Kania Gita Pramadita, E. Suryadi, Dwi Rustam Kendarto
{"title":"ANALISIS STATUS DAYA DUKUNG AIR DI SUB DAS CIKERUH MENGGUNAKAN METODE SOIL CONSERVATION CURVE NUMBER (SCS-CN)","authors":"Kania Gita Pramadita, E. Suryadi, Dwi Rustam Kendarto","doi":"10.20956/at.v14i2.504","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sub DAS Cikeruh merupakan kawasan dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, yang mana hal tersebut mengakibatkan alih fungsi lahan terjadi di beberapa kecamatan sehingga berimplikasi terhadap menurunnya ketersediaan air dan meningkatnya kebutuhan air di Sub DAS Cikeruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status daya dukung air di Sub DAS Cikeruh melalui perbandingan rasio antara kebutuhan dan ketersediaan air. Kebutuhan air dihitung dengan menggunakan standar yang ditentukan oleh SNI 19-66728.1, 2002; SNI 67281-2015; dan Ditjen Cipta Karya Dinas PU tahun 1996, adapun sektor yang dihitung adalah domestik, non domestik, industri, pertanian, peternakan, dan perikanan. Ketersediaan air dihitung dengan mengestimasi volume aliran yang terjadi di Sub DAS Cikeruh menggunakan metode Soil Conservation Service Curve Number (SCS-CN) dari USDA dengan melibatkan data hidrologi dari tahun 2011 hingga 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan air di Sub DAS Cikeruh pada tahun 2020 adalah sebesar 351.852.088,9 m3/tahun, sedangkan kebutuhan air di Sub DAS Cikeruh mengalami perubahan yang dinamis setiap tahunnya. Kebutuhan air di Sub DAS Cikeruh pada tahun 2011 adalah sebesar 545.250.212 m3/tahun, tahun 2015 sebesar 711.121.596 m3/tahun, sedangkan tahun 2020 sebesar 520.638.257 m3/tahun. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terjadi defisit air di Sub DAS Cikeruh, dimana nilai kebutuhan air lebih tinggi dibandingkan ketersediaan air, adapun rasionya sebesar 0,641, yang artinya daya dukung lingkungan telah terlampaui (overshoot) karena nilai rasio < 1.","PeriodicalId":325650,"journal":{"name":"Jurnal Agritechno","volume":"142 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Agritechno","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20956/at.v14i2.504","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Sub DAS Cikeruh merupakan kawasan dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, yang mana hal tersebut mengakibatkan alih fungsi lahan terjadi di beberapa kecamatan sehingga berimplikasi terhadap menurunnya ketersediaan air dan meningkatnya kebutuhan air di Sub DAS Cikeruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status daya dukung air di Sub DAS Cikeruh melalui perbandingan rasio antara kebutuhan dan ketersediaan air. Kebutuhan air dihitung dengan menggunakan standar yang ditentukan oleh SNI 19-66728.1, 2002; SNI 67281-2015; dan Ditjen Cipta Karya Dinas PU tahun 1996, adapun sektor yang dihitung adalah domestik, non domestik, industri, pertanian, peternakan, dan perikanan. Ketersediaan air dihitung dengan mengestimasi volume aliran yang terjadi di Sub DAS Cikeruh menggunakan metode Soil Conservation Service Curve Number (SCS-CN) dari USDA dengan melibatkan data hidrologi dari tahun 2011 hingga 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan air di Sub DAS Cikeruh pada tahun 2020 adalah sebesar 351.852.088,9 m3/tahun, sedangkan kebutuhan air di Sub DAS Cikeruh mengalami perubahan yang dinamis setiap tahunnya. Kebutuhan air di Sub DAS Cikeruh pada tahun 2011 adalah sebesar 545.250.212 m3/tahun, tahun 2015 sebesar 711.121.596 m3/tahun, sedangkan tahun 2020 sebesar 520.638.257 m3/tahun. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terjadi defisit air di Sub DAS Cikeruh, dimana nilai kebutuhan air lebih tinggi dibandingkan ketersediaan air, adapun rasionya sebesar 0,641, yang artinya daya dukung lingkungan telah terlampaui (overshoot) karena nilai rasio < 1.