Asabiyah and Religious Solidarity (A Socio-Historical Analysis of Asabiyah’s Ibn Khaldun in relation to the Concept of Muslim Unity)

Khairulyadi Khairulyadi, B. Bukhari, Masrizal Mazrizal, T. Triyanto, Akmal Saputra
{"title":"Asabiyah and Religious Solidarity (A Socio-Historical Analysis of Asabiyah’s Ibn Khaldun in relation to the Concept of Muslim Unity)","authors":"Khairulyadi Khairulyadi, B. Bukhari, Masrizal Mazrizal, T. Triyanto, Akmal Saputra","doi":"10.35308/JCPDS.V7I1.3604","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Asabiyah merupakan kecenderungan solidaritas dalam kelompok, acap digunakan untuk menilai stabilitas dan kohesivitas kelompok sosial tertentu. Peran asabiyah sangat menentukan lahir dan runtuhnya sebuah bangsa, negara dan peradaban. Tulisan ini mengunakan pendekatan sosio-historis, bertujuan untuk menganalisa konsep asabiyah Ibnu Khaldun dan bagaimana konsep ini terkait dengan solidaritas berdasarkan agama. Solidaritas agama, misalnya, telah mendorong usaha menyatukan negara Islam seperti gerakan Pan-Islamisme, Persatuan Arab dan Persatuan Muslim. Data untuk tulisan ini dikumpulan melalui pendekatan analisa dokumen (document analysis). Tulisan ini mendapati bahwa antara asabiyah dan solidaritas agama memiliki hubungan yang mutually-inclusive. Bahwa, asabiyah memiliki peran penting dalam kemunculan awal sebuah negara dan peradaban. Sedangkan solidaritas agama diperlukan sebagai identitas dan kesadaran yang menyatukan perbedaan identitas budaya dan etnis (asabiyah) dalam sebuah negara dan aliansi. Pada tahapan awal lahirnya sebuah negara asabiyah sangat diperlukan sebagai pemantik semangat juang dan keberanian. Sementara solidaritas agama bisa menekan etnosentrisme dan menghilangkan persaingan, kecurigaan dan kecemburan di antara entitas etnis yang berbeda. Ringkasnya, identitas budaya dan etnis (asabiyah) dan solidaritas agama saling membutuhkan dan menguatkan terutama  untuk mencapai pembangunan dan kemajuan. Jika ikatan asabiyah menguat tanpa ikatan solidaritas agama akan memicu kemunduran dan keruntuhan bagi sebuah negara dan peradaban.","PeriodicalId":340053,"journal":{"name":"Community : Pengawas Dinamika Sosial","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-07-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Community : Pengawas Dinamika Sosial","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35308/JCPDS.V7I1.3604","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

Asabiyah merupakan kecenderungan solidaritas dalam kelompok, acap digunakan untuk menilai stabilitas dan kohesivitas kelompok sosial tertentu. Peran asabiyah sangat menentukan lahir dan runtuhnya sebuah bangsa, negara dan peradaban. Tulisan ini mengunakan pendekatan sosio-historis, bertujuan untuk menganalisa konsep asabiyah Ibnu Khaldun dan bagaimana konsep ini terkait dengan solidaritas berdasarkan agama. Solidaritas agama, misalnya, telah mendorong usaha menyatukan negara Islam seperti gerakan Pan-Islamisme, Persatuan Arab dan Persatuan Muslim. Data untuk tulisan ini dikumpulan melalui pendekatan analisa dokumen (document analysis). Tulisan ini mendapati bahwa antara asabiyah dan solidaritas agama memiliki hubungan yang mutually-inclusive. Bahwa, asabiyah memiliki peran penting dalam kemunculan awal sebuah negara dan peradaban. Sedangkan solidaritas agama diperlukan sebagai identitas dan kesadaran yang menyatukan perbedaan identitas budaya dan etnis (asabiyah) dalam sebuah negara dan aliansi. Pada tahapan awal lahirnya sebuah negara asabiyah sangat diperlukan sebagai pemantik semangat juang dan keberanian. Sementara solidaritas agama bisa menekan etnosentrisme dan menghilangkan persaingan, kecurigaan dan kecemburan di antara entitas etnis yang berbeda. Ringkasnya, identitas budaya dan etnis (asabiyah) dan solidaritas agama saling membutuhkan dan menguatkan terutama  untuk mencapai pembangunan dan kemajuan. Jika ikatan asabiyah menguat tanpa ikatan solidaritas agama akan memicu kemunduran dan keruntuhan bagi sebuah negara dan peradaban.
阿萨比耶与宗教团结(阿萨比耶的伊本·赫勒敦与穆斯林团结概念的社会历史分析)
Asabiyah是一种群体团结的倾向,它被用来评估某些社会群体的稳定和凝聚力。asabiyah的作用是决定一个国家、国家和文明的诞生和崩溃。这篇文章采用了社会历史的方法,旨在分析伊本·赫勒顿的asabiyah概念以及它与宗教团结的关系。例如,宗教团结鼓励团结伊斯兰国,如泛伊斯兰主义运动、阿拉伯团结和穆斯林团结。本文的数据是通过文档分析方法收集的。这篇文章发现,asabiyah和宗教团结之间的关系是相互依存的。在一个国家和文明的早期出现中,asabiyah发挥着重要作用。然而,宗教团结作为一种统一国家和联盟中不同文化和民族认同的认同和意识是必要的。在一个朝觐国家的早期阶段,作为战斗的精神和勇气是必不可少的。虽然宗教团结可以压制民族主义,消除不同种族实体之间的竞争、猜疑和不洁。简而言之,文化和种族认同(asabiyah)和宗教团结主要需要和加强,以实现发展和进步。如果asabiyah的团结在没有宗教团结的情况下变得强大,这将导致国家和文明的衰落和崩溃。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信