Edukasi Tanda Bahaya pada Kehamilan, Pencegahan Anemia dan Persiapan Menyusui pada ibu hamil di Desa Marga Agung Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan
{"title":"Edukasi Tanda Bahaya pada Kehamilan, Pencegahan Anemia dan Persiapan Menyusui pada ibu hamil di Desa Marga Agung Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan","authors":"Yeyen Putriana, R. Risneni, Lely Sulistianingrum","doi":"10.33024/jpm.v5i1.10267","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kematian ibu di Indonesia sebagian besar terjadi pada saat kehamilan, persalinan dan nifas sebesar 90% pada tahun 2009. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan sebesar 28%, eklamsia sebesar 24%, infeksi sebesar 11%. Penyebab tidak langsung adalah kurang energi kronik selama kehamilan sebesar 37% dan anemia kehamilan sebesar 40% (Depkes RI, 2014). Angka Kematian Ibu (AKI masih di kisaran 305 per 100.000 Kelahiran Hidup, belum mencapai target yang ditentukan yaitu 183 per 100.000 KH di tahun 2024.Defisiensi zat besi merupakan masalah nutrisi utama di negara-negara berkembang dan penyebab utama anemia di dunia. Hemoglobin merupakan indikator yang paling sering digunakan untuk skrining anemia defisiensi zat besi. Wanita usia subur adalah golongan yang paling rentan terkena anemia. Pemberian tablet tambah darah merupakan salah satu upaya pemerintah dalam pencegahan anemia defisiensi besi. Upaya tersebut masih belum maksimal karena berbagai hambatan diantaranya kurangnya kesadaran masyarakat untuk pencegahan dan pengendalian anemia terutama untuk melakukan cek kadar hemoglobin, status ekonomi juga memengaruhi pemenuhan kebutuhan makanan tinggi zat besi.Pemberian ASI eksklusif sangat penting diberikan pada bayi bagi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sejak dini. Sesuai dengan tujuan SDGs tahun 2030 yaitu dengan pemberian ASI eksklusif dapat meningkatkan kesehatan ibu anak, menyumbang 302 Milyar USD tiap tahunnya pada pemasukan ekonomi dunia, dan dapat menekan pengeluaran untuk membeli susu formula sehingga lebih hemat dan ramah lingkungan. Selain itu juga, pemberian ASI dapat menurunkan risiko kematian bayi sekitar 13%. Mengingat Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia pada tahun 2012 masih tinggi sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup, angka tersebut berkontribusi 59% terhadap kematian bayi. Di negara berkembang pemberian ASI telah berhasil menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi per tahun dari kematian dan kesakitan, atas dasar tersebut World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk hanya memberikan ASI sampai bayi berusia 6 bulan.Puskesmas Karang Anyar merupakan salah satu puskesmas yang menjadi mitra Pusat unggulan (Center of Excellence) Jurusan Kebidanan di bidang manajemen laktasi. Wilayah kerja Puskesmas Karang Anyar meliputi 12 Desa. Tingginya angka kehamilan dan angka menyusui di desa tersebut memerlukan upaya pengelolaan kesehatan yang baik agar derajat kesehatan ibu dan anak dapat tercapai dengan maksimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan edukasi kepada ibu hamil.Kegiatan Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada ibu hamil, dan kader tentang tanda bahaya kehamilan, pencegahan anemia dan persiapan menyusui serta pentingnya ASI eksklusif. Kegiatan berjalan dengan baik dan telah dilaksanakan Pada Tanggal 20 Maret 2023 di Posyandu Melati Desa Marga Agung. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 35 orang. Peserta mendapatkan Edukasi pentingnya mengenal tanda bahaya kehamilan, anemia dan persiapan pemberian ASI bagi ibu hamil. Diharapkan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi ibu hamil dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang tanda bahaya pada periode kehamilan sangat penting. Hal ini dikarenakan ibu dapat lebih cepat mengetahui apabila ada masalah kesehatan dalam dirinya dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kata kunci : Tanda Bahaya Kehamilan, Anemia, Persiapan Pemberian ASI","PeriodicalId":285119,"journal":{"name":"Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33024/jpm.v5i1.10267","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kematian ibu di Indonesia sebagian besar terjadi pada saat kehamilan, persalinan dan nifas sebesar 90% pada tahun 2009. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan sebesar 28%, eklamsia sebesar 24%, infeksi sebesar 11%. Penyebab tidak langsung adalah kurang energi kronik selama kehamilan sebesar 37% dan anemia kehamilan sebesar 40% (Depkes RI, 2014). Angka Kematian Ibu (AKI masih di kisaran 305 per 100.000 Kelahiran Hidup, belum mencapai target yang ditentukan yaitu 183 per 100.000 KH di tahun 2024.Defisiensi zat besi merupakan masalah nutrisi utama di negara-negara berkembang dan penyebab utama anemia di dunia. Hemoglobin merupakan indikator yang paling sering digunakan untuk skrining anemia defisiensi zat besi. Wanita usia subur adalah golongan yang paling rentan terkena anemia. Pemberian tablet tambah darah merupakan salah satu upaya pemerintah dalam pencegahan anemia defisiensi besi. Upaya tersebut masih belum maksimal karena berbagai hambatan diantaranya kurangnya kesadaran masyarakat untuk pencegahan dan pengendalian anemia terutama untuk melakukan cek kadar hemoglobin, status ekonomi juga memengaruhi pemenuhan kebutuhan makanan tinggi zat besi.Pemberian ASI eksklusif sangat penting diberikan pada bayi bagi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sejak dini. Sesuai dengan tujuan SDGs tahun 2030 yaitu dengan pemberian ASI eksklusif dapat meningkatkan kesehatan ibu anak, menyumbang 302 Milyar USD tiap tahunnya pada pemasukan ekonomi dunia, dan dapat menekan pengeluaran untuk membeli susu formula sehingga lebih hemat dan ramah lingkungan. Selain itu juga, pemberian ASI dapat menurunkan risiko kematian bayi sekitar 13%. Mengingat Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia pada tahun 2012 masih tinggi sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup, angka tersebut berkontribusi 59% terhadap kematian bayi. Di negara berkembang pemberian ASI telah berhasil menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi per tahun dari kematian dan kesakitan, atas dasar tersebut World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk hanya memberikan ASI sampai bayi berusia 6 bulan.Puskesmas Karang Anyar merupakan salah satu puskesmas yang menjadi mitra Pusat unggulan (Center of Excellence) Jurusan Kebidanan di bidang manajemen laktasi. Wilayah kerja Puskesmas Karang Anyar meliputi 12 Desa. Tingginya angka kehamilan dan angka menyusui di desa tersebut memerlukan upaya pengelolaan kesehatan yang baik agar derajat kesehatan ibu dan anak dapat tercapai dengan maksimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan edukasi kepada ibu hamil.Kegiatan Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada ibu hamil, dan kader tentang tanda bahaya kehamilan, pencegahan anemia dan persiapan menyusui serta pentingnya ASI eksklusif. Kegiatan berjalan dengan baik dan telah dilaksanakan Pada Tanggal 20 Maret 2023 di Posyandu Melati Desa Marga Agung. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 35 orang. Peserta mendapatkan Edukasi pentingnya mengenal tanda bahaya kehamilan, anemia dan persiapan pemberian ASI bagi ibu hamil. Diharapkan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi ibu hamil dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang tanda bahaya pada periode kehamilan sangat penting. Hal ini dikarenakan ibu dapat lebih cepat mengetahui apabila ada masalah kesehatan dalam dirinya dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kata kunci : Tanda Bahaya Kehamilan, Anemia, Persiapan Pemberian ASI