{"title":"Pengaruh temperatur pengeringan pada alat pengering sistem rotary terhadap kualitas cabai merah","authors":"Vivi Apriyanti","doi":"10.37338/ji.v4i2.204","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Cabai merah merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi dan ditanam di Indonesia dengan harga yang sangat berfluktuasi. Penanganan pascapanen cabai membantu petani dari kerugian serta dapat menjaga stabilitas harga di pasar. Penanganan pascapanen yang paling mudah dilakukan adalah pengeringan. Pada penelitian ini pengeringan cabai dilakukan dengan menggunakan alat pengering dengan sistem rotary. Alat pengering dirancang berupa drum yang berputar secara mekanik dengan penggerak motor listrik. Udara panas yang bersumber dari pembakaran LPG dilewatkan secara paksa melintasi drum dengan menggunakan blower. Pengeringan dilakukan selama 6 jam dengan kapasitas cabai merah segar sebanyak 3 kg pada temperatur 60 oC, 70 oC dan 80 oC. Pada pengeringan dengan temperatur 60 ˚C menghasilkan kadar air yang masih tinggi yaitu 18,2 % dengan susut bobot 80 %, tekstur cabai masih basah dan lembut dengan warna merah cerah. Pada pengeringan bertemperatur 70˚C, kadar air cukup rendah yaitu 11,22 %, susut bobot sekitar 87,2 %, tekstur cabai kering dengan warna merah cerah, sedangkan pada temperatur 80˚C, kadar air rendah 9,1 %, susut bobot tinggi 90 %, tekstur cabai kering dengan warna kecoklatan.","PeriodicalId":431004,"journal":{"name":"Jurnal Inovator","volume":"71 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Inovator","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37338/ji.v4i2.204","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Cabai merah merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi dan ditanam di Indonesia dengan harga yang sangat berfluktuasi. Penanganan pascapanen cabai membantu petani dari kerugian serta dapat menjaga stabilitas harga di pasar. Penanganan pascapanen yang paling mudah dilakukan adalah pengeringan. Pada penelitian ini pengeringan cabai dilakukan dengan menggunakan alat pengering dengan sistem rotary. Alat pengering dirancang berupa drum yang berputar secara mekanik dengan penggerak motor listrik. Udara panas yang bersumber dari pembakaran LPG dilewatkan secara paksa melintasi drum dengan menggunakan blower. Pengeringan dilakukan selama 6 jam dengan kapasitas cabai merah segar sebanyak 3 kg pada temperatur 60 oC, 70 oC dan 80 oC. Pada pengeringan dengan temperatur 60 ˚C menghasilkan kadar air yang masih tinggi yaitu 18,2 % dengan susut bobot 80 %, tekstur cabai masih basah dan lembut dengan warna merah cerah. Pada pengeringan bertemperatur 70˚C, kadar air cukup rendah yaitu 11,22 %, susut bobot sekitar 87,2 %, tekstur cabai kering dengan warna merah cerah, sedangkan pada temperatur 80˚C, kadar air rendah 9,1 %, susut bobot tinggi 90 %, tekstur cabai kering dengan warna kecoklatan.