Resiliensi pada Remaja Perkotaan yang Menjadi Korban Bullying

Natalie Puspita, Yohanes Yus Kristian, Jessica Noviana Onggono
{"title":"Resiliensi pada Remaja Perkotaan yang Menjadi Korban Bullying","authors":"Natalie Puspita, Yohanes Yus Kristian, Jessica Noviana Onggono","doi":"10.25170/PERKOTAAN.V10I1.307","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Bullying adalah perilaku negatif dalam bentuk kekerasan fisik, verbal, atau psikologis yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang atau kelompok orang yang bertujuan untuk menyakiti, melukai, dan merugikan orang lain. Dilihat dari aspek sosial budaya, bullying dipandang sebagai wujud rasa frustasi akibat tekanan hidup dan hasil imitasi dari lingkungan orang dewasa. Lingkungan perkotaan terutama memiliki ciri lebih keras dibandingkan dengan lingkungan pedesaan dimana anak dapat meniru tontonan-tontonan kekerasan yang disuguhkan melalui media teknologi visual yang berkembang pesat dan interaksi individu dengan lingkungannya. Penindasan tersebut menciptakan dampak yang dirasakan oleh remaja sebagai korban bullying yang merasa tidak berdaya, terintimidasi, dan terhina melalui perbuatan agresif. Berkaitan dengan fenomena tersebut, remaja di perkotaan perlu memiliki resiliensi agar mampu bangkit dari keterpurukannya dan menata masa depan yang lebih baik. Resilensi adalah kapasitas yang dimiliki oleh remaja untuk mengatasi situasi-situasi kekerasan atau kesengsaraan yang dialami dalam hidupnya. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dan termasuk kedalam penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan Connor-Davidson Resilience Scale yang terdiri dari 25 butir pernyataan yang telah disebarkan kepada 45 responden yang dipilih dengan metode purposive sampling. Analisa data menggunakan teknik statistik deskriptif. Hasil penelitian digunakan sebagai masukan bagi pemerintah, institusi pendidikan, orang tua, guru, dan remaja itu sendiri dimana resiliensi dapat mengurangi dampak psikologis yang ditimbulkan akibat bullying dan membantu korban bullying lebih berdaya dalam mengatasi situasi kekerasan.","PeriodicalId":252540,"journal":{"name":"Jurnal Perkotaan","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Perkotaan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25170/PERKOTAAN.V10I1.307","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

Abstract

Bullying adalah perilaku negatif dalam bentuk kekerasan fisik, verbal, atau psikologis yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang atau kelompok orang yang bertujuan untuk menyakiti, melukai, dan merugikan orang lain. Dilihat dari aspek sosial budaya, bullying dipandang sebagai wujud rasa frustasi akibat tekanan hidup dan hasil imitasi dari lingkungan orang dewasa. Lingkungan perkotaan terutama memiliki ciri lebih keras dibandingkan dengan lingkungan pedesaan dimana anak dapat meniru tontonan-tontonan kekerasan yang disuguhkan melalui media teknologi visual yang berkembang pesat dan interaksi individu dengan lingkungannya. Penindasan tersebut menciptakan dampak yang dirasakan oleh remaja sebagai korban bullying yang merasa tidak berdaya, terintimidasi, dan terhina melalui perbuatan agresif. Berkaitan dengan fenomena tersebut, remaja di perkotaan perlu memiliki resiliensi agar mampu bangkit dari keterpurukannya dan menata masa depan yang lebih baik. Resilensi adalah kapasitas yang dimiliki oleh remaja untuk mengatasi situasi-situasi kekerasan atau kesengsaraan yang dialami dalam hidupnya. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dan termasuk kedalam penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan Connor-Davidson Resilience Scale yang terdiri dari 25 butir pernyataan yang telah disebarkan kepada 45 responden yang dipilih dengan metode purposive sampling. Analisa data menggunakan teknik statistik deskriptif. Hasil penelitian digunakan sebagai masukan bagi pemerintah, institusi pendidikan, orang tua, guru, dan remaja itu sendiri dimana resiliensi dapat mengurangi dampak psikologis yang ditimbulkan akibat bullying dan membantu korban bullying lebih berdaya dalam mengatasi situasi kekerasan.
城市青少年受到欺凌的后果
欺凌是一种身体、语言或心理暴力的消极行为,其目的是伤害、伤害和伤害他人。从社会文化的角度来看,欺凌被视为一种挫折的表现,是生活压力和成人环境模仿的结果。城市环境尤其具有比农村更强烈的特点,在那里,儿童可以模仿通过快速发展的视觉技术媒体和个人与环境的互动所呈现的暴力场面。这造成了青少年被欺凌的影响,他们被欺凌者的欺凌者感到无助、欺凌者和被欺凌者的攻击者。鉴于这一现象,城市青年需要有所保留,才能从挫折中走出来,为更好的未来做好准备。忍耐是年轻人克服生活中经历的暴力或痛苦的能力。研究方法采用定量方法,包括描述性研究。这项研究采用了由25项声明组成的connors - davidson住宅条例,该声明已分发给45名采用采样方法挑选的受访者。使用描述性统计技术进行数据分析。研究结果被用作政府、教育机构、家长、教师和青少年本身的输入,其中后果可以减少欺凌所产生的心理影响,帮助欺凌受害者更有能力应对暴力局势。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信