Strategi Model Interprofessional Education (IPE) terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap tentang Kesehatan Reproduksi Remaja untuk Mencegah KTD di SMA N Kota Pekalongan
Maslikhah Maslikhah, Hilda Prajayanti, Ida Baroroh
{"title":"Strategi Model Interprofessional Education (IPE) terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap tentang Kesehatan Reproduksi Remaja untuk Mencegah KTD di SMA N Kota Pekalongan","authors":"Maslikhah Maslikhah, Hilda Prajayanti, Ida Baroroh","doi":"10.37402/jurbidhip.vol6.iss2.60","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kehamilan tidak diinginkan (KTD) pada remaja merupakan “fenomena gunung es” karena untuk menggali informasi dan data tersebut cukup sulit karena bersifat rahasia dan tertutup serta menganggap hal tersebut merupakan aib bagi keluarga. Permasalahan Kehamilan Tidak diinginkan (KTD) masa remaja dapat terjadi karena remaja yang sudah memiliki pacar. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang ingin mengetahui tentang segala hal baru terutama dengan kesehatan reproduksi dan seksualitas. Biasanya remaja melakukan hubungan seksual dengan satu pasangan. Remaja yang melakukan hubungan seksual sangat berisiko untuk terjadi kehamilan tidak diinginkan (KTD) pada saat remaja dan dapat berlanjut pada putus sekolah. IPE (Interprofesional Education) merupakan metode diskusi kasus yang melibatkan petugas kesehatan baik perawat maupun bidan untuk memberdayakan kader teman sejawat di tatanan sekolah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model interprofesional education (IPE) terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi dalam pencegahan kehamilan tidak diinginkan (KTD) di Sekolah Menegah Atas Negeri (SMA N) Kota Pekalongan \nMetode penelitian ini adalah pre eksperimental dengan rancangan One Group Pretest Posttest. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 siswa/siswi. Tehnik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner, modul Pencegahan Kehamilan Tidak Diinginkn (KTD), Alat peraga organ reproduksi manusia. Analisis data univariate dengan prosentase, analisis bivariate dengan menggunakan non parametrik wilcoxon. \nHasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah pemberian IPE dengan nilai p value =0,000 dengan hubungan sedang (nilai korelasi 0,556), rata-rata kenaikan pengetahuan 5,25, ada perbedaan sikap sebelum dan setelah pemberian IPE dengan nilai p value=0,000 dengan memiliki hubungan sedang (korelasi 0,549), dan rata-rata kenaikan sikap 4,717. Disarankan untuk menerapkan model Interprofesional Education (IPE) pada kegiatan PMR dan UKS di SMA untuk menguatkan program promosi kesehatan reproduksi remaja.","PeriodicalId":206380,"journal":{"name":"Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan","volume":"147 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37402/jurbidhip.vol6.iss2.60","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kehamilan tidak diinginkan (KTD) pada remaja merupakan “fenomena gunung es” karena untuk menggali informasi dan data tersebut cukup sulit karena bersifat rahasia dan tertutup serta menganggap hal tersebut merupakan aib bagi keluarga. Permasalahan Kehamilan Tidak diinginkan (KTD) masa remaja dapat terjadi karena remaja yang sudah memiliki pacar. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang ingin mengetahui tentang segala hal baru terutama dengan kesehatan reproduksi dan seksualitas. Biasanya remaja melakukan hubungan seksual dengan satu pasangan. Remaja yang melakukan hubungan seksual sangat berisiko untuk terjadi kehamilan tidak diinginkan (KTD) pada saat remaja dan dapat berlanjut pada putus sekolah. IPE (Interprofesional Education) merupakan metode diskusi kasus yang melibatkan petugas kesehatan baik perawat maupun bidan untuk memberdayakan kader teman sejawat di tatanan sekolah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model interprofesional education (IPE) terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi dalam pencegahan kehamilan tidak diinginkan (KTD) di Sekolah Menegah Atas Negeri (SMA N) Kota Pekalongan
Metode penelitian ini adalah pre eksperimental dengan rancangan One Group Pretest Posttest. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 siswa/siswi. Tehnik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner, modul Pencegahan Kehamilan Tidak Diinginkn (KTD), Alat peraga organ reproduksi manusia. Analisis data univariate dengan prosentase, analisis bivariate dengan menggunakan non parametrik wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah pemberian IPE dengan nilai p value =0,000 dengan hubungan sedang (nilai korelasi 0,556), rata-rata kenaikan pengetahuan 5,25, ada perbedaan sikap sebelum dan setelah pemberian IPE dengan nilai p value=0,000 dengan memiliki hubungan sedang (korelasi 0,549), dan rata-rata kenaikan sikap 4,717. Disarankan untuk menerapkan model Interprofesional Education (IPE) pada kegiatan PMR dan UKS di SMA untuk menguatkan program promosi kesehatan reproduksi remaja.