Dwi Chaya Laudra, Fadillah Pauziah, Nova Uli Siburian, G. Sibarani, Samadam Boang Manalu, Julia Ivanna
{"title":"Mengenal dan Melestarikan Budaya Melayu Deli di Kota Medan Sumatera Utara","authors":"Dwi Chaya Laudra, Fadillah Pauziah, Nova Uli Siburian, G. Sibarani, Samadam Boang Manalu, Julia Ivanna","doi":"10.56445/jje.v1i1.13","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Artikel atau tulisan ini bertujuan untuk mengenal dan melestaraikan budaya melayu deli di kota medan Sumatera Utara. Kota Medan beridentitas asli melayu deli yang merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara salah satu dari tiga kota terbesar, selain Jakarta dan Surabaya. Kota ini juga merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera, Indonesia. Pertumbuhan penduduk dan urbanisasi menjadikan Medan sebagai kota multietnis yang penduduknya terdiri dari orang-orang dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda-beda. Selain Melayu dan Karo sebagai penghuni awal, Medan didominasi oleh etnis Jawa, Batak, Tionghoa, Minangkabau, Mandailing, dan India. Masalah difokuskan pada perkembangan zaman dengan jumlah penduduk yang multietnis menjadi permasalahan dalam menguatkan kembali identitas asli kota Medan sebagai budaya melayu deli dengan ragam ciri khas kesenian yang dimilikinya. Ciri khas melayu deli dengan menyandingkan kehidupan dan agama dalam kesenian warna, corak melayu deli dapat dilihat dari Istana maimun dan mesjid Al-mashun salah satunya merupakan saksi kejayaan kerajaan melayu deli di sumatera utara. Guna mendekati masalah ini dipergunakan acuan teori dari kepustakaan. Data-data dikumpulkan melalui sumber yang relevan dan dianalisis secara kualitatif. Kajian ini menyimpulkan bahwa sangat penting mengenal dan melestarikan budaya melayu deli medan di generasi miilenial.","PeriodicalId":230702,"journal":{"name":"Jotika Journal in Education","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"4","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jotika Journal in Education","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.56445/jje.v1i1.13","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Abstract
Artikel atau tulisan ini bertujuan untuk mengenal dan melestaraikan budaya melayu deli di kota medan Sumatera Utara. Kota Medan beridentitas asli melayu deli yang merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara salah satu dari tiga kota terbesar, selain Jakarta dan Surabaya. Kota ini juga merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera, Indonesia. Pertumbuhan penduduk dan urbanisasi menjadikan Medan sebagai kota multietnis yang penduduknya terdiri dari orang-orang dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda-beda. Selain Melayu dan Karo sebagai penghuni awal, Medan didominasi oleh etnis Jawa, Batak, Tionghoa, Minangkabau, Mandailing, dan India. Masalah difokuskan pada perkembangan zaman dengan jumlah penduduk yang multietnis menjadi permasalahan dalam menguatkan kembali identitas asli kota Medan sebagai budaya melayu deli dengan ragam ciri khas kesenian yang dimilikinya. Ciri khas melayu deli dengan menyandingkan kehidupan dan agama dalam kesenian warna, corak melayu deli dapat dilihat dari Istana maimun dan mesjid Al-mashun salah satunya merupakan saksi kejayaan kerajaan melayu deli di sumatera utara. Guna mendekati masalah ini dipergunakan acuan teori dari kepustakaan. Data-data dikumpulkan melalui sumber yang relevan dan dianalisis secara kualitatif. Kajian ini menyimpulkan bahwa sangat penting mengenal dan melestarikan budaya melayu deli medan di generasi miilenial.