{"title":"Tazkiyah al-Nafs dalam Novel Pasir Lintang","authors":"K. Kamarudin","doi":"10.51200/manu.v23i0.283","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Salah satu aspek keagamaan yang dapat membentuk keperibadian Muslim adalah dengan membangunkan spiritual menerusi konsep tazkiyah al-Nafs. Proses pembangunan jiwa dengan penyucian diri ini penting dalam memainkan peranan membentuk perilaku seseorang dalam masyarakat. Hal ini juga berkait rapat dengan dua hubungan utama dalam galur kehidupan, iaitu hubungan manusia dengan manusia (habl min al-Nas), dan hubungan manusia dengan Pencipta (habl min Allah). Maka, dalam perkembangan persuratan Melayu keadaan ini dapat diteliti dalam novel Melayu tanah air. Didapati nilai-nilai murni ditampilkan pengarang dalam membentuk pembangunan jiwa menerusi watak dan perwatakan dalam karya. Justeru, makalah ini menyingkap tazkiyah al-Nafs dalam novel Pasir Lintang karya S. M. Noor yang menyorot pelbagai kisah manusia untuk menghindar sifat keji (mazmumah) bagi mencapai sifat terpuji (mahmudah) dalam pergaulan seharian. Kajian jelas memperlihatkan tazkiyah al-Nafs diutarakan pengarang menerusi empat maqamat dalam psikoterapi Islam, iaitu tawbah (taubat), sabr (sabar), raja’ (berharap) dan khawf (takut) sebagai perutusanyang berguna untuk pembaca dalam mengharungi cabaran kehidupan.\n \nOne of the aspects that moulds a Muslim’s personality is to awaken the spiritual through the concept of tazkiyah al-nafs. This awakening of soul by self-purification is important in shaping one’s behavior in society. This realization is closely tied with two main relationships in life that is the relationship between one and the people around him (habl min alNas), and one’s relationship with his Creator (habl min Allah). Hence, in the development of Malay literature this situation can be observed in local Malay novels. It is evident that virtuous values as depicted by the author are portrayed through the development of the character’s in thiswork. Thus, this paper reveals the contention of tazkiyah al-nafs in Pasir Lintang written by S.M. Noor that highlighted through variety of stories how man tries to achieve good character (mahmudah) by avoiding heinous nature (mazmumah) in his daily interactions. The study clearly shows that tazkiyah al-nafs is expressed by the author through four maqamat in Islamic psychotherapy namely tawbah (repentance), sabr (patience), raja’ (hope) and khawf (fear) as a useful message for the readers in facing the challenges of life.","PeriodicalId":143963,"journal":{"name":"MANU Jurnal Pusat Penataran Ilmu dan Bahasa (PPIB)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-10-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"MANU Jurnal Pusat Penataran Ilmu dan Bahasa (PPIB)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.51200/manu.v23i0.283","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Salah satu aspek keagamaan yang dapat membentuk keperibadian Muslim adalah dengan membangunkan spiritual menerusi konsep tazkiyah al-Nafs. Proses pembangunan jiwa dengan penyucian diri ini penting dalam memainkan peranan membentuk perilaku seseorang dalam masyarakat. Hal ini juga berkait rapat dengan dua hubungan utama dalam galur kehidupan, iaitu hubungan manusia dengan manusia (habl min al-Nas), dan hubungan manusia dengan Pencipta (habl min Allah). Maka, dalam perkembangan persuratan Melayu keadaan ini dapat diteliti dalam novel Melayu tanah air. Didapati nilai-nilai murni ditampilkan pengarang dalam membentuk pembangunan jiwa menerusi watak dan perwatakan dalam karya. Justeru, makalah ini menyingkap tazkiyah al-Nafs dalam novel Pasir Lintang karya S. M. Noor yang menyorot pelbagai kisah manusia untuk menghindar sifat keji (mazmumah) bagi mencapai sifat terpuji (mahmudah) dalam pergaulan seharian. Kajian jelas memperlihatkan tazkiyah al-Nafs diutarakan pengarang menerusi empat maqamat dalam psikoterapi Islam, iaitu tawbah (taubat), sabr (sabar), raja’ (berharap) dan khawf (takut) sebagai perutusanyang berguna untuk pembaca dalam mengharungi cabaran kehidupan.
One of the aspects that moulds a Muslim’s personality is to awaken the spiritual through the concept of tazkiyah al-nafs. This awakening of soul by self-purification is important in shaping one’s behavior in society. This realization is closely tied with two main relationships in life that is the relationship between one and the people around him (habl min alNas), and one’s relationship with his Creator (habl min Allah). Hence, in the development of Malay literature this situation can be observed in local Malay novels. It is evident that virtuous values as depicted by the author are portrayed through the development of the character’s in thiswork. Thus, this paper reveals the contention of tazkiyah al-nafs in Pasir Lintang written by S.M. Noor that highlighted through variety of stories how man tries to achieve good character (mahmudah) by avoiding heinous nature (mazmumah) in his daily interactions. The study clearly shows that tazkiyah al-nafs is expressed by the author through four maqamat in Islamic psychotherapy namely tawbah (repentance), sabr (patience), raja’ (hope) and khawf (fear) as a useful message for the readers in facing the challenges of life.