{"title":"Problem Bentuk dan Makna pada Kumpulan Puisi Dwibahasa Gurit Bandha Donya-Puisi Kekayaan Dunia","authors":"Shoim Anwar","doi":"10.36456/bastra.vol8.no2.a5135","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan peneltian ini adalah menginterpretasi, menganalisis, dan mendeskripsikan problem bentuk dan makna kumpulan puisi dwibahasa Gurit Bandha Donya-Puisi Kekayaan Dunia dalam kerangka pendekatan kualitatif. Kumpulan puisi ini memiliki makna beragam sesuai dengan kecenderungan tematik para penyairnya. Puisi yang berbahasa Jawa ditulis lebih awal, kemudian diterjemahkan oleh penyair ke bahasa Indonesia. Puisi berbahasa Jawa terasa lebih padat dibanding hasil terjemahannya. Ada kecenderungan dalam menerjemahkan penyair menambahkan kata-kata atau konsep tertentu sehingga bentuknya menjadi lebih panjang. Dalam kasus tertentu ada pula yang terjadi pengurangan konsep sehingga makna puisi menjadi berbeda. \n Umumnya dalam penerjemahkan puisi penyair masih terikat pada penerjemahan kata perkata. Idiom-idiom dalam puisi belum dialihkan ke idiom bahasa lain yang maknanaya mirip. Kesenjangan idiom inilah yang menjadi permasalahan dalam penerjemahan puisi dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia.","PeriodicalId":310090,"journal":{"name":"Buana Bastra","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-02-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Buana Bastra","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36456/bastra.vol8.no2.a5135","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tujuan peneltian ini adalah menginterpretasi, menganalisis, dan mendeskripsikan problem bentuk dan makna kumpulan puisi dwibahasa Gurit Bandha Donya-Puisi Kekayaan Dunia dalam kerangka pendekatan kualitatif. Kumpulan puisi ini memiliki makna beragam sesuai dengan kecenderungan tematik para penyairnya. Puisi yang berbahasa Jawa ditulis lebih awal, kemudian diterjemahkan oleh penyair ke bahasa Indonesia. Puisi berbahasa Jawa terasa lebih padat dibanding hasil terjemahannya. Ada kecenderungan dalam menerjemahkan penyair menambahkan kata-kata atau konsep tertentu sehingga bentuknya menjadi lebih panjang. Dalam kasus tertentu ada pula yang terjadi pengurangan konsep sehingga makna puisi menjadi berbeda.
Umumnya dalam penerjemahkan puisi penyair masih terikat pada penerjemahan kata perkata. Idiom-idiom dalam puisi belum dialihkan ke idiom bahasa lain yang maknanaya mirip. Kesenjangan idiom inilah yang menjadi permasalahan dalam penerjemahan puisi dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia.