{"title":"MODEL KOMUNIKASI CSR PERUSAHAAN BUMN DI INDONESIA; PENDEKATAN SOCIAL NETWORK ANALYSIS","authors":"M. Arifin, Hafidhah Hafidhah, Mohammad Rofik","doi":"10.52266/jesa.v5i1.1005","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Dalam bidang hubungan masyarakat, organisasi dan CEO sering menggunakan tiga platform berbeda untuk berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan mereka: intranet perusahaan, situs web perusahaan, dan media sosial. Di antara ketiga platform ini, media sosial mungkin adalah yang paling populer. Penelitian ini bertujuan untuk membahas masalah seputar komunikasi tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) melalui media sosial. Komunikasi tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) menjadi semakin penting untuk meningkatkan visibilitas merek dan perusahaan itu sendiri. Media sosial mungkin merupakan platform yang sangat cocok untuk kasus ini, mengingat kemampuannya untuk mendorong dialog dan difusi konten. Penelitian ini menarik karena dilakukan pada perusahaan pelat merah (BUMN), dimana terkadang penyaluran CSR dipengaruhi oleh kebijakan pemilik saham utama yaitu pemerintah. Sehingga dengan demikian pola komunikasi CSR juga dimungkinkan terdapat perbedaan dengan perusahaan lainnya \nPenulis melakukan analisis konten pada halaman Twitter, dari perusahaan tersebut. Ini dilakukan untuk menilai ruang lingkup interaksi antara organisasi dan para pemangku kepentingannya. Langkah pertama dalam pengumpulan data adalah mengidentifikasi profil Twitter dari semua perusahaan. Kemudian melakukan analisis SNA (Social Network Analysis) untuk mengetahui pola komunikasi dan interaksi pemangku kepentingan dengan perusahaan. Hasil studi menunjukkan bahwa perusahaan yang BUMN yang diamati kurang melakukan komunikasi CSR pada media Twitter yang dikelolanya. Konten terkait pemasaran lebih mendominasi dibandingkan dengan posting yang berisi CSR. Temuan juga menyimpulkan bahwa perusahaan BUMN belum secara serius mengelola media sosial Twitter sebagai platform untuk komunikasi CSR degan segenap stakeholder. \nStudi ini memberikan wawasan penting pada aspek-aspek penting dari komunikasi tentang masalah CSR di situs jejaring sosial seperti Twitter dan membuat beberapa rekomendasi praktis untuk perusahaan.","PeriodicalId":139783,"journal":{"name":"J-ESA (Jurnal Ekonomi Syariah)","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"J-ESA (Jurnal Ekonomi Syariah)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.52266/jesa.v5i1.1005","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Dalam bidang hubungan masyarakat, organisasi dan CEO sering menggunakan tiga platform berbeda untuk berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan mereka: intranet perusahaan, situs web perusahaan, dan media sosial. Di antara ketiga platform ini, media sosial mungkin adalah yang paling populer. Penelitian ini bertujuan untuk membahas masalah seputar komunikasi tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) melalui media sosial. Komunikasi tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) menjadi semakin penting untuk meningkatkan visibilitas merek dan perusahaan itu sendiri. Media sosial mungkin merupakan platform yang sangat cocok untuk kasus ini, mengingat kemampuannya untuk mendorong dialog dan difusi konten. Penelitian ini menarik karena dilakukan pada perusahaan pelat merah (BUMN), dimana terkadang penyaluran CSR dipengaruhi oleh kebijakan pemilik saham utama yaitu pemerintah. Sehingga dengan demikian pola komunikasi CSR juga dimungkinkan terdapat perbedaan dengan perusahaan lainnya
Penulis melakukan analisis konten pada halaman Twitter, dari perusahaan tersebut. Ini dilakukan untuk menilai ruang lingkup interaksi antara organisasi dan para pemangku kepentingannya. Langkah pertama dalam pengumpulan data adalah mengidentifikasi profil Twitter dari semua perusahaan. Kemudian melakukan analisis SNA (Social Network Analysis) untuk mengetahui pola komunikasi dan interaksi pemangku kepentingan dengan perusahaan. Hasil studi menunjukkan bahwa perusahaan yang BUMN yang diamati kurang melakukan komunikasi CSR pada media Twitter yang dikelolanya. Konten terkait pemasaran lebih mendominasi dibandingkan dengan posting yang berisi CSR. Temuan juga menyimpulkan bahwa perusahaan BUMN belum secara serius mengelola media sosial Twitter sebagai platform untuk komunikasi CSR degan segenap stakeholder.
Studi ini memberikan wawasan penting pada aspek-aspek penting dari komunikasi tentang masalah CSR di situs jejaring sosial seperti Twitter dan membuat beberapa rekomendasi praktis untuk perusahaan.