{"title":"STRATEGI MENURUNKAN ANGKA STUNTING DI KABUPATEN BADUNG","authors":"Made Agus Sugianto, Dewa Ayu Raka Dewi","doi":"10.37145/jak.v4i1.427","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Angka stunting di Kabupaten Badung menunjukan tren peningkatan sepanjang tahun 2016sampai dengan tahun 2018. Pada tahun 2015 angka stunting tercatat sebanyak 13,6% lalumenurun menjadi 11,5% pada tahun 2016. Memasuki tahun 2017 angka stunting kembalimeningkat, dan hasil Riskesdas tahun 2018 mencatat angka stunting di Kabupaten Badungmencapai 25,24%. Faktor determinan utama yang berhubungan dengan tingginya angkastunting di Kabupaten Badung adalah rendahnya tingkat pengetahuan gizi Ibu balita karenasebagian besar (42,82%) penduduk Kabupaten Badung berpendidikan SD dan SLTP, 40,64%berpendidikan SLTA dan hanya 16,54% yang berpendidikan Tinggi (PT). Hasil penelitianbeberapa negara di dunia bahwa intervensi multisektoral berkelanjutan dapat mengurangistunting hingga 40%. Selain itu, Intervensi gizi spesifik pada balita yang dilakukan oleh sektorkesehatan dan intervensi gizi sensitif yang dilakukan oleh sektor nonkesehatan di beberapawilayah Indonesia menunjukan hasil yang cukup baik. Pemerintah Kabupaten Badung yangmerupakan salah satu kabupaten dengan angka stunting yang melebihi target yang ditetapkanoleh Kementerian Kesehatan RI dan memiliki komitmen dan mendukung upaya pencegahanstunting dengan cara mengeluarkan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 12 Tahun2016 Tentang Kabupaten Layak Anak dan pencanangan Gerakan 1000 hari pertama kelahiran(Garba Sari) untuk pencegahan stunting di Kabupaten Badung.","PeriodicalId":137551,"journal":{"name":"Jurnal Analis Kebijakan","volume":"159 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Analis Kebijakan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37145/jak.v4i1.427","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Angka stunting di Kabupaten Badung menunjukan tren peningkatan sepanjang tahun 2016sampai dengan tahun 2018. Pada tahun 2015 angka stunting tercatat sebanyak 13,6% lalumenurun menjadi 11,5% pada tahun 2016. Memasuki tahun 2017 angka stunting kembalimeningkat, dan hasil Riskesdas tahun 2018 mencatat angka stunting di Kabupaten Badungmencapai 25,24%. Faktor determinan utama yang berhubungan dengan tingginya angkastunting di Kabupaten Badung adalah rendahnya tingkat pengetahuan gizi Ibu balita karenasebagian besar (42,82%) penduduk Kabupaten Badung berpendidikan SD dan SLTP, 40,64%berpendidikan SLTA dan hanya 16,54% yang berpendidikan Tinggi (PT). Hasil penelitianbeberapa negara di dunia bahwa intervensi multisektoral berkelanjutan dapat mengurangistunting hingga 40%. Selain itu, Intervensi gizi spesifik pada balita yang dilakukan oleh sektorkesehatan dan intervensi gizi sensitif yang dilakukan oleh sektor nonkesehatan di beberapawilayah Indonesia menunjukan hasil yang cukup baik. Pemerintah Kabupaten Badung yangmerupakan salah satu kabupaten dengan angka stunting yang melebihi target yang ditetapkanoleh Kementerian Kesehatan RI dan memiliki komitmen dan mendukung upaya pencegahanstunting dengan cara mengeluarkan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 12 Tahun2016 Tentang Kabupaten Layak Anak dan pencanangan Gerakan 1000 hari pertama kelahiran(Garba Sari) untuk pencegahan stunting di Kabupaten Badung.