{"title":"The Importance of Social Capital for Faith-Based Organizations in the New Normal Adaptation of West Sumatera","authors":"I. Permata, Bima Jon Nanda, Rifki Dermawan","doi":"10.30983/islam_realitas.v7i1.3728","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"<p class=\"abstrak\" align=\"center\"><strong>Abstract</strong><strong></strong></p><p class=\"abstrak\">This paper seeks to explain the importance of faith-based organizations as social capital during the new normal era in West Sumatra. Considering West Sumatra is identical with the strong Islamic Identity and the increase of Covid-19 cases which put the region in the 6th highest number in Indonesia, this research is imperative to be conducted. Referring to WHO’s policy, the local government of West Sumatra has imposed several regulations for new normal adaption and controlling the Covid-19 in the society. Therefore, this paper uses qualitative methods and social capital is applied for interpreting data. The data used in this study is the primary and secondary data—the primary data. We argues that the religious character of West Sumatra society provides opportunities for faith-based organizations to support the government in reducing the number of positive cases by educating people through Ulama who actively play a role in daily life.</p><p class=\"abstrak\"> </p><p class=\"abstrak\" align=\"center\"><strong>Abstrak </strong><strong></strong></p><p class=\"abstrak\"><em>Tulisan ini berupaya untuk menjelaskan mengenai pentingnya organisasi berbasis agama sebagai modal sosial pada masa new normal di Sumatera Barat. Sumatera Barat identik dengan identitas Islam yang kuat. Peningkatan kasus Covid-19 menempatkan Sumatera Barat pada urutan ke-6 di Indonesia. Maka dari itu penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan. Mengacu pada kebijakan WHO, Pemerintah Daerah Sumatera Barat telah memberlakukan peraturan tentang adaptasi new normal dan pengendalian Covid-19 di masyarakat. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif dan modal sosial digunakan untuk menginterpretasikan data. Jenis data primer dan data sekunder digunakan dalam tulisan ini. Kami berpendapat bahwa karakter masyarakat Sumatera Barat yang agamais memberikan peluang bagi organisasi berbasis agama dalam mendukung pemerintah menekan jumlah kasus positif dengan mendidik masyarakat lewat ulama yang aktif berperan dalam kehidupan sehari-hari. </em></p>","PeriodicalId":342561,"journal":{"name":"Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Islam Realitas: Journal of Islamic and Social Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30983/islam_realitas.v7i1.3728","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
This paper seeks to explain the importance of faith-based organizations as social capital during the new normal era in West Sumatra. Considering West Sumatra is identical with the strong Islamic Identity and the increase of Covid-19 cases which put the region in the 6th highest number in Indonesia, this research is imperative to be conducted. Referring to WHO’s policy, the local government of West Sumatra has imposed several regulations for new normal adaption and controlling the Covid-19 in the society. Therefore, this paper uses qualitative methods and social capital is applied for interpreting data. The data used in this study is the primary and secondary data—the primary data. We argues that the religious character of West Sumatra society provides opportunities for faith-based organizations to support the government in reducing the number of positive cases by educating people through Ulama who actively play a role in daily life.
Abstrak
Tulisan ini berupaya untuk menjelaskan mengenai pentingnya organisasi berbasis agama sebagai modal sosial pada masa new normal di Sumatera Barat. Sumatera Barat identik dengan identitas Islam yang kuat. Peningkatan kasus Covid-19 menempatkan Sumatera Barat pada urutan ke-6 di Indonesia. Maka dari itu penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan. Mengacu pada kebijakan WHO, Pemerintah Daerah Sumatera Barat telah memberlakukan peraturan tentang adaptasi new normal dan pengendalian Covid-19 di masyarakat. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif dan modal sosial digunakan untuk menginterpretasikan data. Jenis data primer dan data sekunder digunakan dalam tulisan ini. Kami berpendapat bahwa karakter masyarakat Sumatera Barat yang agamais memberikan peluang bagi organisasi berbasis agama dalam mendukung pemerintah menekan jumlah kasus positif dengan mendidik masyarakat lewat ulama yang aktif berperan dalam kehidupan sehari-hari.
摘要本文试图解释信仰组织作为社会资本在西苏门答腊新常态时期的重要性。考虑到西苏门答腊与强烈的伊斯兰身份相同,并且新冠肺炎病例的增加使该地区在印度尼西亚排名第六,因此必须进行这项研究。根据世卫组织的政策,西苏门答腊岛当地政府制定了多项适应新常态和社会控制新冠肺炎的规定。因此,本文采用定性方法,并运用社会资本对数据进行解释。本研究中使用的数据是主要数据和次要数据,即主要数据。我们认为,西苏门答腊社会的宗教特征为信仰组织提供了机会,通过乌拉玛教育人们在日常生活中积极发挥作用,从而支持政府减少正面案例的数量。【摘要】苏门答腊岛社会发展的新常态是建立在社会发展的基础上的。苏门答腊岛的巴拉特克登甘认同伊斯兰教杨关。Peningkatan kasus Covid-19 menempatkan sumata Barat pada urutan ke-6 di Indonesia。Maka dari itu penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan。世界卫生组织、苏门答腊省人民代表大会、苏门答腊省人民代表大会、苏门答腊省人民代表大会、苏门答腊省人民代表大会、苏门答腊省人民代表大会、苏门答腊省人民代表大会、苏门答腊省人民代表大会适应新常态。图里桑ini mongunakan方法定性和模态社会digunakan untukkan数据的解释。Jenis数据入门和数据检索。在苏门答腊岛,我是当地居民,我是当地居民组织的成员,我是当地居民,我是当地居民,我是当地居民,我是当地居民,我是当地居民,我是当地居民。