{"title":"A Woman with Tuberculous Meningitis (TBM) confirmed COVID-19 in the Intensive Care Unit: A Nursing Case Study","authors":"Lucky Pranianto","doi":"10.54076/jukes.v2i1.117","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak \nPendahuluan. Pasien dengan Meningitis/Ensephalitis dapat mengalami infeksi oportunistik, salah satunya infeksi oleh SARS-CoV-2. Pasien dengan infeksi neurologis dapat menimbulkan berbagai tanda dan gejala termasuk sindrom hiperventilasi yang dapat mengakibatkan hipokapnia (penurunan kadar pCO2 dalam darah arteri). Presentasi kasus. Pasien wanita berusia 35 tahun dengan Meningitis TB dan Covid-19 mengalami kondisi hipokapnia dengan kadar pCO2 12 mmHg. Pasien kemudian diintubasi dan dilakukan managemen ventilator mekanik. Selama lima hari penggunaan ventilator mekanik pasien menunjukan perbaikan dan dilakukan esktubasi pada hari kelima. Pembahasan. Kondisi hipokapnia pada pasien dengan ensefalitis/meningitis dapat terjadi akibat kerusakan pada system saraf pusat. Pasien mengalami hipokapnia setelah mengalami kondisi hiperventilasi sehingga kadar CO2 menurun. Penggunaan ventilator dilakukan untuk mengatasi gangguan keseimbangan asam basa tersebut. Perawat sebagai bagian dari tim Kesehatan memiliki peranan dalam mendeteksi dini, berfikir kritis, memanage dan berkoordinasi untuk melakukan decision making. Kesimpulan. Infeksi Meningitis/Ensephalitis dengan Covid-19 dapat menyebabkan hipokapnia yang kemungkinan akibat kerusakan neurologis. Penanganan pada pasien membutuhkan kerjasama tim yang baik antar tenaga kesehatan dalam mendeteksi dini adanya perubahan klinis pasien \n \nKata kunci: Meningitis TB, Covid-19, Hipokapnia","PeriodicalId":429611,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan LLDikti Wilayah 1 (JUKES)","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-02-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kesehatan LLDikti Wilayah 1 (JUKES)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.54076/jukes.v2i1.117","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstrak
Pendahuluan. Pasien dengan Meningitis/Ensephalitis dapat mengalami infeksi oportunistik, salah satunya infeksi oleh SARS-CoV-2. Pasien dengan infeksi neurologis dapat menimbulkan berbagai tanda dan gejala termasuk sindrom hiperventilasi yang dapat mengakibatkan hipokapnia (penurunan kadar pCO2 dalam darah arteri). Presentasi kasus. Pasien wanita berusia 35 tahun dengan Meningitis TB dan Covid-19 mengalami kondisi hipokapnia dengan kadar pCO2 12 mmHg. Pasien kemudian diintubasi dan dilakukan managemen ventilator mekanik. Selama lima hari penggunaan ventilator mekanik pasien menunjukan perbaikan dan dilakukan esktubasi pada hari kelima. Pembahasan. Kondisi hipokapnia pada pasien dengan ensefalitis/meningitis dapat terjadi akibat kerusakan pada system saraf pusat. Pasien mengalami hipokapnia setelah mengalami kondisi hiperventilasi sehingga kadar CO2 menurun. Penggunaan ventilator dilakukan untuk mengatasi gangguan keseimbangan asam basa tersebut. Perawat sebagai bagian dari tim Kesehatan memiliki peranan dalam mendeteksi dini, berfikir kritis, memanage dan berkoordinasi untuk melakukan decision making. Kesimpulan. Infeksi Meningitis/Ensephalitis dengan Covid-19 dapat menyebabkan hipokapnia yang kemungkinan akibat kerusakan neurologis. Penanganan pada pasien membutuhkan kerjasama tim yang baik antar tenaga kesehatan dalam mendeteksi dini adanya perubahan klinis pasien
Kata kunci: Meningitis TB, Covid-19, Hipokapnia