Muhammad Taqiyudin, Supardi U. S. Supardi, Ade Nailul Huda
{"title":"MAKNA DASAR DAN MAKNA RELASIONAL PADA KATA AL-BALAD DALAM AL-QUR’AN: KAJIAN SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU","authors":"Muhammad Taqiyudin, Supardi U. S. Supardi, Ade Nailul Huda","doi":"10.31332/zjpi.v8i2.5463","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tulisan ini mencoba untuk menelusuri makna al-Balad dalam al-Qur’an. Kata al-Balad adalah salah satu kosakata dalam Al-Qur’an yang penting untuk dikaji maknanya. Al-Balad yang sering diterjemahkan dengan negeri, negara, tanah, kota, dan wilayah hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan balad bagi suatu masyarakat sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan dan kesejakteraan suatu masyarakat. Salah satu teori tentang penggalian makna kosakata Al-Qur’an adalah teori semantika yang ditawarkan oleh Toshihiko Izutsu. Salah satu prinsip dari semantik Izutsu adalah pencarian makna dasar dan makna relasional. Jadi, dengan prinsip ini, diharapkan mampu mengungkap penggunaan makna al-balad dan variasi makna serta penggunaanya di dalam al-Qur’an. Tulisan ini adalah penelitian pustaka (library research) dengan sumber rujukan kitab kamus mufradat al-Qur’an seperti Mu’jam Mufahras li Ma’ani al-Qur’an dan kitab-kitab tafsir seperti Al-Tafsir al-Bayani li al-Qur’an al-Karim. Peneleitian ini menghasilkan bahwa kata al-Balad dan derivasinya tersebar dalam al-Qur’an terulang sembilan belas kali, baik di dalam periode makkah maupun madinah. Terdapat tiga makna dari penggunaan al-balad, yaitu negeri Makkah, negeri secara umum yang dapat disifati baik atau buruk dan dalam bentuk jamak yang berarti negeri-negeri","PeriodicalId":298088,"journal":{"name":"Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31332/zjpi.v8i2.5463","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tulisan ini mencoba untuk menelusuri makna al-Balad dalam al-Qur’an. Kata al-Balad adalah salah satu kosakata dalam Al-Qur’an yang penting untuk dikaji maknanya. Al-Balad yang sering diterjemahkan dengan negeri, negara, tanah, kota, dan wilayah hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan balad bagi suatu masyarakat sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan dan kesejakteraan suatu masyarakat. Salah satu teori tentang penggalian makna kosakata Al-Qur’an adalah teori semantika yang ditawarkan oleh Toshihiko Izutsu. Salah satu prinsip dari semantik Izutsu adalah pencarian makna dasar dan makna relasional. Jadi, dengan prinsip ini, diharapkan mampu mengungkap penggunaan makna al-balad dan variasi makna serta penggunaanya di dalam al-Qur’an. Tulisan ini adalah penelitian pustaka (library research) dengan sumber rujukan kitab kamus mufradat al-Qur’an seperti Mu’jam Mufahras li Ma’ani al-Qur’an dan kitab-kitab tafsir seperti Al-Tafsir al-Bayani li al-Qur’an al-Karim. Peneleitian ini menghasilkan bahwa kata al-Balad dan derivasinya tersebar dalam al-Qur’an terulang sembilan belas kali, baik di dalam periode makkah maupun madinah. Terdapat tiga makna dari penggunaan al-balad, yaitu negeri Makkah, negeri secara umum yang dapat disifati baik atau buruk dan dalam bentuk jamak yang berarti negeri-negeri