{"title":"PEMANFAATAN MODAL SOSIAL SEBAGAI COPING STRATEGY (STUDI KASUS SENIMAN PASAR SENI ANCOL MASA PANDEMI COVID-19)","authors":"Yuniarti Setyaningrum, Suci Prasita Dewi","doi":"10.33701/jipwp.v48i1.2332","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pasar Seni Ancol sebagai ruang seni (art center) tertua dan terluas di Indonesia berisikan Komunitas Seniman Perupa di Pasar Seni Ancol memiliki tujuan yang sama yakni untuk membangun modal sosial dalam lingkup sosial. Komunitas Seniman memerlukan Modal sosial sebagai salah satu sumber daya yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi manajemen masalah (coping strategy) dalam situasi yang sulit, salah satunya pada masa pandemi COVID-19. Seniman Pasar Seni Ancol melakukan beberapa Coping strategy yang dapat diusahakan menghadapi masa pandemi antara lain sebagai berikut ; a) strategi aktif yaitu dengan cara mengoptimalkan potensi aset sosial media yang dimiliki oleh masing-masing seniman; b) strategi pasif dengan cara melakukan penghematan dengan menekan biaya hidup dan biaya produksi karya-karyanya; dan c) strategi jaringan dengan cara memanfaatkan hubungan baik dengan berbagai instansi organisasi serta kolektor karya-karya sebelumnya untuk mendapatkan bantuan dalam mendistribusikan hasil produksi lukisnya. Melalui kajian kualitatif, artikel ini ditemukan bahwa coping strategy yang dilakukan oleh para seniman Pasar Seni Ancol pada masa pandemi COVID-19 dapat terwujud karena pentingnya peran modal sosial. Modal sosial yang terbentuk dalam komunitas seniman Pasar Seni Ancol yang merealisasikan coping strategy adalah dalam bentuk bridging social capital. Bridging social capital yang dilakukan oleh para seniman karena adanya interaksi dan relasi dengan pihak luar komunitas Pasar Seni Ancol. Selain itu seniman membangun bridging social capital untuk mengakomodir distribusi kesejahteraan yang tidak didapatkan dalam bonding social capital. \nKata Kunci: Modal Sosial; Bridging Social Capital; Bonding Social Capital; Coping Strategy; Pandemi COVID-19, Seniman.","PeriodicalId":228963,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Pemerintahan Widya Praja","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu Pemerintahan Widya Praja","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33701/jipwp.v48i1.2332","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Pasar Seni Ancol sebagai ruang seni (art center) tertua dan terluas di Indonesia berisikan Komunitas Seniman Perupa di Pasar Seni Ancol memiliki tujuan yang sama yakni untuk membangun modal sosial dalam lingkup sosial. Komunitas Seniman memerlukan Modal sosial sebagai salah satu sumber daya yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi manajemen masalah (coping strategy) dalam situasi yang sulit, salah satunya pada masa pandemi COVID-19. Seniman Pasar Seni Ancol melakukan beberapa Coping strategy yang dapat diusahakan menghadapi masa pandemi antara lain sebagai berikut ; a) strategi aktif yaitu dengan cara mengoptimalkan potensi aset sosial media yang dimiliki oleh masing-masing seniman; b) strategi pasif dengan cara melakukan penghematan dengan menekan biaya hidup dan biaya produksi karya-karyanya; dan c) strategi jaringan dengan cara memanfaatkan hubungan baik dengan berbagai instansi organisasi serta kolektor karya-karya sebelumnya untuk mendapatkan bantuan dalam mendistribusikan hasil produksi lukisnya. Melalui kajian kualitatif, artikel ini ditemukan bahwa coping strategy yang dilakukan oleh para seniman Pasar Seni Ancol pada masa pandemi COVID-19 dapat terwujud karena pentingnya peran modal sosial. Modal sosial yang terbentuk dalam komunitas seniman Pasar Seni Ancol yang merealisasikan coping strategy adalah dalam bentuk bridging social capital. Bridging social capital yang dilakukan oleh para seniman karena adanya interaksi dan relasi dengan pihak luar komunitas Pasar Seni Ancol. Selain itu seniman membangun bridging social capital untuk mengakomodir distribusi kesejahteraan yang tidak didapatkan dalam bonding social capital.
Kata Kunci: Modal Sosial; Bridging Social Capital; Bonding Social Capital; Coping Strategy; Pandemi COVID-19, Seniman.