ANALISIS TARIF BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK), ABILITY TO PAY (ATP), DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP) BUS BATIK SOLO TRANS PADA MASA PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS KORIDOR 1 DAN 2)
{"title":"ANALISIS TARIF BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK), ABILITY TO PAY (ATP), DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP) BUS BATIK SOLO TRANS PADA MASA PANDEMI COVID-19 (STUDI KASUS KORIDOR 1 DAN 2)","authors":"Fadila Rahmawati","doi":"10.20961/mateksi.v9i4.54964","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Angkutan umum adalah alat transportasi massal yang digunakan sebagai sarana perpindahan yang dapat mengangkut banyak penumpang secara langsung ke suatu tujuan. Kota Surakarta memiliki angkutan umum salah satunya yaitu bus Batik Solo Trans (BST). Selama satu tahun lebih berada di masa pandemi COVID-19, berbagai sektor pertumbuhan ekonomi negara mengalami penurunan drastis. Perekonomian yang tidak stabil membuat biaya transportasi meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui desain tarif BST koridor 1 dan 2 berdasarkan perhitungan BOK, ATP, dan WTP. Data didapatkan dari kuisioner yang disebarkan kepada penumpang BST. Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelian ini didapatkan nilai ATP pekerja lebih besar dari nilai WTP pekerja. ATP pekerja yaitu sebesar Rp6.520,96 untuk koridor 1 dan Rp7.139,11 untuk koridor 2. Sedangkan untuk nilai WTP pekerja yaitu sebesar Rp3.735,52 untuk koridor 1 dan Rp3.629,31 untuk koridor 2. Untuk nilai ATP mahasiswa pada koridor 1 sebesar Rp2.752,68 dan koridor 2 sebesar Rp2.068,24. Kondisi ini berbanding terbalik dengan nilai WTP mahasiswa yang lebih besar yaitu Rp3.258,62 untuk koridor 1 dan Rp3.285,71 untuk koridor 2. Untuk tarif berdasarkan perhitungan BOK adalah Rp8.965,98 per penumpang/rit untuk koridor 1 dan Rp5.823,06 per penumpang/rit untuk koridor 2. Secara umum pada kategori mahasiswa diperlukan desain tarif BST baru yang sesuai dengan kemampuan membayar. Apabila nilai tarif yang ditentukan lebih besar dari ATP, maka jumlah selisih dapat dijadikan sebagai besaran subsidi yang harus ditanggung oleh pemerintah. Sedangkan untuk kategori pekerja, nilai ATP berada di atas nilai WTP. Desain tarif yang ideal terletak di antara nilai ATP dan WTP untuk penyesuaian pelayanan tarif. ","PeriodicalId":122901,"journal":{"name":"Matriks Teknik Sipil","volume":"91 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Matriks Teknik Sipil","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20961/mateksi.v9i4.54964","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Angkutan umum adalah alat transportasi massal yang digunakan sebagai sarana perpindahan yang dapat mengangkut banyak penumpang secara langsung ke suatu tujuan. Kota Surakarta memiliki angkutan umum salah satunya yaitu bus Batik Solo Trans (BST). Selama satu tahun lebih berada di masa pandemi COVID-19, berbagai sektor pertumbuhan ekonomi negara mengalami penurunan drastis. Perekonomian yang tidak stabil membuat biaya transportasi meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui desain tarif BST koridor 1 dan 2 berdasarkan perhitungan BOK, ATP, dan WTP. Data didapatkan dari kuisioner yang disebarkan kepada penumpang BST. Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelian ini didapatkan nilai ATP pekerja lebih besar dari nilai WTP pekerja. ATP pekerja yaitu sebesar Rp6.520,96 untuk koridor 1 dan Rp7.139,11 untuk koridor 2. Sedangkan untuk nilai WTP pekerja yaitu sebesar Rp3.735,52 untuk koridor 1 dan Rp3.629,31 untuk koridor 2. Untuk nilai ATP mahasiswa pada koridor 1 sebesar Rp2.752,68 dan koridor 2 sebesar Rp2.068,24. Kondisi ini berbanding terbalik dengan nilai WTP mahasiswa yang lebih besar yaitu Rp3.258,62 untuk koridor 1 dan Rp3.285,71 untuk koridor 2. Untuk tarif berdasarkan perhitungan BOK adalah Rp8.965,98 per penumpang/rit untuk koridor 1 dan Rp5.823,06 per penumpang/rit untuk koridor 2. Secara umum pada kategori mahasiswa diperlukan desain tarif BST baru yang sesuai dengan kemampuan membayar. Apabila nilai tarif yang ditentukan lebih besar dari ATP, maka jumlah selisih dapat dijadikan sebagai besaran subsidi yang harus ditanggung oleh pemerintah. Sedangkan untuk kategori pekerja, nilai ATP berada di atas nilai WTP. Desain tarif yang ideal terletak di antara nilai ATP dan WTP untuk penyesuaian pelayanan tarif.