PENGARUH KONDISI EKONOMI MUKALLAF TERHADAP ASPEK-ASPEK IBADAH

Kholiq Budi Santoso
{"title":"PENGARUH KONDISI EKONOMI MUKALLAF TERHADAP ASPEK-ASPEK IBADAH","authors":"Kholiq Budi Santoso","doi":"10.61088/dinar.v6i2.557","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Manusia diciptakan dalam rangka beribadah kepada Allah dengan cara melaksanakan segala yang dicintai dan diridhai baik ucapan maupun perbuatan baik tampak maupun tersembunyi. Dalam mengimplementasikan apa yang dikehendaki Allah, manusia terikat dengan kondisi yang meliputinya baik internal maupun eksternal, yang dalam kendalinya maupun diluar kendalinya. Sebagaimana maklum, pada dasarnya ibadah mencakup aspek yang banyak. Secara garis besar meliputi shalat, zakat, puasa, haji, jihad, sumpah dan makanan. Adapun dalam penelitian ini, pembahasan hanya terkait dengan shalat dan zakat mencakup aspek-aspek yang terkait baik syarat wajib, syarat sah dan rukunnya. \nDengan memperhatikan aspek-aspek yang terkait dengan dua ibadah tersebut, tampak ada beberapa aspek yang potensial dipenagruhi oleh kondisi ekonomi mukallaf yang jelas tidak sama dalam mondisi normal semua. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh kondisi ekonomi mukallaf terhadap aspek-aspek ibadah”. Adapun rumusan masalahnya ada tiga yaitu, (1) Adakah pengaruh kondisi ekonomi mukallaf terhadap aspek-aspek ibadah? (2) Bagaimana bentuk pengaruh kondisi ekonomi terhadap aspek-aspek ibadah? (3)Apa klasifikasi aspek ibadah yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi mukallaf? \nPenelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian pustaka (librarry research). Setelah dilakukan penelitian, disimpulkan sebagai berikut;(1)Terdapat bukti nyata secara syar’i tentang kondisi mukallaf terhadap aspek-aspek ibadah. (2)Bentuk pengaruh kondisi ekonomi terhadap aspek ibadah khususnya shalat dan zakat adalah sebagai berikut:(a) Dalam shalat, kondisi ekonomi mempengaruhi dua syarat yaitu; syarat bersuci dari najis maupun hadas dan syarat menutup aurat. Bagi yang lemah ekonomi dalam bentuk tidak memiliki alat bersuci berupa air saat terdapat najis, maka shalat sebagaimana adanya. Kecuali jika memiliki harta dan dapat membelinya denganharga normal, yang bersangkutan wajib membeli. Adapun untuk bersuci dari hadats beralih ke metode tayammum. Untuk syarat menutup aurat, bagi yang tidak memiliki penutup dan harta untuk membelinya, maka shalat dalam kondisi telanjang atau dengan penutup minimal memakai lumpur sesuai perbedaan pendapat ulama.(b)Dalam zakat, kondisi ekonomi mempengaruhi lima syarat yaitu; memiliki harta wajib zakat, memenuhi nishab, berlalu satu tahun, bebas ari hutang dan terpenuhinya kebutuhan primer. Kondisi ekonomi yang tergolong miskin, maka potensial menggugurkan semua syarat tersebut dan menjadikan mukallaf tidak termasuk yang wajib berzakat.(3) Pada ibadah sholat kondisi ekonomi mempengaruhi pada aspek syarat sahnya. Adapun terkait ibadah zakat kondisi ekonomi mempengaruhi pada syarat wajibnya.","PeriodicalId":292175,"journal":{"name":"Dinar : Jurnal Prodi Ekonomi Syariah","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-03-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Dinar : Jurnal Prodi Ekonomi Syariah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.61088/dinar.v6i2.557","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Manusia diciptakan dalam rangka beribadah kepada Allah dengan cara melaksanakan segala yang dicintai dan diridhai baik ucapan maupun perbuatan baik tampak maupun tersembunyi. Dalam mengimplementasikan apa yang dikehendaki Allah, manusia terikat dengan kondisi yang meliputinya baik internal maupun eksternal, yang dalam kendalinya maupun diluar kendalinya. Sebagaimana maklum, pada dasarnya ibadah mencakup aspek yang banyak. Secara garis besar meliputi shalat, zakat, puasa, haji, jihad, sumpah dan makanan. Adapun dalam penelitian ini, pembahasan hanya terkait dengan shalat dan zakat mencakup aspek-aspek yang terkait baik syarat wajib, syarat sah dan rukunnya. Dengan memperhatikan aspek-aspek yang terkait dengan dua ibadah tersebut, tampak ada beberapa aspek yang potensial dipenagruhi oleh kondisi ekonomi mukallaf yang jelas tidak sama dalam mondisi normal semua. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh kondisi ekonomi mukallaf terhadap aspek-aspek ibadah”. Adapun rumusan masalahnya ada tiga yaitu, (1) Adakah pengaruh kondisi ekonomi mukallaf terhadap aspek-aspek ibadah? (2) Bagaimana bentuk pengaruh kondisi ekonomi terhadap aspek-aspek ibadah? (3)Apa klasifikasi aspek ibadah yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi mukallaf? Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian pustaka (librarry research). Setelah dilakukan penelitian, disimpulkan sebagai berikut;(1)Terdapat bukti nyata secara syar’i tentang kondisi mukallaf terhadap aspek-aspek ibadah. (2)Bentuk pengaruh kondisi ekonomi terhadap aspek ibadah khususnya shalat dan zakat adalah sebagai berikut:(a) Dalam shalat, kondisi ekonomi mempengaruhi dua syarat yaitu; syarat bersuci dari najis maupun hadas dan syarat menutup aurat. Bagi yang lemah ekonomi dalam bentuk tidak memiliki alat bersuci berupa air saat terdapat najis, maka shalat sebagaimana adanya. Kecuali jika memiliki harta dan dapat membelinya denganharga normal, yang bersangkutan wajib membeli. Adapun untuk bersuci dari hadats beralih ke metode tayammum. Untuk syarat menutup aurat, bagi yang tidak memiliki penutup dan harta untuk membelinya, maka shalat dalam kondisi telanjang atau dengan penutup minimal memakai lumpur sesuai perbedaan pendapat ulama.(b)Dalam zakat, kondisi ekonomi mempengaruhi lima syarat yaitu; memiliki harta wajib zakat, memenuhi nishab, berlalu satu tahun, bebas ari hutang dan terpenuhinya kebutuhan primer. Kondisi ekonomi yang tergolong miskin, maka potensial menggugurkan semua syarat tersebut dan menjadikan mukallaf tidak termasuk yang wajib berzakat.(3) Pada ibadah sholat kondisi ekonomi mempengaruhi pada aspek syarat sahnya. Adapun terkait ibadah zakat kondisi ekonomi mempengaruhi pada syarat wajibnya.
穆加拉夫的经济状况对崇拜方面的影响
人是为敬拜神而造的,是要成就一切他所喜爱的,所喜爱的,所看不见的,所行的,所隐藏的。在执行上帝的意志时,人类受其控制和控制的内在和外部条件的约束。正如所允许的,基本的敬拜涉及许多方面。基本上包括祈祷、撒迦特、禁食、朝觐、圣战、誓言和食物。至于本研究,只有与沙拉特和撒迦特有关的讨论才涉及义务、法律要求和政治要求的相关方面。考虑到这两种崇拜的相关方面,似乎有几个方面可能被穆加拉夫的经济状况所剥夺,而穆加拉夫的经济状况显然在所有正常的蒙西奥都不平等。因此,研究人员有兴趣进行一项研究,题目是“穆加拉夫的经济状况如何影响崇拜的各个方面”。至于问题的三个公式,(1)mukallaf的经济状况对敬拜的方面有什么影响吗?经济条件如何影响敬拜的方面?(3) mukallaf的经济状况如何影响敬拜方面?本研究采用图书馆研究类型的定性研究方法。研究报告得出以下结论:(1)穆加拉夫在崇拜方面的情况,确实证明了这一点。(2)经济状况对敬拜方面的影响形式,特别是沙拉特和撒迦特:(a)在祷告中,经济条件影响两个条件:洁净的条款,不洁净的哈达斯,遮盖下体的条款。对于那些经济不景气的人来说,在不洁净的时候没有神圣的用水工具,所以祈祷就像祈祷一样。除非它有资产,并且可以以正常的价格购买,否则就必须购买。至于圣物转到他提姆法。如果要求关闭奥拉特,而没有盖子和财产去购买它,那么根据学者们的不同意见,在裸体或最低限度的掩护下进行祈祷,经济条件影响了五个条件:拥有zakat的强制性财富,满足了nishab,一年过去了,没有债务,满足了基本需求。较低的经济条件可能会使这些条件无效,使mukallaf不属于强制性的经济条件。至于崇拜相关的经济条件影响他的资格。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信