Implementasi Metode 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) Pada Gudang Regu Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan PT. Wirakarya Sakti Distrik II
Agus Subekti, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Jambi Program Studi Tekn Industri
{"title":"Implementasi Metode 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) Pada Gudang Regu Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan PT. Wirakarya Sakti Distrik II","authors":"Agus Subekti, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Jambi Program Studi Tekn Industri","doi":"10.37338/JI.V2I1.34","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Saat ini di lantai produksi PT. WKS terdapat peralatan yang tidak digunakan berada di area kerja, area kerja tidak terorganisir dengan baik, dan kedisiplinan mengenai kebersihan sangat kurang mengakibatkan proses kerja berjalan kurang baik. Berdasarkan kondisi tersebut, bisa dinilai bahwa kesadaran untuk memelihara area kerja sangat minim. Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan perusahaan untuk melakukan perbaikan dalam area kerja adalah dengan menerapkan metode 5S. Metode 5S adalah sebuah pendekatan dasar dalam mengatur lingkungan kerja, yang pada intinya berusaha mengeliminasi pemborosan sehingga tercipta lingkungan kerja yang efektif. Berdasarkan hasil audit dengan metode 5S dapat diberikan usulan perbaikan untuk menciptakan area kerja yang aman dan nyaman. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, pererapan metode 5S di Perusahaan PT Wirakarya Sakti Distrik II pada bagian gudang Regu Pengendalian Kebakaran dapat disimpulkan sebagai berikut : Seiri (ringkas), aplikasi pada tahapan ini belum terlaksana dengan baik, karena masih terdapat pengklasifikasian barang yang tidak beraturan dan masih terdapat barang yang tidak sesuai dengan tempatnya. Seiton (rapi), aplikasi pada tahapan ini belum terlaksana dengan baik, karena penempatan barang yang masih sulit dan lambat dalam mengambil serta mengembalikan barang dan pada masing-masing penempatan barang belum ada batas garis. Seiso (resik), aplikasi pada tahapan ini belum terlaksana dengan baik, karena tempat-tempat yang jarang diperhatikan orang masih kotor dan belum lengkapnya alat kebersihan yang dibutuhkan oleh PIC gudang. Seiketsu (rawat), aplikasi pada tahapan ini belum terlaksana dengan baik, karena belum ada keterangan pemakaian pada barang-barang yang jika digunakan membutuhkan keahlian. Shitsuke (rajin), aplikasi pada tahapan ini belum terlaksana dengan baik, karena PIC gudang belum membuat 5S menjadi suatu kebiasaan dan terus memeliharanya dalam jangka panjang.","PeriodicalId":431004,"journal":{"name":"Jurnal Inovator","volume":"248 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Inovator","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37338/JI.V2I1.34","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Saat ini di lantai produksi PT. WKS terdapat peralatan yang tidak digunakan berada di area kerja, area kerja tidak terorganisir dengan baik, dan kedisiplinan mengenai kebersihan sangat kurang mengakibatkan proses kerja berjalan kurang baik. Berdasarkan kondisi tersebut, bisa dinilai bahwa kesadaran untuk memelihara area kerja sangat minim. Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan perusahaan untuk melakukan perbaikan dalam area kerja adalah dengan menerapkan metode 5S. Metode 5S adalah sebuah pendekatan dasar dalam mengatur lingkungan kerja, yang pada intinya berusaha mengeliminasi pemborosan sehingga tercipta lingkungan kerja yang efektif. Berdasarkan hasil audit dengan metode 5S dapat diberikan usulan perbaikan untuk menciptakan area kerja yang aman dan nyaman. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, pererapan metode 5S di Perusahaan PT Wirakarya Sakti Distrik II pada bagian gudang Regu Pengendalian Kebakaran dapat disimpulkan sebagai berikut : Seiri (ringkas), aplikasi pada tahapan ini belum terlaksana dengan baik, karena masih terdapat pengklasifikasian barang yang tidak beraturan dan masih terdapat barang yang tidak sesuai dengan tempatnya. Seiton (rapi), aplikasi pada tahapan ini belum terlaksana dengan baik, karena penempatan barang yang masih sulit dan lambat dalam mengambil serta mengembalikan barang dan pada masing-masing penempatan barang belum ada batas garis. Seiso (resik), aplikasi pada tahapan ini belum terlaksana dengan baik, karena tempat-tempat yang jarang diperhatikan orang masih kotor dan belum lengkapnya alat kebersihan yang dibutuhkan oleh PIC gudang. Seiketsu (rawat), aplikasi pada tahapan ini belum terlaksana dengan baik, karena belum ada keterangan pemakaian pada barang-barang yang jika digunakan membutuhkan keahlian. Shitsuke (rajin), aplikasi pada tahapan ini belum terlaksana dengan baik, karena PIC gudang belum membuat 5S menjadi suatu kebiasaan dan terus memeliharanya dalam jangka panjang.