{"title":"PANGLUKATAN SAPTA GANGGA PERSPEKTIF USADA BALI","authors":"Sang Ayu Made Yuliari","doi":"10.32795/vw.v2i2.398","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Bali dengan penduduknya yang dominan Hindu menyebabkan Bali itu unik. Keunikan itu karena budaya yang diilhami oleh ajaran Hindu yang tampak lebih menonjol yaitu upacara upakara yadnya. Salah satu pelaksanaan upacara agama itu adalah manusa yadnya. Panglukatan merupakan bentuk penyucian diri dalam hal ini dilakukan di Pura Tamba Waras dengan Panglukatan Sapta Gangga. Panglukatan Sapta Gangga itu unik karena mendapat panugerahan Dalem Solo dengan tujuh pancoran.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui panglukatan Sapta Gangga, untuk mengetahui tata caranya dan implikasi setelah melaksanakan panglukatan. Untuk mencapai tujuan itu digunakan teori fenomenologi dan pendekatan Ayurveda serta porposif sampling dengan kualitatif. Adapun hasil yang diperoleh (1) melakukan panglukatan karena mengalami keluhan seperti sakit kepala, nyeri, sakit maag/dyspepsia dan sakit bebai. (2) tata caranya yaitu syarat yang harus dibawa adalah bungkak nyuh gading, bungkak nyuh gadang dan banten pejati. (a) diawali dengan ngaturang bhakti atau berdoa terlebih dahulu, (b) melaksanakan panglukatan ketujuh pancoran yang ada di Pura Tamba waras. (c) panglukatan dengan bungkak nyuh gading oleh Pemangku, dilanjutkan dengan sembahyang di jeroan dan minum air bungkak nyuh gadang yang sebelumnya didoakan terlebih dahulu serta dicampur dengan minyak. (3) Implikasi dari panglukatan tersebut merasa lebih seger, sejuk/tis,tenang, keluhan yang diderita mulai berkurang.","PeriodicalId":253434,"journal":{"name":"VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-09-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32795/vw.v2i2.398","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Bali dengan penduduknya yang dominan Hindu menyebabkan Bali itu unik. Keunikan itu karena budaya yang diilhami oleh ajaran Hindu yang tampak lebih menonjol yaitu upacara upakara yadnya. Salah satu pelaksanaan upacara agama itu adalah manusa yadnya. Panglukatan merupakan bentuk penyucian diri dalam hal ini dilakukan di Pura Tamba Waras dengan Panglukatan Sapta Gangga. Panglukatan Sapta Gangga itu unik karena mendapat panugerahan Dalem Solo dengan tujuh pancoran.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui panglukatan Sapta Gangga, untuk mengetahui tata caranya dan implikasi setelah melaksanakan panglukatan. Untuk mencapai tujuan itu digunakan teori fenomenologi dan pendekatan Ayurveda serta porposif sampling dengan kualitatif. Adapun hasil yang diperoleh (1) melakukan panglukatan karena mengalami keluhan seperti sakit kepala, nyeri, sakit maag/dyspepsia dan sakit bebai. (2) tata caranya yaitu syarat yang harus dibawa adalah bungkak nyuh gading, bungkak nyuh gadang dan banten pejati. (a) diawali dengan ngaturang bhakti atau berdoa terlebih dahulu, (b) melaksanakan panglukatan ketujuh pancoran yang ada di Pura Tamba waras. (c) panglukatan dengan bungkak nyuh gading oleh Pemangku, dilanjutkan dengan sembahyang di jeroan dan minum air bungkak nyuh gadang yang sebelumnya didoakan terlebih dahulu serta dicampur dengan minyak. (3) Implikasi dari panglukatan tersebut merasa lebih seger, sejuk/tis,tenang, keluhan yang diderita mulai berkurang.