{"title":"Analisis Penyebab Terjadi Retak Rambut Pada Beton (Bertulang) Pada Jembatan Konvensional Bentang 6 Meter Jl. Rambutan Jalur 2, Sp2 Timika-Papua","authors":"Reinaldo Item, Oktavianty Batto","doi":"10.55334/jtam.v4i1.98","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Salah satu pembangunan infrastruktur di kota Timika yaitu pembangunan jembatan konvensional di jalan rambutan jalur 2 SP 2 dengan bentang 6 m pada tahun 2021. Dengan menggunakan anggaran dari dana APBD sebanyak Rp. 779.490.000 . Yang dikerjakan oleh kontraktor CV Karapao dengan konsultan pengawas CV Zalika Engineering. Proyek Tersebut dikerjakan selama 120 hari kalender. Penyebab utama di balik timbulnya keretakan garis rambut pada beton adalah susut plastis yang menipiskan kelembaban dari beton segar dalam kondisi plastisnya. Penyebab keretakan ini dapat muncul karena faktor suhu udara, suhu beton, kelembaban relatif dan kecepatan angin pada permukaan beton, penurunan daya dukung tanah, perawatan yang kurang dan lain sebagainya.. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan tingkat penguapan yang tinggi baik dalam cuaca panas maupun dingin. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis melakukan penelitian dengan judul mengenai penyebab terjadinya retak rambut pada beton (bertulang) pada jembatan konvensional bentang 6 meter jl.rambutan jalur 2, SP2”. Adapun tujuannya adalah Untuk mengetahui apa penyebab dari retak rambut pada plat jembatan konvensional dan nilai Hasil pengujian kuat tekan beton jalan rambutan jalur 2, SP 2. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian slump tes dan kuat tekan beton untuk memperoleh mutu beton yang digunakan. Pengujian sampel campuran beton tersebut, dilakukan di CV Mitra Sarana Laboratorium. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai kuat tekan beton dapat dipengaruhi oleh variasi slump. Semakin tinggi nilai slump maka kuat tekan beton semakin turun demikian pula sebaliknya.","PeriodicalId":351047,"journal":{"name":"Jurnal Teknik AMATA","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknik AMATA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.55334/jtam.v4i1.98","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Salah satu pembangunan infrastruktur di kota Timika yaitu pembangunan jembatan konvensional di jalan rambutan jalur 2 SP 2 dengan bentang 6 m pada tahun 2021. Dengan menggunakan anggaran dari dana APBD sebanyak Rp. 779.490.000 . Yang dikerjakan oleh kontraktor CV Karapao dengan konsultan pengawas CV Zalika Engineering. Proyek Tersebut dikerjakan selama 120 hari kalender. Penyebab utama di balik timbulnya keretakan garis rambut pada beton adalah susut plastis yang menipiskan kelembaban dari beton segar dalam kondisi plastisnya. Penyebab keretakan ini dapat muncul karena faktor suhu udara, suhu beton, kelembaban relatif dan kecepatan angin pada permukaan beton, penurunan daya dukung tanah, perawatan yang kurang dan lain sebagainya.. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan tingkat penguapan yang tinggi baik dalam cuaca panas maupun dingin. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis melakukan penelitian dengan judul mengenai penyebab terjadinya retak rambut pada beton (bertulang) pada jembatan konvensional bentang 6 meter jl.rambutan jalur 2, SP2”. Adapun tujuannya adalah Untuk mengetahui apa penyebab dari retak rambut pada plat jembatan konvensional dan nilai Hasil pengujian kuat tekan beton jalan rambutan jalur 2, SP 2. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian slump tes dan kuat tekan beton untuk memperoleh mutu beton yang digunakan. Pengujian sampel campuran beton tersebut, dilakukan di CV Mitra Sarana Laboratorium. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai kuat tekan beton dapat dipengaruhi oleh variasi slump. Semakin tinggi nilai slump maka kuat tekan beton semakin turun demikian pula sebaliknya.