{"title":"Wrémada: Sebuah Transformasi Tantri dalam Pertunjukan Wayang Bali","authors":"I. K. B. Dwitiya","doi":"10.24821/WAYANG.V2I2.3050","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"“Wrémada” is reinterpretations of once episode of Tantri stories, it’s to respond of social-culture phenomena in Indonesia. As we know, the television programs expose coruption in some departmens and institutions. In the other side, the majority of Indonesia society wereunderestimating of traditional arts. Based on this phenomena,title of this art work was used “Wrémada”, it’s mean is “the monkey was stunned by position and authorities. This art work to fuse three genre, there are wayang golek, wayang peteng, dan wayang lemah, in which each of those had different of playing technical and space. But they were colaborated to be one unity art work, and so, this art work can be accepted of Baliness society. And it explained once widya component of Tantri’s story, so it be rebornd and reflected by Indonesia society, and so to build a nations character based on local norm and convention. My expectations of tenants, it can be wise and be guided by the chess pariksa or called by the name of chess nayasandhi is the same, different, funds, and danda. “Wrémada” merupakan reinterpretasi dari salah satu cerita dalam Tantri, untuk merespon kondisi sosial budaya bangsa Indonesia dewasa ini. Sebagaimana banyak diberitakan di televisi tentang pejabat tinggi negara yang terjerat kasus korupsi. Fakta demikian ditunjang oleh kondisi budaya bangsa khususnya kesenian tradisional yang menunjukkan adanya gejala mulai terpinggirkan. Atas dasar hal tersebut maka karya ini diberi judul “Wremada”, yang artinya kera yang mabuk jabatan dan kekuasaan.Karya ini merupakan gabungan tiga jenis wayang, yaitu wayang golek, wayang peteng, dan wayang lemah. Ketiganya memiliki teknik bermain dan ruang gerak yang berbeda, kemudian dikolaborasikan menjadi satu kesatuan karya yang utuh. Karya ini dimaksudkan untuk menjabarkan salah satu komponen widya dalam cerita Tantri agar dikenali kembali oleh masyarakat. Karya ini juga diharapkan dapat bermanfaat dalam pembangunan karakter bangsa, khususnya pola perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa sesuai dengan kapasitas masing-masing. Harapan penggarap, karya ini dapat dijadikan cermin bagi masyarakat agar bersikap bijaksana dengan berpedoman pada catur pariksa atau catur nayasandhi,yang meliputi sama, beda, dana, dan danda.","PeriodicalId":133263,"journal":{"name":"Wayang Nusantara: Journal of Puppetry","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Wayang Nusantara: Journal of Puppetry","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24821/WAYANG.V2I2.3050","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
“Wrémada” is reinterpretations of once episode of Tantri stories, it’s to respond of social-culture phenomena in Indonesia. As we know, the television programs expose coruption in some departmens and institutions. In the other side, the majority of Indonesia society wereunderestimating of traditional arts. Based on this phenomena,title of this art work was used “Wrémada”, it’s mean is “the monkey was stunned by position and authorities. This art work to fuse three genre, there are wayang golek, wayang peteng, dan wayang lemah, in which each of those had different of playing technical and space. But they were colaborated to be one unity art work, and so, this art work can be accepted of Baliness society. And it explained once widya component of Tantri’s story, so it be rebornd and reflected by Indonesia society, and so to build a nations character based on local norm and convention. My expectations of tenants, it can be wise and be guided by the chess pariksa or called by the name of chess nayasandhi is the same, different, funds, and danda. “Wrémada” merupakan reinterpretasi dari salah satu cerita dalam Tantri, untuk merespon kondisi sosial budaya bangsa Indonesia dewasa ini. Sebagaimana banyak diberitakan di televisi tentang pejabat tinggi negara yang terjerat kasus korupsi. Fakta demikian ditunjang oleh kondisi budaya bangsa khususnya kesenian tradisional yang menunjukkan adanya gejala mulai terpinggirkan. Atas dasar hal tersebut maka karya ini diberi judul “Wremada”, yang artinya kera yang mabuk jabatan dan kekuasaan.Karya ini merupakan gabungan tiga jenis wayang, yaitu wayang golek, wayang peteng, dan wayang lemah. Ketiganya memiliki teknik bermain dan ruang gerak yang berbeda, kemudian dikolaborasikan menjadi satu kesatuan karya yang utuh. Karya ini dimaksudkan untuk menjabarkan salah satu komponen widya dalam cerita Tantri agar dikenali kembali oleh masyarakat. Karya ini juga diharapkan dapat bermanfaat dalam pembangunan karakter bangsa, khususnya pola perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa sesuai dengan kapasitas masing-masing. Harapan penggarap, karya ini dapat dijadikan cermin bagi masyarakat agar bersikap bijaksana dengan berpedoman pada catur pariksa atau catur nayasandhi,yang meliputi sama, beda, dana, dan danda.
《wrmada》是对一段坦陀利故事的重新诠释,是对印尼社会文化现象的回应。正如我们所知,电视节目揭露了一些部门和机构的腐败。另一方面,印尼社会的大多数人都低估了传统艺术。基于这种现象,这幅作品的标题被使用了“wrmada”,意思是“猴子被地位和权威惊呆了”。这一艺术作品融合了三种类型,分别是瓦扬歌乐、瓦扬佩腾、丹瓦扬勒玛,每种类型都有不同的演奏技术和空间。但是他们被合作成为一个统一的艺术作品,因此,这个艺术作品可以被Baliness社会所接受。它曾经解释了坦陀利故事的一个重要组成部分,所以它被印度尼西亚社会重新反映出来,从而建立一个基于当地规范和习俗的民族性格。我对租户的期望是,它可以是明智的,被引导的象棋pariksa或被称为象棋nayasandhi的名字是相同的,不同的,基金,和丹达。“wr马达”merupakan重新解释为dari salah satu cerita dalam tani, untuk merespon kondisi social budaya bangsa Indonesia dewasa ini。这是我的第一个电视节目,是我的第一个电视节目,是我的第一个电视节目。Fakta demikian ditunjang oleh kondisi budaya bangsa khususnya kesenian传统杨menunjukkan adanya gejala mulai terpinggirkan。Atas dasar hal tersebut maka karya ini diberi judul“Wremada”,yang artinya kera yang mabuk jabatan dan kekuasaan。Karya ini merupakan gabungan tiga jenis wayang, yitu wayang golek, wayang peteng, dan wayang lemah。Ketiganya memoriliki teknik bermain danang gerak yang berbeda, kemudian dikolaborasikan menjadi satu kesatuan karya yang utuh。Karya ini dimaksudkan untuk menjabarkan salah satu komponen widya dalam cerita tantani agar dikenali kembali oleh masyarakat。Karya ini juga diharapkan dapat bermanfaat dalam pembangunan karakter bangsa, khususnya pola perakaku yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa sesuai dengan kapasitas masing-masing。希望,希望,希望,希望,希望,希望,希望,希望,希望,希望,希望,希望,希望,希望。