Mendorong riset dan berbagi pengalaman untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit

Sutoto Sutoto, Adi Utarini
{"title":"Mendorong riset dan berbagi pengalaman untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit","authors":"Sutoto Sutoto, Adi Utarini","doi":"10.35727/JHA.V1I1.18","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Persoalan mutu dan peningkatan mutu selalu menjadi urusan penting setiap lembaga yang memberikan pelayanan kepada konsumennya. Hal ini berlaku tanpa memandang baik kegiatan utama yang dilakukan oleh lembaga tersebut, apakah lembaga tersebut berorientasi untuk mencari keuntungan ataupun tidak (profit atau non-profit), seberapa ketat persaingan antar lembaga sejenis, berapa besar konsumen yang dilayani, serta bahkan apakah di lembaga tersebut mempunyai tim yang khusus dibentuk untuk menangani mutu. Mutu menjadi penentu kelangsungan hidup organisasi. \nBagi lembaga yang memberikan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, mutu dan keselamatan pasien menjadi ibarat ruh kegiatan setiap orang dengan berbagai peran dan latar belakang profesi yang bekerja di rumah sakit serta menjadi harapan setiap pasien, keluarga dan masyarakat dari berbagai tingkatan sosial ekonomi, pendidikan, budaya, dan latar belakang lainnya sebagai penerima pelayanan kesehatan. Demikian pula bagi pihak regulator yang bekerja memastikan bahwa seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di suatu wilayah memberikan pelayanan yang memperhatikan mutu dan keselamatan pasien serta pihak yang menjamin pembiayaan kesehatan. \nDi Indonesia, upaya-upaya untuk peningkatan mutu pelayanan dapat ditelusuri sejak tahun 1980an. Penelusuran historikal upaya mutu sebelum masa tersebut mungkin lebih merupakan faktor tantangan administratif dalam menemukan dokumen yang relevan. Saat ini, meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas adalah satu dari 12 strategi pembangunan kesehatan 2015-2019 (Kementerian Kesehatan, 2015). \nBerbagai upaya peningkatan mutu telah dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan, diantaranya adalah melalui mekanisme perijinan fasilitas pelayanan kesehatan, total quality management dengan gugus kendali mutunya, quality assurance, berbagai sertifikasi sistem manajemen mutu, serta akreditasi lembaga pemberi pelayanan kesehatan. Implementasi cakupan kesehatan semesta di Indonesia sejak tahun 2014 menjadi pendorong kuat pula agar seluruh masyarakat dapat mengakses pelayanan yang bermutu. Secara nyata, Kementerian Kesehatan membentuk Direktorat Mutu dan Akreditasi pada tahun 2016 dan menguatkan strategi nasional mutu pelayanan kesehatan. \nAkreditasi merupakan strategi utama peningkatan mutu pelayanan rumah sakit yang telah diinisiasi sejak tahun 1995. KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) merupakan badan yang melaksanakan akreditasi rumah sakit. Bagi lembaga KARS, upaya berkelanjutan untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien tidak hanya berlaku bagi rumah sakit, namun juga bagi lembaga KARS yang melaksanakan akreditasi. \nSeluruh potensi rumah sakit, baik dalam bidang pelayanan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terus didorong oleh KARS melalui berbagai strategi. Sebagai lembaga yang melakukan akreditasi rumah sakit, organisasi KARS menunjukkan komitmen terhadap mutu melalui akreditasi oleh the International Society for Quality in Health Care (ISQua) dan memperoleh sertifikasi pada tahun 2014. Pengembangan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) dan senantiasa memperkuat sistem manajemen surveior dilakukan secara berkelanjutan, sehingga memperoleh sertifikasi ISQua untuk program pelatihan surveyor pada tahun 2017. Sejalan dengan roadmap Indonesia memasuki revolusi industri 4.0, KARS mengembangkan sistem informasi untuk lembaga KARS (SIKARS), Sistem Informasi Dokumentasi Akreditasi RS (SISMADAK), Sistem Informasi RS (SIRSAK), Tracking Sistem untuk Surveior (ReDOWSKo), dan Sistem Pembelajaran Surveior (KARS e-learning). Selain inisiatif untuk meningkatkan mutu organisasi lembaga KARS, upaya mendorong penelitian untuk memajukan dan berbagi pembelajaran kegiatan peningkatan mutu di rumah sakit merupakan aktivitas yang strategis untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Sejak tahun 2015, KARS menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah Tahunan dan Semiloka Nasional (PITSELNAS). Diawali dengan presentasi ilmiah, kegiatan PITSELNAS semakin berkembang dengan KARS award, lomba poster ilmiah, lomba video pemasaran rumah sakit, dan lomba pembuatan aplikasi teknologi informasi untuk mendukung implementasi SNARS. \nBerbagai upaya mendorong atmosfer penelitian dan berbagi pengalaman tersebut memunculkan kebutuhan akan media yang tepat dan spesifik untuk mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian dan berbagi pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu. Untuk inilah sebuah jurnal elektronik digagas. \nThe Journal of Hospital Accreditation (JHA) diluncurkan mulai tahun 2019 dengan fokus pada mutu, keselamatan pasien dan akreditasi. Topik yang disajikan dapat mendeskripsikan masalah mutu secara terinci, menggali faktor determinan, riset implementasi maupun hasil evaluasi sebuah intervensi. Jurnal ini akan diterbitkan dua kali dalam setahun untuk menerbitkan artikel berbentuk hasil penelitian dan praktek peningkatan mutu. \nJHA menggunakan open journal system berbasis web sehingga penulis harus terregister terlebih dahulu agar dapat berkontribusi. Dengan semangat untuk menyebarluaskan penelitian dan praktek peningkatan mutu, maka jurnal ini dapat diakses oleh seluruh pembaca dan masyarakat praktisi secara tidak berbayar melalui website KARS (www.kars.or.id). \nDengan tersedianya jurnal yang spesifik terfokus pada mutu, keselamatan pasien dan akreditasi, kami berharap agar semangat dan upaya nyata meningkatkan mutu dan keselamatan pasien semakin tinggi dan meluas serta menjangkau berbagai kelompok yang tidak terbatas pada profesi penyedia pelayanan kesehatan, manajer-pemimpin rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, regulator, penjamin pembiayaan kesehatan, asosiasi profesi serta akademisi di berbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi.","PeriodicalId":420592,"journal":{"name":"The Journal of Hospital Accreditation","volume":"489 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"The Journal of Hospital Accreditation","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35727/JHA.V1I1.18","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

Persoalan mutu dan peningkatan mutu selalu menjadi urusan penting setiap lembaga yang memberikan pelayanan kepada konsumennya. Hal ini berlaku tanpa memandang baik kegiatan utama yang dilakukan oleh lembaga tersebut, apakah lembaga tersebut berorientasi untuk mencari keuntungan ataupun tidak (profit atau non-profit), seberapa ketat persaingan antar lembaga sejenis, berapa besar konsumen yang dilayani, serta bahkan apakah di lembaga tersebut mempunyai tim yang khusus dibentuk untuk menangani mutu. Mutu menjadi penentu kelangsungan hidup organisasi. Bagi lembaga yang memberikan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, mutu dan keselamatan pasien menjadi ibarat ruh kegiatan setiap orang dengan berbagai peran dan latar belakang profesi yang bekerja di rumah sakit serta menjadi harapan setiap pasien, keluarga dan masyarakat dari berbagai tingkatan sosial ekonomi, pendidikan, budaya, dan latar belakang lainnya sebagai penerima pelayanan kesehatan. Demikian pula bagi pihak regulator yang bekerja memastikan bahwa seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di suatu wilayah memberikan pelayanan yang memperhatikan mutu dan keselamatan pasien serta pihak yang menjamin pembiayaan kesehatan. Di Indonesia, upaya-upaya untuk peningkatan mutu pelayanan dapat ditelusuri sejak tahun 1980an. Penelusuran historikal upaya mutu sebelum masa tersebut mungkin lebih merupakan faktor tantangan administratif dalam menemukan dokumen yang relevan. Saat ini, meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas adalah satu dari 12 strategi pembangunan kesehatan 2015-2019 (Kementerian Kesehatan, 2015). Berbagai upaya peningkatan mutu telah dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan, diantaranya adalah melalui mekanisme perijinan fasilitas pelayanan kesehatan, total quality management dengan gugus kendali mutunya, quality assurance, berbagai sertifikasi sistem manajemen mutu, serta akreditasi lembaga pemberi pelayanan kesehatan. Implementasi cakupan kesehatan semesta di Indonesia sejak tahun 2014 menjadi pendorong kuat pula agar seluruh masyarakat dapat mengakses pelayanan yang bermutu. Secara nyata, Kementerian Kesehatan membentuk Direktorat Mutu dan Akreditasi pada tahun 2016 dan menguatkan strategi nasional mutu pelayanan kesehatan. Akreditasi merupakan strategi utama peningkatan mutu pelayanan rumah sakit yang telah diinisiasi sejak tahun 1995. KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) merupakan badan yang melaksanakan akreditasi rumah sakit. Bagi lembaga KARS, upaya berkelanjutan untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien tidak hanya berlaku bagi rumah sakit, namun juga bagi lembaga KARS yang melaksanakan akreditasi. Seluruh potensi rumah sakit, baik dalam bidang pelayanan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terus didorong oleh KARS melalui berbagai strategi. Sebagai lembaga yang melakukan akreditasi rumah sakit, organisasi KARS menunjukkan komitmen terhadap mutu melalui akreditasi oleh the International Society for Quality in Health Care (ISQua) dan memperoleh sertifikasi pada tahun 2014. Pengembangan Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) dan senantiasa memperkuat sistem manajemen surveior dilakukan secara berkelanjutan, sehingga memperoleh sertifikasi ISQua untuk program pelatihan surveyor pada tahun 2017. Sejalan dengan roadmap Indonesia memasuki revolusi industri 4.0, KARS mengembangkan sistem informasi untuk lembaga KARS (SIKARS), Sistem Informasi Dokumentasi Akreditasi RS (SISMADAK), Sistem Informasi RS (SIRSAK), Tracking Sistem untuk Surveior (ReDOWSKo), dan Sistem Pembelajaran Surveior (KARS e-learning). Selain inisiatif untuk meningkatkan mutu organisasi lembaga KARS, upaya mendorong penelitian untuk memajukan dan berbagi pembelajaran kegiatan peningkatan mutu di rumah sakit merupakan aktivitas yang strategis untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Sejak tahun 2015, KARS menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah Tahunan dan Semiloka Nasional (PITSELNAS). Diawali dengan presentasi ilmiah, kegiatan PITSELNAS semakin berkembang dengan KARS award, lomba poster ilmiah, lomba video pemasaran rumah sakit, dan lomba pembuatan aplikasi teknologi informasi untuk mendukung implementasi SNARS. Berbagai upaya mendorong atmosfer penelitian dan berbagi pengalaman tersebut memunculkan kebutuhan akan media yang tepat dan spesifik untuk mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian dan berbagi pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu. Untuk inilah sebuah jurnal elektronik digagas. The Journal of Hospital Accreditation (JHA) diluncurkan mulai tahun 2019 dengan fokus pada mutu, keselamatan pasien dan akreditasi. Topik yang disajikan dapat mendeskripsikan masalah mutu secara terinci, menggali faktor determinan, riset implementasi maupun hasil evaluasi sebuah intervensi. Jurnal ini akan diterbitkan dua kali dalam setahun untuk menerbitkan artikel berbentuk hasil penelitian dan praktek peningkatan mutu. JHA menggunakan open journal system berbasis web sehingga penulis harus terregister terlebih dahulu agar dapat berkontribusi. Dengan semangat untuk menyebarluaskan penelitian dan praktek peningkatan mutu, maka jurnal ini dapat diakses oleh seluruh pembaca dan masyarakat praktisi secara tidak berbayar melalui website KARS (www.kars.or.id). Dengan tersedianya jurnal yang spesifik terfokus pada mutu, keselamatan pasien dan akreditasi, kami berharap agar semangat dan upaya nyata meningkatkan mutu dan keselamatan pasien semakin tinggi dan meluas serta menjangkau berbagai kelompok yang tidak terbatas pada profesi penyedia pelayanan kesehatan, manajer-pemimpin rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, regulator, penjamin pembiayaan kesehatan, asosiasi profesi serta akademisi di berbagai lembaga penelitian dan perguruan tinggi.
鼓励研究和分享改善病人住院的经验
质量问题和改进问题一直是为消费者提供服务的每个机构的重要问题。无论这些机构的主要活动是盈利还是非营利组织(营利性或非营利组织),这些机构之间的竞争有多激烈,服务的消费者有多大,甚至该机构是否有专门针对质量的团队。质量决定了该组织的生存。对提供医疗服务的机构,如医院来说,质量和病人的安全成为一种灵魂活动每个人都有不同的角色和职业背景就在医院工作的,并希望每个病人,来自不同社会阶层的家庭和社区的经济、教育、文化和其他背景作为医疗服务的接受者。同样,监管机构确保一个地区的所有卫生保健设施提供注重病人健康融资的质量和安全的服务。在印度尼西亚,改善服务质量的努力可以追溯到20世纪80年代。过去质量努力的研究可能更多地是发现相关文件的行政挑战之一。目前,增加基础卫生服务和高质量转诊是2015年至2019年卫生发展战略之一。卫生部已经开发了一系列改进的努力,其中包括通过医疗服务机构的许可机制、管理质量管理的总质量管理、质量控制质量、质量管理证书以及医疗保健机构的认证。自2014年以来,印尼的《宇宙健康保险》的实施也成为了推动整个社区获得高质量服务的强大动力。显然,卫生部在2016年成立了质量和认证理事会,并加强了国家医疗质量战略。认证是自1995年以来开始的主要医院服务质量改善策略。car是一个管理医院认证机构。对于卡明斯研究所来说,持续改善病人质量和安全的努力不仅适用于医院,也适用于执行认证的KARS协会。医院的全部潜力,无论是在服务、研究和对社会的奉献方面,都继续受到各种战略的激励。作为一名医院认证机构,KARS组织通过国际卫生保健质量协会(ISQua)的认证,表现出对质量的承诺,并于2014年获得认证。国家认可医院认证标准发展和不断加强测量管理系统,从而在2017年获得验船培训项目ISQua认证。在印度尼西亚工业革命4.0的情况下,car为KARS学会(SIKARS)、RS认证文件系统、RS (SIRSAK)信息系统、RS系统、测量系统和测量学习系统(KARS e-learning)开发了信息系统。除了改善喀斯喀特协会的组织质量外,鼓励研究促进和分享改善医院的活动是改善病人健康和安全的战略活动。自2015年以来,卡尔斯组织了每年一次的科学会议和国家半决赛(PITSELNAS)。从科学报告开始,PITSELNAS的活动不断发展,获得了卡s奖、科学海报比赛、医院营销视频比赛和为支持军备实施而开发的信息技术应用程序。鼓励研究氛围和分享经验的努力,使人们需要适当和具体的媒体来交流研究结果和分享学习努力来提高。这就是写电子日志的目的。《医院认证杂志》于2019年以质量、患者安全和认证为重点发行。提出的主题可以详细描述质量问题,研究确定因素、实施研究和干预评估结果。本杂志将在一年内发表两次,以研究成果和改进实践的形式发表文章。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信