Analisis Kendala Pengadaan Obat Program Rujuk Balik (PRB) di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Studi Kasus Pada Puskesmas BLUD di Kabupaten Indragiri Hilir)

Elinda Rahayu, Fitriyah Kusumawati
{"title":"Analisis Kendala Pengadaan Obat Program Rujuk Balik (PRB) di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Studi Kasus Pada Puskesmas BLUD di Kabupaten Indragiri Hilir)","authors":"Elinda Rahayu, Fitriyah Kusumawati","doi":"10.53756/jjkn.v3i1.126","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Program Rujuk Balik (PRB) adalah program pelayanan kesehatan kepada peserta JKN penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang. PRB sudah berjalan sejak tahun 2014 namun belum berjalan optimal dimana salah satu sebabnya terkait pengadaan obat. Tujuan penelitian adalah mengkaji pengadaan obat untuk pasien PRB di Puskesmas. Jenis penelitian adalah deskriptif yang dilakukan di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, pada tahun 2022. Pengumpulan data dilakukan dengan cara Focused Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam kepada Pimpinan dan Pengelola bagian farmasi di 5 UPTD Puskesmas BLUD serta Subkoordinator Farmalkes di Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Puskesmas tidak melakukan pengadaan obat PRB karena selama ini obat disediakan oleh apotek yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, belum mengetahui cara pengadaan obat melalui e-purchasing dan Puskesmas mengadakan obat hanya jika obat dari Dinas Kesehatan kosong. Kendala pengadaan obat PRB di Puskesmas BLUD: a). Jumlah peserta dan kebutuhan obat PRB tiap Puskesmas berbeda-beda; b). Puskesmas belum memiliki SDM yang kompeten untuk melaksanakan pengadaan barang/jasa; c). Belum semua Puskesmas BLUD mempunyai Apoteker untuk pengelolaan obat PRB; d). RBA belanja obat Puskesmas BLUD tidak sesuai dengan periode pembayaran klaim obat PRB. Untuk itu, sosialisasi dan pendampingan pelaksanaan pengadaan obat secara e-purchasing dengan e-catalogue di tingkat Puskesmas, evaluasi berkala, serta peningkatan peran aktif Dinas Kesehatan sebagai Pembina harus terus dilakukan. Selain sistem pengadaan obat yang perlu disederhanakan, Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dinas/badan daerah juga memerlukan perangkat Pengadaan Barang/Jasa yang memadai jumlah maupun kompetensinya. \n ","PeriodicalId":318646,"journal":{"name":"Jurnal Jaminan Kesehatan Nasional","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Jaminan Kesehatan Nasional","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53756/jjkn.v3i1.126","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Program Rujuk Balik (PRB) adalah program pelayanan kesehatan kepada peserta JKN penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang. PRB sudah berjalan sejak tahun 2014 namun belum berjalan optimal dimana salah satu sebabnya terkait pengadaan obat. Tujuan penelitian adalah mengkaji pengadaan obat untuk pasien PRB di Puskesmas. Jenis penelitian adalah deskriptif yang dilakukan di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, pada tahun 2022. Pengumpulan data dilakukan dengan cara Focused Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam kepada Pimpinan dan Pengelola bagian farmasi di 5 UPTD Puskesmas BLUD serta Subkoordinator Farmalkes di Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Puskesmas tidak melakukan pengadaan obat PRB karena selama ini obat disediakan oleh apotek yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, belum mengetahui cara pengadaan obat melalui e-purchasing dan Puskesmas mengadakan obat hanya jika obat dari Dinas Kesehatan kosong. Kendala pengadaan obat PRB di Puskesmas BLUD: a). Jumlah peserta dan kebutuhan obat PRB tiap Puskesmas berbeda-beda; b). Puskesmas belum memiliki SDM yang kompeten untuk melaksanakan pengadaan barang/jasa; c). Belum semua Puskesmas BLUD mempunyai Apoteker untuk pengelolaan obat PRB; d). RBA belanja obat Puskesmas BLUD tidak sesuai dengan periode pembayaran klaim obat PRB. Untuk itu, sosialisasi dan pendampingan pelaksanaan pengadaan obat secara e-purchasing dengan e-catalogue di tingkat Puskesmas, evaluasi berkala, serta peningkatan peran aktif Dinas Kesehatan sebagai Pembina harus terus dilakukan. Selain sistem pengadaan obat yang perlu disederhanakan, Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dinas/badan daerah juga memerlukan perangkat Pengadaan Barang/Jasa yang memadai jumlah maupun kompetensinya.  
药物控制障碍分析初等健康设施的项目(PRB)(下游因dragiri区Puskesmas BLUD病例研究)
康复计划(PRB)是一项针对患有慢性疾病、仍然需要长期治疗或护理的患者的医疗保健项目。PRB自2014年以来一直在运行,但还没有最优运行,这就是为什么它与药物供应有关。研究的目的是调查Puskesmas患者的PRB药物供应。该研究类型是在2022年在廖内下游的因德拉吉里区进行的描述性研究。数据收集是通过焦点小组讨论(FGD)进行的,并对BLUD 5 UPTD Puskesmas BLUD的制药业领导和管理人员进行了深入采访,以及下游因德拉吉里地区卫生服务部门的药物制冷协调员。研究结果表明,Puskesmas并不经营PRB药物,因为它是由与BPJS合作的药店提供的药物,而不知道通过e-purchasing和Puskesmas获得药物的方法,只有当医疗服务的药物是空的。Puskesmas BLUD的药物采购障碍:a)b). Puskesmas尚未有能力管理货物/服务的人力资源;然而,并非所有的Puskesmas BLUD都有药物管理的药剂师;d). RBA对Puskesmas BLUD药物的购买与PRB对索赔的要求不符。因此,在Puskesmas级别的e-purchasing和e-catalogue上的e-catalogue、定期评估和增加卫生保健积极作用方面的作用将继续进行。除了需要简化的药物供应系统,Puskesmas作为服务/部门的技术执行单位还需要适当的数量和能力的采购/服务设备。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信