Donatus Ara Kian, R. Rayawulan, Yuliana Mberu, B. B. Lily
{"title":"MAKNA RUANG DALAM BUDAYA MASYARAKAT SIKKA","authors":"Donatus Ara Kian, R. Rayawulan, Yuliana Mberu, B. B. Lily","doi":"10.24002/JARS.V12I2.2045","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: The essence of human existence depends on the environment and fellow humans. The activity of human life takes place in space and to show its existence human beings always create space, so that there is a process of human settlement in a certain place. The culture of settling in the people of East Nusa Tenggara creates certain patterned settlements. The phenomenon of living culture-based occurs in the Sikka community. Space philosophy emerged in the process of building houses and villages in the Sikka community. This paper presents the meaning of space in the culture of the settlements of the Sikka community. Research carried out with a qualitative paradigm, presented descriptively and associated with relevant literature. As a result, the culture settled and built the residence of the tribes within the village (Wisung-wagang), kampung, magical concepts (Lero and kala), and Amerta were closely related to the concepts and meaning of space according to the culture of the Sikka community.Keywords:space, culture, house, Sikka communityAbstrak: Hakekat keberadaan manusia bergantung pada lingkungan dan sesama manusia. Aktivitas kehidupan manusia berlangsung dalam ruang dan untuk menunjukkan eksistensinya manusia selalu menciptakan ruang, sehingga terjadi proses bermukim manusia pada tempat tertentu. Budaya bermukim pada masyarakat Nusa Tenggara Timur menciptakan permukiman berpola tertentu. Fenomena bermukim berbasis budaya terjadi di kalangan masyarakat Sikka. Filosofi ruang muncul pada proses pembangunan rumah maupun kampung di kalangan masyarakat Sikka. Tulisan ini memaparkan makna ruang dalam budaya bermukim masyarakat Sikka. Penelitian dilakukan dengan paradigma kualitatif, disajikan secara deskriptif dan dikaitkan dengan pustaka yang relevan. Hasilnya, budaya bermukim dan membangun tempat kediaman suku-suku dalam kampung (Wisung-wagang), kampung, konsep magis (Lero dan kala), dan Amerta berkaitan erat dengan konsep dan makna ruang menurut budaya masyarakat SikkaKata kunci; ruang, budaya, rumah, masyarakat Sikka","PeriodicalId":427047,"journal":{"name":"Jurnal Arsitektur KOMPOSISI","volume":"105 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-03-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Arsitektur KOMPOSISI","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24002/JARS.V12I2.2045","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Abstract: The essence of human existence depends on the environment and fellow humans. The activity of human life takes place in space and to show its existence human beings always create space, so that there is a process of human settlement in a certain place. The culture of settling in the people of East Nusa Tenggara creates certain patterned settlements. The phenomenon of living culture-based occurs in the Sikka community. Space philosophy emerged in the process of building houses and villages in the Sikka community. This paper presents the meaning of space in the culture of the settlements of the Sikka community. Research carried out with a qualitative paradigm, presented descriptively and associated with relevant literature. As a result, the culture settled and built the residence of the tribes within the village (Wisung-wagang), kampung, magical concepts (Lero and kala), and Amerta were closely related to the concepts and meaning of space according to the culture of the Sikka community.Keywords:space, culture, house, Sikka communityAbstrak: Hakekat keberadaan manusia bergantung pada lingkungan dan sesama manusia. Aktivitas kehidupan manusia berlangsung dalam ruang dan untuk menunjukkan eksistensinya manusia selalu menciptakan ruang, sehingga terjadi proses bermukim manusia pada tempat tertentu. Budaya bermukim pada masyarakat Nusa Tenggara Timur menciptakan permukiman berpola tertentu. Fenomena bermukim berbasis budaya terjadi di kalangan masyarakat Sikka. Filosofi ruang muncul pada proses pembangunan rumah maupun kampung di kalangan masyarakat Sikka. Tulisan ini memaparkan makna ruang dalam budaya bermukim masyarakat Sikka. Penelitian dilakukan dengan paradigma kualitatif, disajikan secara deskriptif dan dikaitkan dengan pustaka yang relevan. Hasilnya, budaya bermukim dan membangun tempat kediaman suku-suku dalam kampung (Wisung-wagang), kampung, konsep magis (Lero dan kala), dan Amerta berkaitan erat dengan konsep dan makna ruang menurut budaya masyarakat SikkaKata kunci; ruang, budaya, rumah, masyarakat Sikka
摘要:人类生存的本质取决于环境和人类同胞。人类的生活活动是在空间中进行的,为了显示其存在,人类总是在创造空间,从而在一定的地方有一个人类定居的过程。东努沙登加拉人民的定居文化创造了某些模式的定居点。生活文化本位的现象在西卡族社区中出现。空间哲学在西卡社区的房屋和村庄建设过程中产生。本文探讨了空间在西卡族聚落文化中的意义。以定性范式进行的研究,描述性地呈现并与相关文献相关联。因此,根据西卡社区的文化,在村庄(Wisung-wagang)、kampung、魔法概念(Lero和kala)、Amerta等部落的住所内定居和建造,与空间的概念和意义密切相关。关键词:空间、文化、住宅、西卡社区Aktivitas kehidupan manusia berlangsung dalam ruang但untuk menunjukkan eksistensinya manusia selalu menunjukkan ruang, sehinga terjadi提出了bermukim manusia padat tertenti。Budaya bermukim pada masyarakat Nusa tengara Timur menciptakan permukiman berpola tertentu。现象:百慕大berbasis budaya terjadi di kalangan masyarakat Sikka。Filosofi ruang muncul pada提议pembangunan rumah maupun kampung di kalangan masyarakat Sikka。图里桑·尼姆·马帕坎·马帕坎·马帕坎·马帕坎·马帕坎·马帕坎·马帕坎·西卡。Penelitian dilakkan dengan范式质量,disakkan secara描述,dikaitkan dengan pustaka yang相关。Hasilnya, budaya bermukim dan membangun tempat kediaman suku-suku dalam kampung (Wisung-wagang), kampung, konsep magis (Lero dan kala), dan Amerta berkaitan erdengan konsep dan makna runang mennuut budaya masyarakat SikkaKata kunci;黄,budaya, rumah, masyarakat Sikka