{"title":"Iman Kristen dan Perundungan di Era Disrupsi","authors":"Yonatan Alex Arifianto, Joseph Christ Santo","doi":"10.38189/JAN.V1I2.73","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Social media is actually used to improve social relationships and increase roles in various ways. However, on the one hand, social media is used as an arena for bullying to others and groups. The problem in this research is how the role of Christian faith. Using a descriptive qualitative method with a literature study approach, this research comes to the conclusion that believers must know the era of disruption in human social development, then understand the influence of social media on ethics, and examine how Christian faith views in the face of bullying. Holding on to the view that the Christian existence must be the salt and light of the world means that we must be prepared to live side by side with physical differences, ideas, and all other things.Persoalan yang terjadi dimana media sosial yang sejatinya digunakan untuk meningkatkan hubungan sosial dan meningkatkan peran dalam berbagai hal. Namun dalam satu sisi media sosial dijadikan ajang perundungan (bullying) kepada sesama maupun kelompok. Menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi literatur dapat dicapai tujuan penulisan dengan menyimpulkan bahwa iman Kristen dalam menghadapi perundungan di tengah disrupsi, dimana orang percaya harus mengetahui era disrupsi dalam perkembangan sosial manusia, lalu memahami adanya pengaruh media sosial dalam etika, dan mencermati bagaimana perundungan dalam pandangan iman Kristen untuk diterapkan dalam menghadapi penindasan. Sehingga ada peran orang percaya dalam menghadapi perundungan di era disrupsi. Orang percaya diharapkan mempunyai pandangan dalam menerima segala perbedaan baik fisik, ide, dan segala hal. Serta mau hidup berdampingan untuk terus menjadi garam dan terang seperti yang diinginkan Yesus dalam kehidupan kekristenan","PeriodicalId":149837,"journal":{"name":"Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.38189/JAN.V1I2.73","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
Social media is actually used to improve social relationships and increase roles in various ways. However, on the one hand, social media is used as an arena for bullying to others and groups. The problem in this research is how the role of Christian faith. Using a descriptive qualitative method with a literature study approach, this research comes to the conclusion that believers must know the era of disruption in human social development, then understand the influence of social media on ethics, and examine how Christian faith views in the face of bullying. Holding on to the view that the Christian existence must be the salt and light of the world means that we must be prepared to live side by side with physical differences, ideas, and all other things.Persoalan yang terjadi dimana media sosial yang sejatinya digunakan untuk meningkatkan hubungan sosial dan meningkatkan peran dalam berbagai hal. Namun dalam satu sisi media sosial dijadikan ajang perundungan (bullying) kepada sesama maupun kelompok. Menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi literatur dapat dicapai tujuan penulisan dengan menyimpulkan bahwa iman Kristen dalam menghadapi perundungan di tengah disrupsi, dimana orang percaya harus mengetahui era disrupsi dalam perkembangan sosial manusia, lalu memahami adanya pengaruh media sosial dalam etika, dan mencermati bagaimana perundungan dalam pandangan iman Kristen untuk diterapkan dalam menghadapi penindasan. Sehingga ada peran orang percaya dalam menghadapi perundungan di era disrupsi. Orang percaya diharapkan mempunyai pandangan dalam menerima segala perbedaan baik fisik, ide, dan segala hal. Serta mau hidup berdampingan untuk terus menjadi garam dan terang seperti yang diinginkan Yesus dalam kehidupan kekristenan
社交媒体实际上是用来改善社会关系,以各种方式增加角色。然而,一方面,社交媒体被用作欺凌他人和群体的舞台。本研究的问题是基督教信仰的作用。本研究采用描述性定性方法和文献研究法,得出信徒必须了解人类社会发展的颠覆时代,然后了解社交媒体对伦理的影响,并研究基督教信仰在面对欺凌时的看法。坚持基督徒的存在必须是世界上的盐和光这一观点,意味着我们必须准备好与身体上的差异、思想上的差异和所有其他的东西共存。个人,杨,terjadi, dimana媒体,社会,杨,sejatinya, digunakan, untuk, meningkatkan, hubungan,社会,dan, meningkatkan, peran, dalam, berbagai hal。Namun dalam satu sisi媒体社会dijadikan ajang perundungan(欺凌)kepada sesama maupun kelompok。孟古纳坎的方法,质量,研究,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学,文学。这句话的意思是:“我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是我的意思。”Orang peraya diharapkan mempunyai pandangan dalam menerima segala perbedaan baik finisik, ide, dansegala hal。这是我的第一个愿望,我的第一个愿望,我的第一个愿望,我的第一个愿望