Budaya Keselamatan Staf Klinis Rumah Sakit Terakreditasi Yang Menjadi Rujukan Covid-19

Duta Liana, Dewi Lestari, Fifi Dwijayanti, N. Fauziah
{"title":"Budaya Keselamatan Staf Klinis Rumah Sakit Terakreditasi Yang Menjadi Rujukan Covid-19","authors":"Duta Liana, Dewi Lestari, Fifi Dwijayanti, N. Fauziah","doi":"10.35727/JHA.V3I2.108","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) memberikan dampak luas dikarenakan risiko penularan virus SARS-COV-2 melalui kontak, droplet, dan kemungkinan airborne. Suatu tantangan bagi rumah sakit untuk menjamin mutu dan keselamatan. Dalam kondisi seperti ini, maka budaya keselamatan yang baik menjadi faktor kritikal untuk menjamin keselamatan baik pasien, pengunjung, maupun petugas rumah sakit. Komitmen Pimpinan dan dukungan seluruh staf khususnya staf klinis sangat diperlukan untuk terciptanya budaya keselamatan rumah sakit. Salah satunya pemenuhan standar layanan akreditasi rumah sakit untuk meningkatkan budaya keselamatan. Berdasarkan kondisi ini diperlukan suatu penelitian untuk mengukur sejauh mana standar akreditasi diimplementasikan untuk mendukung budaya keselamatan yang meliputi keselamatan pasien, keselamatan dan kesehatan pekerja rumah sakit. \nTujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur budaya keselamatan staf klinis dengan prediktor yang dominan dalam mempengaruhi keselamatan pasien serta keselamatan dan kesehatan pekerja di rumah sakit terakreditasi Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang menjadi rujukan Covid-19. \nMetode: Penelitian ini merupakan cross-sectional study pada empat rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta diantaranya RSPAD Gatot Subroto, RSUP Persahabatan, RS Pusat Pertamina, dan RS Pertamina Jaya. Tiga variabel yang mempengaruhi budaya keselamatan yaitu iklim keselamatan, situasional, dan perilaku keselamatan. Responden adalah staf klinis berdasarkan jenis instalasi dan staf klinis di setiap rumah sakit yang dipilih secara acak. Kuesioner mengacu pada instrumen Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi 1.1 dalam bentuk google form. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square sedangkan multivariat menggunakan regresi logistik. \nHasil: Data penelitian ini diperoleh dari 560 responden yang terdiri dari instalasi dan staf klinis. Dari empat rumah sakit dihasilkan budaya keselamatan rumah sakit menurut 51,8% responden masuk dalam kategori baik dimana tiga dari sepuluh indikator yaitu kerjasama, lingkungan kerja, dan kepatuhan merupakan kategori baik dan dominan. Variabel situasional memiliki pengaruh terbesar terhadap budaya keselamatan (OR 4,46; 95% CI 2,67-7,42). Kepatuhan memiliki pengaruh terbesar terhadap keselamatan pasien (OR 5,59; 95% CI 3,27-9,56) dan manajemen risiko memiliki pengaruh terbesar terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja (OR 5,59; 95% CI 3,29-9,49).  \nKesimpulan: Variabel situasional memiliki pengaruh terbesar terhadap budaya keselamatan, baik keselamatan pasien maupun keselamatan dan kesehatan pekerja. Indikator kepatuhan dan manajemen risiko merupakan indikator yang memiliki pengaruh terbesar terhadap budaya keselamatan.","PeriodicalId":420592,"journal":{"name":"The Journal of Hospital Accreditation","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-07-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"The Journal of Hospital Accreditation","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35727/JHA.V3I2.108","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Latar Belakang: Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) memberikan dampak luas dikarenakan risiko penularan virus SARS-COV-2 melalui kontak, droplet, dan kemungkinan airborne. Suatu tantangan bagi rumah sakit untuk menjamin mutu dan keselamatan. Dalam kondisi seperti ini, maka budaya keselamatan yang baik menjadi faktor kritikal untuk menjamin keselamatan baik pasien, pengunjung, maupun petugas rumah sakit. Komitmen Pimpinan dan dukungan seluruh staf khususnya staf klinis sangat diperlukan untuk terciptanya budaya keselamatan rumah sakit. Salah satunya pemenuhan standar layanan akreditasi rumah sakit untuk meningkatkan budaya keselamatan. Berdasarkan kondisi ini diperlukan suatu penelitian untuk mengukur sejauh mana standar akreditasi diimplementasikan untuk mendukung budaya keselamatan yang meliputi keselamatan pasien, keselamatan dan kesehatan pekerja rumah sakit. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur budaya keselamatan staf klinis dengan prediktor yang dominan dalam mempengaruhi keselamatan pasien serta keselamatan dan kesehatan pekerja di rumah sakit terakreditasi Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) yang menjadi rujukan Covid-19. Metode: Penelitian ini merupakan cross-sectional study pada empat rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta diantaranya RSPAD Gatot Subroto, RSUP Persahabatan, RS Pusat Pertamina, dan RS Pertamina Jaya. Tiga variabel yang mempengaruhi budaya keselamatan yaitu iklim keselamatan, situasional, dan perilaku keselamatan. Responden adalah staf klinis berdasarkan jenis instalasi dan staf klinis di setiap rumah sakit yang dipilih secara acak. Kuesioner mengacu pada instrumen Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi 1.1 dalam bentuk google form. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square sedangkan multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil: Data penelitian ini diperoleh dari 560 responden yang terdiri dari instalasi dan staf klinis. Dari empat rumah sakit dihasilkan budaya keselamatan rumah sakit menurut 51,8% responden masuk dalam kategori baik dimana tiga dari sepuluh indikator yaitu kerjasama, lingkungan kerja, dan kepatuhan merupakan kategori baik dan dominan. Variabel situasional memiliki pengaruh terbesar terhadap budaya keselamatan (OR 4,46; 95% CI 2,67-7,42). Kepatuhan memiliki pengaruh terbesar terhadap keselamatan pasien (OR 5,59; 95% CI 3,27-9,56) dan manajemen risiko memiliki pengaruh terbesar terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja (OR 5,59; 95% CI 3,29-9,49).  Kesimpulan: Variabel situasional memiliki pengaruh terbesar terhadap budaya keselamatan, baik keselamatan pasien maupun keselamatan dan kesehatan pekerja. Indikator kepatuhan dan manajemen risiko merupakan indikator yang memiliki pengaruh terbesar terhadap budaya keselamatan.
被认可的医院临床工作人员安全文化是Covid-19
背景:冠状动脉病毒2019年(Covid-19)大流行对通过接触、droplet和可能的空中空气传播的风险具有深远的影响。医院要确保质量和安全是一个挑战。在这种情况下,良好的安全文化是确保病人、访客和医院工作人员安全的关键因素。建立医院安全文化需要管理承诺和全体工作人员,尤其是临床工作人员的支持。提高安全文化的医院认证服务标准得到了满足。在这种情况下,需要进行一项研究,以确定实现认证标准以支持包括病人安全、医院员工安全和卫生在内的安全文化的程度。目的:本研究旨在以影响病人安全、医院工作人员安全和健康的主导预测因素来衡量临床工作人员的安全文化。方法:本研究包括在雅加达DKI的四所Covid-19医院的跨部门研究,其中包括RSPAD Gatot Subroto、RSUP friends、Pertamina center和Pertamina Jaya RS。影响安全文化的三个变量是安全气候、环境和安全行为。受访者是根据随机选择的医院类型和临床工作人员。问卷调查是指数据分析是用chi-square进行的,而多变量使用物流回归。结果:这项研究的数据来自560名受访者,他们由安装和临床工作人员组成。根据51.8%的受访者,在四家医院的安全文化中,有三分之一的指标是合作、工作环境和服从。情境变数对拯救文化的影响最大(或4.46;95% CI 2,67- 7.42)。服从对病人的安全有着最大的影响(或5.59;95%的CI 3.27 - 9.56)和风险管理对工人的安全和健康有着最大的影响(或5.59;95%的CI 3.29 - 9.49)。结论:情境变数对患者的安全以及工人的安全和健康的文化有着最大的影响。风险服从和管理指标是对安全文化影响最大的指标。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信