Ahmad Hariandi, Chika Orsalia Yovita Sari, Denisya Zahara, Hasta Purwindah Hapsari, Lailatul Badriatul Mubarokah
{"title":"Nilai-Nilai Moral Terkandung dalam Tradisi Arakan Sahur di Kabupaten Tanjung Jabung Barat","authors":"Ahmad Hariandi, Chika Orsalia Yovita Sari, Denisya Zahara, Hasta Purwindah Hapsari, Lailatul Badriatul Mubarokah","doi":"10.37364/jireh.v5i1.133","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The people of Kuala Tungkal are characterized by this culture in their own unique way. The Arakan Sahur tradition is one that originates from Kuala Tungkal. In this tradition, members of the public play Malay musical instruments such as drums, kulintang, tambourines and bells to prepare food for the procession, which have been passed down from generation to generation. Today, this tradition is part of the annual calendar of West Tanjung Jabung Regency. As a result, researchers are interested in lifting this tradition to investigate its moral principles. An emic approach to qualitative research is used in this study. The findings of this study indicate that the Arakan Sahur tradition which has existed since the time of our ancestors and is still practiced today contains moral principles. Religious Values, Social Values, Cultural Values, Educational Values, and Cultural Values are the four moral values. This tradition must be protected and strengthened by continuing to carry out the Sahur Arakan tradition consistently during the holy month of Ramadan as a sign of Kuala Tungkal City residents and a form of appreciation for being given the opportunity to feel the atmosphere of Kuala Tungkal City. this fasting month. \n \nMasyarakat Kuala Tungkal dicirikan oleh budaya ini dengan caranya sendiri yang unik. Tradisi Sahur Arakan adalah salah satu yang berasal dari Kuala Tungkal. Dalam tradisi ini, anggota masyarakat memainkan alat musik Melayu seperti gendang, kulintang, rebana, dan genta untuk menyiapkan makanan arakan telah diwariskan secara turun-temurun. Hari ini, tradisi ini menjadi bagian dari kalender tahunan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Akibatnya, para peneliti tertarik untuk mengangkat tradisi ini untuk menyelidiki prinsip-prinsip moralnya. Pendekatan emic untuk penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi Sahur Arakan yang telah ada sejak zaman nenek moyang dan masih dipraktikkan hingga saat ini mengandung prinsip-prinsip moral. Nilai Religius, Nilai Sosial, Nilai Budaya, Nilai Pendidikan, dan Nilai Budaya adalah empat nilai moral. Tradisi ini harus dilindungi dan dikukuhkan dengan terus melaksanakan tradisi Sahur Arakan secara konsisten selama bulan suci Ramadhan sebagai tanda warga Kota Kuala Tungkal dan bentuk penghargaan karena masih diberi kesempatan untuk merasakan suasana Kota Kuala Tungkal. bulan puasa ini.","PeriodicalId":347656,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH)","volume":"260 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37364/jireh.v5i1.133","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
The people of Kuala Tungkal are characterized by this culture in their own unique way. The Arakan Sahur tradition is one that originates from Kuala Tungkal. In this tradition, members of the public play Malay musical instruments such as drums, kulintang, tambourines and bells to prepare food for the procession, which have been passed down from generation to generation. Today, this tradition is part of the annual calendar of West Tanjung Jabung Regency. As a result, researchers are interested in lifting this tradition to investigate its moral principles. An emic approach to qualitative research is used in this study. The findings of this study indicate that the Arakan Sahur tradition which has existed since the time of our ancestors and is still practiced today contains moral principles. Religious Values, Social Values, Cultural Values, Educational Values, and Cultural Values are the four moral values. This tradition must be protected and strengthened by continuing to carry out the Sahur Arakan tradition consistently during the holy month of Ramadan as a sign of Kuala Tungkal City residents and a form of appreciation for being given the opportunity to feel the atmosphere of Kuala Tungkal City. this fasting month.
Masyarakat Kuala Tungkal dicirikan oleh budaya ini dengan caranya sendiri yang unik. Tradisi Sahur Arakan adalah salah satu yang berasal dari Kuala Tungkal. Dalam tradisi ini, anggota masyarakat memainkan alat musik Melayu seperti gendang, kulintang, rebana, dan genta untuk menyiapkan makanan arakan telah diwariskan secara turun-temurun. Hari ini, tradisi ini menjadi bagian dari kalender tahunan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Akibatnya, para peneliti tertarik untuk mengangkat tradisi ini untuk menyelidiki prinsip-prinsip moralnya. Pendekatan emic untuk penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi Sahur Arakan yang telah ada sejak zaman nenek moyang dan masih dipraktikkan hingga saat ini mengandung prinsip-prinsip moral. Nilai Religius, Nilai Sosial, Nilai Budaya, Nilai Pendidikan, dan Nilai Budaya adalah empat nilai moral. Tradisi ini harus dilindungi dan dikukuhkan dengan terus melaksanakan tradisi Sahur Arakan secara konsisten selama bulan suci Ramadhan sebagai tanda warga Kota Kuala Tungkal dan bentuk penghargaan karena masih diberi kesempatan untuk merasakan suasana Kota Kuala Tungkal. bulan puasa ini.
瓜拉东加尔人以自己独特的方式体现了这种文化。若开沙呼尔传统起源于吉隆坡东加尔。在这个传统中,公众成员演奏马来乐器,如鼓,古林鼓,铃鼓和铃铛,为游行准备食物,这是代代相传的。今天,这一传统已成为西丹戎雅蓬摄政年度日历的一部分。因此,研究人员有兴趣解除这一传统,以调查其道德原则。本研究采用了定性研究的主观性方法。这项研究的结果表明,自我们祖先时代以来一直存在并至今仍在实践的Arakan Sahur传统包含道德原则。宗教价值观、社会价值观、文化价值观、教育价值观和文化价值观是四种道德价值观。这一传统必须得到保护和加强,在斋月期间继续坚持执行Sahur Arakan传统,作为吉隆坡东加尔市居民的标志,也是对有机会感受吉隆坡东加尔市气氛的一种感谢。这个斋戒月。吉隆坡东加尔市的Masyarakat吉隆坡东加尔市的dicirikan oleh budaya ini dengan caranya sendiri yang unik。阿拉干万岁万岁万岁万岁万岁万岁万岁万岁Dalam tradisi ini, anggota masyarakat memainkan alat musik Melayu seperti gendang, kulintin, rebana, dan genta untuk menyiapkan makanan arakan telah diwariskan secara turun-temurun。恭敬,恭敬,恭敬,恭敬,恭敬,恭敬,恭敬。akakibatnya, para peneliti tertarik untuk mengangkat tradisi ini untuk menyelidiki princsip moralnya。Pendekatan emic untuk penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini。这句话的意思是说:“我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说。”Nilai Religius, Nilai social, Nilai Budaya, Nilai Pendidikan, dan Nilai Budaya adalah empat Nilai moral。这是我的传统,我的传统是我的传统,我的传统是我的传统,我的传统是我的传统,我的传统是我的传统,我的传统是我的传统,我的传统是我的传统,我的传统是我的传统Bulan puasa ini。