{"title":"Usulan Perbaikan Kualitas Produk Shuttlecock “Claudia” Dengan Metode Six sigma di Perusahaan Shuttlecock “Claudia” Kabupaten Tegal","authors":"Tri Sulistyani, Mitra Sari","doi":"10.24905/PERMANA.V13I2.198","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya produk cacat shuttlecock merk “Claudia”, untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode six sigma dalam perbaikan kualitas produk shuttlecock merk “Claudia”, dan memberikan usulan perbaikan kualitas produk shuttlecock “Claudia” untuk meningkatkan kualitasnya dan mengurangi poduk cacat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah observasi dan wawancara. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah metode six sigma. Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1) Implementasi six sigma dalam penelitian ini menggunakan siklus DMAIC (Define Measure Analyze Improve Control), 2) Jenis produk cacat shuttlecock “Claudia” paling tinggi adalah Batang Bulu Rusak (BBR), Penjahitan Antar Bulu Lepas (PABL), dan Keseimbangan laju Shuttlecock Goyah (KLSG) dengan persentase kerusakan/cacat dari total jumlah produksi sebesar 4,31%, 3) Kualitas produk shuttlecock “Claudia” memiliki nilai sigma 3,69, jadi posisinya ada pada kategori rata-rata industri. Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan nilai sigmanya dengan melakukan berbagai upaya perbaikan, 4) Usulan perbaikan kualitas produk shuttlecock “Claudia” diklasifikasikan berdasarkan 4 faktor penyebab, yaitu manusia, metode, mesin, dan material, kemudian masing-masing faktor penyebab diberikan rekomendasi atau usulan tindakan perbaikan untuk dapat meningkatkan kualitas produk shuttlecocknya, 5) Tahap terakhir dalam usulan perbaikan kualitas produk shuttlecock “Claudia” adalah control (pengawasan), usulan perbaikan yang dapat diberikan adalah perusahaan harus lebih ketat dalam melakukan pengawasan baik bahan baku, metode, mesin, ataupun karyawannya dalam bekerja, kemudian semua produk cacat harus ada catatan setiap harinya dan terdokumentasi dengan baik jenis cacatnya, jumlah cacatnya, mesin yang menyebabkan cacat, tahapan proses menyebabkan cacat, dsb.. Pencacatan ini bisa dibantu dengan menggunakan lembar pengecekan.","PeriodicalId":320330,"journal":{"name":"Permana : Jurnal Perpajakan, Manajemen, dan Akuntansi","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Permana : Jurnal Perpajakan, Manajemen, dan Akuntansi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24905/PERMANA.V13I2.198","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya produk cacat shuttlecock merk “Claudia”, untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode six sigma dalam perbaikan kualitas produk shuttlecock merk “Claudia”, dan memberikan usulan perbaikan kualitas produk shuttlecock “Claudia” untuk meningkatkan kualitasnya dan mengurangi poduk cacat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah observasi dan wawancara. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah metode six sigma. Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1) Implementasi six sigma dalam penelitian ini menggunakan siklus DMAIC (Define Measure Analyze Improve Control), 2) Jenis produk cacat shuttlecock “Claudia” paling tinggi adalah Batang Bulu Rusak (BBR), Penjahitan Antar Bulu Lepas (PABL), dan Keseimbangan laju Shuttlecock Goyah (KLSG) dengan persentase kerusakan/cacat dari total jumlah produksi sebesar 4,31%, 3) Kualitas produk shuttlecock “Claudia” memiliki nilai sigma 3,69, jadi posisinya ada pada kategori rata-rata industri. Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan nilai sigmanya dengan melakukan berbagai upaya perbaikan, 4) Usulan perbaikan kualitas produk shuttlecock “Claudia” diklasifikasikan berdasarkan 4 faktor penyebab, yaitu manusia, metode, mesin, dan material, kemudian masing-masing faktor penyebab diberikan rekomendasi atau usulan tindakan perbaikan untuk dapat meningkatkan kualitas produk shuttlecocknya, 5) Tahap terakhir dalam usulan perbaikan kualitas produk shuttlecock “Claudia” adalah control (pengawasan), usulan perbaikan yang dapat diberikan adalah perusahaan harus lebih ketat dalam melakukan pengawasan baik bahan baku, metode, mesin, ataupun karyawannya dalam bekerja, kemudian semua produk cacat harus ada catatan setiap harinya dan terdokumentasi dengan baik jenis cacatnya, jumlah cacatnya, mesin yang menyebabkan cacat, tahapan proses menyebabkan cacat, dsb.. Pencacatan ini bisa dibantu dengan menggunakan lembar pengecekan.