{"title":"HUBUNGAN BURNOUT PERAWAT DENGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA DEPOK","authors":"N. Ekawati","doi":"10.52031/edj.v3i2.9","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak Burnout sebagai keadaan kelelahan fisik, emosional, dan mental yang dihasilkan dari keterlibatan jangka panjang dalam situasi kerja yang menuntut emosional. Kelelahan emosional dapat menyebabkan perasaan depersonalisasi, dimensi kedua dari burnout ini terjadi saat seseorang memiliki sikap yang acuh tak acuh dan dingin, serta menganggap hal tersebut lebih baik dibandingkan jika dirinya merasa kecewa. Seseorang yang mengalami depersonalisasi menganggap orang lain sebagai objek, seperti memandang klien secara negative atau bersikap sinis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan burnout perawat dengan komunikasi terapeutik di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data primer (kuesioner) dan memakai metode cross sectional , menggunakan uji statistik korelasi spearman data yang dikumpulkan sebanyak 40 perawat yang berada di ruang rawat inap (RSUD) Kota Depok. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden mengalami burnout rendah sebanyak 33 perawat, dan sebanyak 37 perawat melakukan komunikasi terapeutik baik. dari hasil tersebut diperoleh nilai signifikan sebesar 0,902 (< 0,05) menunjukan bahwa korelasi tidak signifikan atau hipotesis alternative (ha) ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara variabel burnout perawat dengan komunikasi terapeutik. Saran hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi institusi pendidikan khususnya bagi mahasiswa dalam pengetahuan tentang burnout pada perawat. Kata kunci : Burnout, Perawat, Komunikasi Terapeutik. ABSTRACT Burnout as a state of physical, emotional, and mental fatigue resulted from long-term involvement in the work situation that demands emotional. Emotional fatigue can lead to a depersonalization feeling, the second dimension of this burnout occurs when a person has an indifferent and cold attitude, and considers it to be better than if he or she feels disappointed. A depersonalization person considers someone else an object, like looking at a client negatively or being cynical. The purpose of this research is to know the relationship of a nurse's burnout with therapeutic communication in the inpatient room of the district general hospita (RSUD) Depok City. This method of research is quantitative research using primary data (questionnaires) and using cross sectional method, use statistical test correlation Spearman data collected as much as 40 nurses in the inpatient room (RSUD) Depok City. The results showed that most of the respondents experienced a low burnout of 33 nurses, and as many as 37 nurses performed good therapeutic communication. Of these results obtained a significant value of 0.902 (< 0.05) indicating that the correlation is not significant or the hypothesis alternative (ha) is rejected which means there is no link between the variable Burnout nurse with therapeutic communication. Advice on the results of this research can be a consideration for educational institutions especially for students in the knowledge of burnout on nurses Keywords : Burnout, Nurse, Therapeutic Communication.","PeriodicalId":153640,"journal":{"name":"Edu Dharma Journal: Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat","volume":"162 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Edu Dharma Journal: Jurnal penelitian dan pengabdian masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.52031/edj.v3i2.9","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstrak Burnout sebagai keadaan kelelahan fisik, emosional, dan mental yang dihasilkan dari keterlibatan jangka panjang dalam situasi kerja yang menuntut emosional. Kelelahan emosional dapat menyebabkan perasaan depersonalisasi, dimensi kedua dari burnout ini terjadi saat seseorang memiliki sikap yang acuh tak acuh dan dingin, serta menganggap hal tersebut lebih baik dibandingkan jika dirinya merasa kecewa. Seseorang yang mengalami depersonalisasi menganggap orang lain sebagai objek, seperti memandang klien secara negative atau bersikap sinis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan burnout perawat dengan komunikasi terapeutik di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data primer (kuesioner) dan memakai metode cross sectional , menggunakan uji statistik korelasi spearman data yang dikumpulkan sebanyak 40 perawat yang berada di ruang rawat inap (RSUD) Kota Depok. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden mengalami burnout rendah sebanyak 33 perawat, dan sebanyak 37 perawat melakukan komunikasi terapeutik baik. dari hasil tersebut diperoleh nilai signifikan sebesar 0,902 (< 0,05) menunjukan bahwa korelasi tidak signifikan atau hipotesis alternative (ha) ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara variabel burnout perawat dengan komunikasi terapeutik. Saran hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi institusi pendidikan khususnya bagi mahasiswa dalam pengetahuan tentang burnout pada perawat. Kata kunci : Burnout, Perawat, Komunikasi Terapeutik. ABSTRACT Burnout as a state of physical, emotional, and mental fatigue resulted from long-term involvement in the work situation that demands emotional. Emotional fatigue can lead to a depersonalization feeling, the second dimension of this burnout occurs when a person has an indifferent and cold attitude, and considers it to be better than if he or she feels disappointed. A depersonalization person considers someone else an object, like looking at a client negatively or being cynical. The purpose of this research is to know the relationship of a nurse's burnout with therapeutic communication in the inpatient room of the district general hospita (RSUD) Depok City. This method of research is quantitative research using primary data (questionnaires) and using cross sectional method, use statistical test correlation Spearman data collected as much as 40 nurses in the inpatient room (RSUD) Depok City. The results showed that most of the respondents experienced a low burnout of 33 nurses, and as many as 37 nurses performed good therapeutic communication. Of these results obtained a significant value of 0.902 (< 0.05) indicating that the correlation is not significant or the hypothesis alternative (ha) is rejected which means there is no link between the variable Burnout nurse with therapeutic communication. Advice on the results of this research can be a consideration for educational institutions especially for students in the knowledge of burnout on nurses Keywords : Burnout, Nurse, Therapeutic Communication.