahan Tradisi Melengkan Pada Suku Gayo di Desa Kuning II Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara","authors":"Dini Rikiana Putri, Supsiloani Supsiloani","doi":"10.24114/jas.v19i2.31690","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi melengkan pada suku Gayo, perbedaan tradisi melengkan dahulu dan sekarang, dan yang melatar belakangi perubahan tradisi melengkan yang sekarang sudah jarang dilakukan oleh suku Gayo. Metode Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deksriptif . Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka.  Teknik analisis data dilakukan dengan langkah antara lain, reduksi data, mendisplai data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa tradisi melengkan ini merupakan pidato adat dengan berbentuk puisi atau pantun yang disampaikan oleh dua orang pelaku pe-melengkan dengan berbalas-balasan, yang dilakukan oleh sarak opat, yaitu terdiri dari (reje, imem, petue, rakyat), yang merupakan empat unsur pemerintahan di gayo, tradisi melengkan ini dilakukan untuk mengingat dan mengenang asal-usul suku Gayo dengan pemaknaan yang baik dan dengan kata-kata halus dan lembut. Tradisi melengkan yang masih dilakukan oleh suku gayo pada saat upacara perkawinan, khitanan maupun upacara lainnya, namun saat ini tradisi melengkan sudah jarang dilakukan oleh suku Gayo itu sendiri. Dikarenakan banyak suku Gayo yang tidak pandai melakukan tradisi melengkan dan sudah tidak mengerti nilai dan makna dari tradisi melengkan tersebut, sehingga tradisi melengkan pun sudah jarang dilakukan oleh suku Gayo.","PeriodicalId":336367,"journal":{"name":"Jurnal Antropologi Sumatera","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-01-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Antropologi Sumatera","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24114/jas.v19i2.31690","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi melengkan pada suku Gayo, perbedaan tradisi melengkan dahulu dan sekarang, dan yang melatar belakangi perubahan tradisi melengkan yang sekarang sudah jarang dilakukan oleh suku Gayo. Metode Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deksriptif . Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka.  Teknik analisis data dilakukan dengan langkah antara lain, reduksi data, mendisplai data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa tradisi melengkan ini merupakan pidato adat dengan berbentuk puisi atau pantun yang disampaikan oleh dua orang pelaku pe-melengkan dengan berbalas-balasan, yang dilakukan oleh sarak opat, yaitu terdiri dari (reje, imem, petue, rakyat), yang merupakan empat unsur pemerintahan di gayo, tradisi melengkan ini dilakukan untuk mengingat dan mengenang asal-usul suku Gayo dengan pemaknaan yang baik dan dengan kata-kata halus dan lembut. Tradisi melengkan yang masih dilakukan oleh suku gayo pada saat upacara perkawinan, khitanan maupun upacara lainnya, namun saat ini tradisi melengkan sudah jarang dilakukan oleh suku Gayo itu sendiri. Dikarenakan banyak suku Gayo yang tidak pandai melakukan tradisi melengkan dan sudah tidak mengerti nilai dan makna dari tradisi melengkan tersebut, sehingga tradisi melengkan pun sudah jarang dilakukan oleh suku Gayo.
这项研究的目的是确定Gayo部落中传统的补充过程、过去和现在的传统差异以及Gayo部落很少改变传统的补充方式。本研究方法采用定性研究的方法。数据收集技术是通过观察、采访、文档和库研究进行的。数据分析技术是根据以下步骤进行的:数据还原、贴边分析和推论提取。这个研究结果表明melengkan是演讲和诗歌的风俗传统或目标由两个人的诗pe-melengkan的berbalas-balasan,由sarak opat,组成(reje imem petue统治的人民),是四种元素在gayo melengkan传统,这是为了纪念和回忆gayo部落起源的pemaknaan好人和言辞的光滑和柔软。加约人在婚礼、割礼和其他仪式上保留的舞蹈传统,但加约人自己很少遵守。因为许多不太擅长弯曲传统的Gayo部落已经不了解舞蹈传统的价值和意义,所以这些传统在Gayo部落中并不常见。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信