{"title":"Artificial Intelligence Sesuai Dengan Filsafat Pendidikan Ki Hajar Dewantara","authors":"Denny Kurniawan, A. Wibawa, Prananda Anugrah","doi":"10.17977/um068v1i82021p599-611","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The science of informatics in its section discusses and studies artificial intelligence or Artificial Intelligence whose concept cannot be separated from the role of philosophy. Intelligence must be continuously updated so that it can adapt to increasingly complex problems. The development process of artificial intelligence is based on the concepts of reasoning, learning, planning and creativity. Ki Hajar Dewantara in his philosophy of education has the concept of the Three Education Centers and the Among System. The essence of the philosophy of Ki Hajar Dewantara which contains: niteni (observing), nirokke (imitating) and adding (adding) can be applied to Artificial Intelligence in the learning process. The philosophical principles of Ki Hajar Dewantara can also limit artificial intelligence systems ethically in conducting learning, so that they do not conflict with humanity.\nIlmu informatika dalam bagiannya membahas dan mempelajari tentang kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence yang konsepnya tidak lepas dari peran ilmu filsafat. Kecerdasan harus tetap diperbaharui secara terus menerus agar dapat beradaptasi dengan permasalahan yang semakin kompleks. Proses perkembangan dari kecerdasan buatan didasari pada konsep penalaran, pembelajaran, perencanaan dan kreativitas. Ki Hajar Dewantara dalam filsafatnya tentang ilmu pendidikan memiliki konsep Tri Pusat Pendidikan dan Sistem Among. Inti dari filsafat dari Ki Hajar Dewantara yang bersi: niteni (mencermati), nirokke (menirukan) dan nambahi (menambahkan) dapat diterapkan pada Artificial Intelligence dalam proses pembelajaran. Prinsip-Prinsip filsafat dari Ki Hajar Dewantara juga dapat membatasi sistem kecerdasan buatan secara etik dalam melakukan pembelajaran, agar tidak bertentangan dengan kemanausiaan.","PeriodicalId":221326,"journal":{"name":"Jurnal Inovasi Teknologi dan Edukasi Teknik","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Inovasi Teknologi dan Edukasi Teknik","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17977/um068v1i82021p599-611","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
The science of informatics in its section discusses and studies artificial intelligence or Artificial Intelligence whose concept cannot be separated from the role of philosophy. Intelligence must be continuously updated so that it can adapt to increasingly complex problems. The development process of artificial intelligence is based on the concepts of reasoning, learning, planning and creativity. Ki Hajar Dewantara in his philosophy of education has the concept of the Three Education Centers and the Among System. The essence of the philosophy of Ki Hajar Dewantara which contains: niteni (observing), nirokke (imitating) and adding (adding) can be applied to Artificial Intelligence in the learning process. The philosophical principles of Ki Hajar Dewantara can also limit artificial intelligence systems ethically in conducting learning, so that they do not conflict with humanity.
Ilmu informatika dalam bagiannya membahas dan mempelajari tentang kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence yang konsepnya tidak lepas dari peran ilmu filsafat. Kecerdasan harus tetap diperbaharui secara terus menerus agar dapat beradaptasi dengan permasalahan yang semakin kompleks. Proses perkembangan dari kecerdasan buatan didasari pada konsep penalaran, pembelajaran, perencanaan dan kreativitas. Ki Hajar Dewantara dalam filsafatnya tentang ilmu pendidikan memiliki konsep Tri Pusat Pendidikan dan Sistem Among. Inti dari filsafat dari Ki Hajar Dewantara yang bersi: niteni (mencermati), nirokke (menirukan) dan nambahi (menambahkan) dapat diterapkan pada Artificial Intelligence dalam proses pembelajaran. Prinsip-Prinsip filsafat dari Ki Hajar Dewantara juga dapat membatasi sistem kecerdasan buatan secara etik dalam melakukan pembelajaran, agar tidak bertentangan dengan kemanausiaan.
信息学在其章节中讨论和研究人工智能或人工智能,其概念离不开哲学的作用。智能必须不断更新,以适应日益复杂的问题。人工智能的发展过程是基于推理、学习、规划和创造力的概念。Ki Hajar dewanara在他的教育哲学中有三个教育中心和中间系统的概念。Ki Hajar dewanara的哲学精髓包含:niteni(观察),nirokke(模仿)和adding(添加),可以应用于人工智能的学习过程。Ki Hajar dewanara的哲学原则也可以在道德上限制人工智能系统进行学习,这样它们就不会与人类发生冲突。伊木信息科技有限公司(Ilmu informatika dalam bagiannya)的成员、成员、团队、团队、团队、团队、团队、团队、团队、团队、团队、团队、团队、团队、团队、团队、团队、团队、团队、团队。Kecerdasan harus tetap diperbaharui secara terus menerus agar dapat beradaptasi dengan permasalahan yang semakin kompleks。Proses perkembangan dari kecerdasan buatan didasari pada konsep penalaran, penbelajaran, perencanan and kreativitas。Ki Hajar dewanara dalam filsafatnya tentang ilmu pendidikan memoriliki konsep Tri Pusat pendidikan dan system Among。Inti dari filsafat dari Ki Hajar dewanara yang bersi: niteni (menermati), nirokke (menirukan), nambahi (menambahkan), dapat diterapkan pada人工智能dalam propropembelajan。王子-王子filsafat dari Ki Hajar dewanara juga patatasi系统kecerdasan buatan secara etik dalam melakukan pembelajan, agar tidak bertentangan和dengan kemanausian。