Pemberian Bisyarah Shalat Jenazah dalam Perspektif Hukum Islam

Deni Mulyadi
{"title":"Pemberian Bisyarah Shalat Jenazah dalam Perspektif Hukum Islam","authors":"Deni Mulyadi","doi":"10.52029/gose.v1i1.115","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Apabila seseorang melakukan ketaatan, berharap mendapatkan upah maka dia seperti memperjual belikan perintah Allah dengan harga yang sangat murah. Murah karena bisa diukur dengan benda. Sesuatu akan disebut murah selama masih bisa ditakar dan dihargai dengan benda atau uang. Menurut tinjauan Hukum Islam mengenai pengambilan bisyarah shalat jenazah terdapat beberapa pendapat. Ibn Abidin menyebutkan bahwa ulama’ muta‘akhirin dari kalangan Hanafiyah membolehkan memberi upah dalam pekerjaan yang berhubungan dengan ketaatan seperti itu. Ulama’ Malikiyyah memandang perbuatan seperti ini sebagai perbuatan makruh. Ulama hanabilah terbagi menjadi dua bagian, sebagian menyatakan tidak boleh memberi upah perbuatan seperti ini, tetapi sebagian lain menganggap boleh, di antaranya adalah Abu Ishaq bin Syaqil. Adapun mengenai hukum menerima upah atas pengajaran Al-Qur’an atau ilmu-ilmu Islam maupun dakwah Islam di kalangan Ulama’ juga terjadi perbedaan pendapat (Ikhtilaf). Ada yang menetapkan boleh, ada juga yang menetapkan tidak boleh. Sedangkan dalil dari pihak yang mengatakan halalnya menerima dan mengambil upah dari mengajarkan Islam di antaranya, Nabi Muhammad bersabda yang artinya “Sesungguhnya yang paling banyak layak untuk kalian ambil imbalan (ongkos) ialah Kitabullah” (HR. Bukhari). Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, pendekatan ini merupakan pendekatan yang berusaha memahami arti peristiwa atau gejala sosial yang muncul dalam pendidikan dan kaitan-kaitannya terhadap konsep.","PeriodicalId":212841,"journal":{"name":"Glossary : Jurnal Ekonomi Syariah","volume":"120 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Glossary : Jurnal Ekonomi Syariah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.52029/gose.v1i1.115","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Apabila seseorang melakukan ketaatan, berharap mendapatkan upah maka dia seperti memperjual belikan perintah Allah dengan harga yang sangat murah. Murah karena bisa diukur dengan benda. Sesuatu akan disebut murah selama masih bisa ditakar dan dihargai dengan benda atau uang. Menurut tinjauan Hukum Islam mengenai pengambilan bisyarah shalat jenazah terdapat beberapa pendapat. Ibn Abidin menyebutkan bahwa ulama’ muta‘akhirin dari kalangan Hanafiyah membolehkan memberi upah dalam pekerjaan yang berhubungan dengan ketaatan seperti itu. Ulama’ Malikiyyah memandang perbuatan seperti ini sebagai perbuatan makruh. Ulama hanabilah terbagi menjadi dua bagian, sebagian menyatakan tidak boleh memberi upah perbuatan seperti ini, tetapi sebagian lain menganggap boleh, di antaranya adalah Abu Ishaq bin Syaqil. Adapun mengenai hukum menerima upah atas pengajaran Al-Qur’an atau ilmu-ilmu Islam maupun dakwah Islam di kalangan Ulama’ juga terjadi perbedaan pendapat (Ikhtilaf). Ada yang menetapkan boleh, ada juga yang menetapkan tidak boleh. Sedangkan dalil dari pihak yang mengatakan halalnya menerima dan mengambil upah dari mengajarkan Islam di antaranya, Nabi Muhammad bersabda yang artinya “Sesungguhnya yang paling banyak layak untuk kalian ambil imbalan (ongkos) ialah Kitabullah” (HR. Bukhari). Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, pendekatan ini merupakan pendekatan yang berusaha memahami arti peristiwa atau gejala sosial yang muncul dalam pendidikan dan kaitan-kaitannya terhadap konsep.
从伊斯兰法律的角度来看,遗体祈祷的bisy方向
人若存顺服的心,指望得工价,就好像卖神的诫命,是极便宜的。便宜是因为它可以用物体来测量。只要用物品或金钱来衡量和衡量,某样东西就会被称为便宜。根据伊斯兰法律对处理尸体祈祷的方式有一些意见。伊本·阿比丁说,哈纳菲亚的穆塔·阿吉林教授认为,人可以在任何跟服从有关的工作上获得奖赏。神职人员认为这样的行为是煽动者的行为。哈纳泽尔的神职人员分为两部分,一些人声称对这种行为不收费,但另一些人认为可以,其中之一是阿布·伊沙克·本·沙基尔。至于伊斯兰教教学、伊斯兰科学和神职人员对法律的奖励,也存在分歧。有些规定允许,有些规定不允许。先知穆罕默德说,部分的主张是接受和接受伊斯兰教的报酬,其中之一是“你最应该得到的奖励是Kitabullah”(HR)。布哈里)。该研究采用描述性质的方法,是一种试图理解教育及其与概念相关的社会事件或症状的方法。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信