MANAJEMEN FISIOTERAPI PADA KASUS MORBUS HENSEN MULTI BASILER REAKSI II

Izki Aulia, W. Wijianto, Teguh Prihastomo
{"title":"MANAJEMEN FISIOTERAPI PADA KASUS MORBUS HENSEN MULTI BASILER REAKSI II","authors":"Izki Aulia, W. Wijianto, Teguh Prihastomo","doi":"10.53625/jirk.v3i1.5988","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: Penyakit Morbus Hensen atau yang biasa disebut kusta merupakan penyakit granulo matosa kronis yang dikarenakan bakteri Myobacterium leprae. Dan untuk morbus hensen Multi Basiler Reaksi II sendiri merupakan reaksi hormonal antara M. Leprae dan antibody pasien yang menimbulkan respon inflamasi pada pasien. Kusta awal mula ditemukan oleh Gerhard Armauer Hansen pada tahun 1873 di Norwegia. Penyakit ini menyerang pada sistem saraf tepi, perifer dan saraf sensoris, dengan manifestasi klinik berupa kulit kering hingga xerosis dan kelemahan otot. Tujuan: Manajemen fisioterapi pada kasus ini bertujuan untuk mengetahui manfaat diberikannya intervensi fisioterapi berupa oiling dan terapi latihan, ambulasi dan edukasi dalam mengurangi xerosis dan kemampuan fungsional pasien. Metode: case report ini dilakukan di RSUD Kelet Donorejo dengan mengambil salah sample salah satu pasien kusta dengan pemberian modalitas fisioterapi berupa oiling, terapi latihan dan ambulasi sebanyak 3 kali sesi terapi. Selanjutnya melakukan pengukuran pada terapi pertama dan terapi ketiga dan didapatkan hasil peningkatan skala ODSS dan peningkatan skala kemampuan fungsional. Hasil: dari manajemen fisioterapi yang diterapkan pada kasus Morbus Hensen Multi Basiler Reaksi II didapatkan hasil berupa meningkatnya skala ODSS dan meningkatnya skala aktifitas fungsional. Kesimpulan: Manajemen fisioterapi pada case report ini terbukti dalam peningkatan skala ODSS dan peningkatan skala kemampuan fungsional pasien","PeriodicalId":405856,"journal":{"name":"Journal of Innovation Research and Knowledge","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Innovation Research and Knowledge","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53625/jirk.v3i1.5988","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Latar Belakang: Penyakit Morbus Hensen atau yang biasa disebut kusta merupakan penyakit granulo matosa kronis yang dikarenakan bakteri Myobacterium leprae. Dan untuk morbus hensen Multi Basiler Reaksi II sendiri merupakan reaksi hormonal antara M. Leprae dan antibody pasien yang menimbulkan respon inflamasi pada pasien. Kusta awal mula ditemukan oleh Gerhard Armauer Hansen pada tahun 1873 di Norwegia. Penyakit ini menyerang pada sistem saraf tepi, perifer dan saraf sensoris, dengan manifestasi klinik berupa kulit kering hingga xerosis dan kelemahan otot. Tujuan: Manajemen fisioterapi pada kasus ini bertujuan untuk mengetahui manfaat diberikannya intervensi fisioterapi berupa oiling dan terapi latihan, ambulasi dan edukasi dalam mengurangi xerosis dan kemampuan fungsional pasien. Metode: case report ini dilakukan di RSUD Kelet Donorejo dengan mengambil salah sample salah satu pasien kusta dengan pemberian modalitas fisioterapi berupa oiling, terapi latihan dan ambulasi sebanyak 3 kali sesi terapi. Selanjutnya melakukan pengukuran pada terapi pertama dan terapi ketiga dan didapatkan hasil peningkatan skala ODSS dan peningkatan skala kemampuan fungsional. Hasil: dari manajemen fisioterapi yang diterapkan pada kasus Morbus Hensen Multi Basiler Reaksi II didapatkan hasil berupa meningkatnya skala ODSS dan meningkatnya skala aktifitas fungsional. Kesimpulan: Manajemen fisioterapi pada case report ini terbukti dalam peningkatan skala ODSS dan peningkatan skala kemampuan fungsional pasien
莫尔布斯·亨森多接触反应II的物理治疗管理
背景:Morbus Hensen(俗称麻风病)是一种由肌杆菌引起的慢性麦沙(granulo matosa)疾病。对于morbus hensen第二反应来说,这本身就是M. Leprae和抗体之间的荷尔蒙反应,而非患者会产生炎症反应。早于1873年,挪威的格哈德·阿米尔·汉森首次发现了麻风病。这种疾病攻击边缘神经系统、周围神经和感觉神经,表现为皮肤干燥到xerosis和肌肉无力的临床表现。目的:在此案例中,理疗管理的目的是确定生理治疗干预的好处,即oiling和实践治疗,降低xerosis和功能。方法:病例报告在RSUD Donorejo进行,摘除其中一名麻风病患者的样本,并在三次治疗过程中接受生理治疗、锻炼和排毒。在第一次和第三次治疗中进行测量,将会有ODSS的增加和功能的增加。结果:在Morbus Hensen病例中应用的物理治疗方法的结果是ODSS增加和功能活动增加。结论:在案例报告中,物理治疗管理证明了ODSS的增加和患者功能的增加
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信