{"title":"Clinical and Hematological Parameters as the Predictors of Shock in Dengue Infection","authors":"Utami Mulyaningrum, Khairunisa Wardani","doi":"10.29313/GMHC.V6I3.3034","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Dengue infection is one of the main health issues in the world and Asia has the highest incidence of dengue infection with most children aged 5–15 years affected. As World Health Organization (WHO) guidelines recommend, the identification of warning signs at defervescence can detect patients who are at risk of progression to shock. This study aimed to determine the clinical and hematological parameters as the predictors of shock in dengue infection. This retrospective study collected medical records of pediatric patients suffering from dengue infection admitted to dr. Soediran Mangun Sumarso Regional Hospital in Wonogiri, Central Java in January–November 2016. Data was collected in December 2016. The studied predictor factors consisted of clinical and hematological parameters that represented the warning signs of dengue infection. Statistical analysis was performed using the logistic regression test. Of the 110 eligible subjects, 33 (30%) of them suffered from dengue shock syndrome. The multivariate analysis showed that gastrointestinal bleeding (OR=32.62), pleural effusion (OR=31.45), hematocrit >45% (OR=8.67), and thrombocytopenia ≤50,000/µL (OR=13) increased the risk of dengue shock syndrome. Clinical parameters as gastrointestinal bleeding and pleural effusion as well as laboratory parameters of hematocrit and thrombocytopenia became the predictors of shock in dengue infection. PARAMETER KLINIS DAN HEMATOLOGIS SEBAGAI PREDIKTOR KEJADIAN SYOK PADA INFEKSI DENGUE Infeksi dengue merupakan salah satu masalah kesehatan utama di dunia. Asiamerupakan kawasan dengan insidensi infeksi dengue tertinggi dengan penderita terbanyak anak berusia 5–15 tahun. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa tanda bahaya dengue pada fase kritis dapat mendeteksi kejadian syok pada pasien. Tujuan penelitian ini adalah menentukan parameter klinis dan hematologis yang menjadi prediktor syok pada infeksi dengue. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan mengumpulkan data rekam medis pasien anak yang menderita infeksi dengue dan dirawat di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri Jawa Tengah pada Januari–November 2016. Pengambilan data dilakukan pada bulan Desember 2016. Faktor prediktor yang diteliti adalah parameter klinis dan hematologis yang merupakan tanda bahaya infeksi dengue. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji regresi logistik. Dari 110 subjek penelitian yang memenuhi kriteria, 33 (30%) di antaranya menderita sindrom syok dengue. Analisis multivariat menunjukkan perdarahan saluran cerna (OR=32,62), efusi pleura (OR=31,45), hematokrit >45% (OR=8,67), dan jumlah trombosit ≤50.000/µL (OR=13) meningkatkan risiko sindrom syok dengue. Parameter klinis berupa perdarahan saluran cerna dan efusi pleura serta parameter laboratoris berupa hematokrit dan jumlah trombositopenia merupakan prediktor kejadian syok pada infeksi dengue.","PeriodicalId":312900,"journal":{"name":"Global Medical & Health Communication (GMHC)","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Global Medical & Health Communication (GMHC)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29313/GMHC.V6I3.3034","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Dengue infection is one of the main health issues in the world and Asia has the highest incidence of dengue infection with most children aged 5–15 years affected. As World Health Organization (WHO) guidelines recommend, the identification of warning signs at defervescence can detect patients who are at risk of progression to shock. This study aimed to determine the clinical and hematological parameters as the predictors of shock in dengue infection. This retrospective study collected medical records of pediatric patients suffering from dengue infection admitted to dr. Soediran Mangun Sumarso Regional Hospital in Wonogiri, Central Java in January–November 2016. Data was collected in December 2016. The studied predictor factors consisted of clinical and hematological parameters that represented the warning signs of dengue infection. Statistical analysis was performed using the logistic regression test. Of the 110 eligible subjects, 33 (30%) of them suffered from dengue shock syndrome. The multivariate analysis showed that gastrointestinal bleeding (OR=32.62), pleural effusion (OR=31.45), hematocrit >45% (OR=8.67), and thrombocytopenia ≤50,000/µL (OR=13) increased the risk of dengue shock syndrome. Clinical parameters as gastrointestinal bleeding and pleural effusion as well as laboratory parameters of hematocrit and thrombocytopenia became the predictors of shock in dengue infection. PARAMETER KLINIS DAN HEMATOLOGIS SEBAGAI PREDIKTOR KEJADIAN SYOK PADA INFEKSI DENGUE Infeksi dengue merupakan salah satu masalah kesehatan utama di dunia. Asiamerupakan kawasan dengan insidensi infeksi dengue tertinggi dengan penderita terbanyak anak berusia 5–15 tahun. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa tanda bahaya dengue pada fase kritis dapat mendeteksi kejadian syok pada pasien. Tujuan penelitian ini adalah menentukan parameter klinis dan hematologis yang menjadi prediktor syok pada infeksi dengue. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan mengumpulkan data rekam medis pasien anak yang menderita infeksi dengue dan dirawat di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri Jawa Tengah pada Januari–November 2016. Pengambilan data dilakukan pada bulan Desember 2016. Faktor prediktor yang diteliti adalah parameter klinis dan hematologis yang merupakan tanda bahaya infeksi dengue. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji regresi logistik. Dari 110 subjek penelitian yang memenuhi kriteria, 33 (30%) di antaranya menderita sindrom syok dengue. Analisis multivariat menunjukkan perdarahan saluran cerna (OR=32,62), efusi pleura (OR=31,45), hematokrit >45% (OR=8,67), dan jumlah trombosit ≤50.000/µL (OR=13) meningkatkan risiko sindrom syok dengue. Parameter klinis berupa perdarahan saluran cerna dan efusi pleura serta parameter laboratoris berupa hematokrit dan jumlah trombositopenia merupakan prediktor kejadian syok pada infeksi dengue.
登革热感染是世界上的主要健康问题之一,亚洲的登革热感染发病率最高,大多数5-15岁的儿童受到影响。正如世界卫生组织(WHO)指南所建议的那样,在退热时识别警告信号可以发现有进展为休克风险的患者。本研究旨在确定临床和血液学参数作为登革热感染休克的预测指标。这项回顾性研究收集了2016年1月至11月在中爪哇Wonogiri的Soediran Mangun Sumarso地区医院收治的登革热感染儿科患者的医疗记录。数据于2016年12月收集。研究的预测因素包括代表登革热感染警告信号的临床和血液学参数。采用logistic回归检验进行统计分析。在110名符合条件的受试者中,33名(30%)患有登革热休克综合征。多因素分析显示,胃肠道出血(OR=32.62)、胸腔积液(OR=31.45)、红细胞压积>45% (OR=8.67)、血小板减少≤50,000/µL (OR=13)增加了登革休克综合征的发生风险。胃肠道出血和胸腔积液等临床参数以及红细胞压积和血小板减少等实验室参数成为登革热感染患者休克的预测指标。参数KLINIS DAN血液学SEBAGAI预测因子KEJADIAN SYOK paada INFEKSI登革热,登革热,登革热,感染,感染,感染,感染和感染。5-15 tahunn, tahunn, tahunn。世界卫生组织(卫生组织):登革热、登革热、登革热、登革热、登革热、登革热、登革热、登革热、登革热、登革热、登革热。图juan penelitian ini adalah menentukan参数klinis和血液学阳menjadi预测syok帕金森氏登革热。Penelitian ini merupakan Penelitian retrospektif dengan mengumpulkan数据rekam mediis pasen anak yang menderita infeksi登革热和dirawat RSUD Soediran Mangun Sumarso Wonogiri博士,2016年1月至11月,爪哇登加。彭甘比兰数据dilakukan padbulan 2016年12月。因子预测因子为杨氏血管内皮细胞参数klinis和血液学杨氏血管内皮细胞因子。统计分析与回归logistic分析。达110例被诊断为penelitian yang memuuhi标准,33例(30%)为antaranya menderita综合征syok登革热。多变量分析:脑膜炎(OR=32,62)、胸膜积液(OR=31,45)、红细胞比容>45% (OR=8,67)、脑膜炎(OR=13)≤50.000/µL。参数klinis berupa perdarahan saluran cerna和efusii胸膜;参数实验室berupa血液病和jumlah血小板减少症merupakan预测kejadian sykpa - infeksi登革热。