GENERASI MUDA, KAPITAL DIGITAL DAN KESENJANGAN SOSIAL DI ERA KONTEMPORER

Oki Rahadianto Sutopo, Nyarwi Ahmad, Rani Dwi Putri
{"title":"GENERASI MUDA, KAPITAL DIGITAL DAN KESENJANGAN SOSIAL DI ERA KONTEMPORER","authors":"Oki Rahadianto Sutopo, Nyarwi Ahmad, Rani Dwi Putri","doi":"10.23887/jish.v11i3.46023","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penganut rezim neo-developmentalis pada umumnya berpandangan bahwa seiring dengan perkembangan revolusi industri 4.0, teknologi digital dan kepemilikan kapital digital dapat membawa kemakmuran dan menawarkan masa depan yang lebih baik, khususnya bagi generasi muda. Sebaliknya, kami berpendapat bahwa pandangan rezim neo-developmentalis tersebut adalah tidak realistis dan merupakan sebuah optimisme yang berlebihan. Melalui artikel ini, kami menyuguhkan pembacaan dan analisa kritis terhadap cara pandang yang selama ini dianut oleh rezim neo-developmentalis tersebut dengan berbasis pada data survei nasional yang berasal dari responden yang terpilih metode multistage random sampling di 34 provinsi di Indonesia yang dikumpulkan pada bulan April 2021 dan data wawancara mendalam yang bersumber dari delapan informan sebagai representasi generasi muda. Dengan menggunakan sintesa perspektif generasi sosial ala Woodman and Wyn dan Bourdieusian serta kapital digital dari Ragnedda and Ruiu, temuan kami menunjukkan bahwa mayoritas generasi muda masih dihadapkan pada adanya ketidakmerataan distribusi kapital digital, sosial, budaya maupun ekonomi terutama pada masa transisi menuju dunia kerja. Di sisi lain, generasi muda dipaksa mengikuti generational doxa berbasis teknologi digital jika ingin survive dalam ranah kerja tersebut. Ketidakmampuan dalam beradaptasi diantara kaum muda cenderung dinilai oleh generasi muda akan memunculkan kesenjangan sosial baru. Artikel ini menyimpulkan bahwa optimisme yang berlebihan terhadap teknologi digital merupakan klaim yang terlalu berlebihan dan terlalu bersimpati pada perspektif generationalism. Pandangan optimisme semacam ini cenderung mereduksi kompleksitas pengalaman generasi muda di Indonesia.","PeriodicalId":410316,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23887/jish.v11i3.46023","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Penganut rezim neo-developmentalis pada umumnya berpandangan bahwa seiring dengan perkembangan revolusi industri 4.0, teknologi digital dan kepemilikan kapital digital dapat membawa kemakmuran dan menawarkan masa depan yang lebih baik, khususnya bagi generasi muda. Sebaliknya, kami berpendapat bahwa pandangan rezim neo-developmentalis tersebut adalah tidak realistis dan merupakan sebuah optimisme yang berlebihan. Melalui artikel ini, kami menyuguhkan pembacaan dan analisa kritis terhadap cara pandang yang selama ini dianut oleh rezim neo-developmentalis tersebut dengan berbasis pada data survei nasional yang berasal dari responden yang terpilih metode multistage random sampling di 34 provinsi di Indonesia yang dikumpulkan pada bulan April 2021 dan data wawancara mendalam yang bersumber dari delapan informan sebagai representasi generasi muda. Dengan menggunakan sintesa perspektif generasi sosial ala Woodman and Wyn dan Bourdieusian serta kapital digital dari Ragnedda and Ruiu, temuan kami menunjukkan bahwa mayoritas generasi muda masih dihadapkan pada adanya ketidakmerataan distribusi kapital digital, sosial, budaya maupun ekonomi terutama pada masa transisi menuju dunia kerja. Di sisi lain, generasi muda dipaksa mengikuti generational doxa berbasis teknologi digital jika ingin survive dalam ranah kerja tersebut. Ketidakmampuan dalam beradaptasi diantara kaum muda cenderung dinilai oleh generasi muda akan memunculkan kesenjangan sosial baru. Artikel ini menyimpulkan bahwa optimisme yang berlebihan terhadap teknologi digital merupakan klaim yang terlalu berlebihan dan terlalu bersimpati pada perspektif generationalism. Pandangan optimisme semacam ini cenderung mereduksi kompleksitas pengalaman generasi muda di Indonesia.
年轻一代,数字资本和当代社会不平等
新开发主义政权的许多人普遍认为,随着工业革命的发展,数字技术和资本资本的所有权可以带来繁荣,为年轻人提供更美好的未来。相反,我们认为新开发主义政权的观点是不切实际的,是一种过度乐观的观点。通过这篇文章,我们阅读和分析提供了批评的观点是由neo-developmentalis政权持有期间的国家基于调查数据来自受访者当选multistage随机抽样方法在34个省份的印尼2021年4月和深入访谈数据收集的来自八个线人为代表的年轻一代。通过伍德曼和温达及鲁乌斯的社会、伯迪欧安和数字化资本主义的综合观点,我们的发现表明,大多数年轻一代仍然面临着数字、社会、文化和经济资本分配的不平衡,尤其是在向职场过渡的过程中。另一方面,年轻一代如果想在工作领域生存,就被迫接受基于数字技术的一代doxa。年轻人之间的适应性不足往往会由年轻一代来判断,从而造成新的社会不平等。这篇文章的结论是,对数字技术过度乐观是一种过度的主张,对泛化的观点过于敏感。这种乐观的观点倾向于简化年轻一代经验的复杂性。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信