PROGRAM PUBLIC PRIVATE MIX (PPM) TUBERKULOSIS PADA FASILITAS KESEHATAN DI KOTA SEMARANG

S. Rahayu, M. Azam, Fitri Indrawati, Mustafa Daru Affandi, Aufiena Nur Ayu Merzistya, Anggun Dessita Wandastuti, Isbandi Isbandi, Annisa Khoirul Laila, Atikah Aulia
{"title":"PROGRAM PUBLIC PRIVATE MIX (PPM) TUBERKULOSIS PADA FASILITAS KESEHATAN DI KOTA SEMARANG","authors":"S. Rahayu, M. Azam, Fitri Indrawati, Mustafa Daru Affandi, Aufiena Nur Ayu Merzistya, Anggun Dessita Wandastuti, Isbandi Isbandi, Annisa Khoirul Laila, Atikah Aulia","doi":"10.15294/km.v1i1.69","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Peran sektor swasta yang tinggi dalam penyediaan pelayanan kesehatan tidak beriringan dengan peran penemuan kasus TB. Rendahnya peran swasta memerlukan penguatan jejaring sektor publik dan swasta yang disebut Public Private Mix (PPM). Peningkatan pemahaman akan peran sektor swasta dan publik dalam penemuan kasus diperlukan sehingga memperkuat manajemen program di pelayanan kesehatan dalam penemuan kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui informasi mendalam dan menganalisis peran pelayanan kesehatan publik maupun swasta di Kota Semarang terhadap pelaksanaan program PPM dari perspektif tenaga kesehatan. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross sectional survey. Sebanyak 35 tenaga kesehatan Puskesmas dan 5 tenaga kesehatan klinik swasta sebagai sampel penelitian dengan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan uji deskriptif dan uji Chi Square. Hasil penelitian ini diketahui bahwa dari sejumlah 35 fasilitas kesehatan baik fasisiltas publik (pemerintah) maupun privat (swasta), dengan 38 petugas TB di Puskesmas dan 5 petugas kesehatan di Klinik Swasta. Hasil penelitian ini menujukkan sebagian besar fasilitas kesehatan memiliki pengetahuan yang baik mengenai diagnosis, pengobatan, dan pencatatan dan pelaporan TB. Usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, dan lama kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas dan klinik tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan pengetahuan diagnosis, pengobatan, serta pencatatan dan pelaporan sebagai penunjang penegakkan kasus TB dan upaya PPM. Meski demikian, lebih dari 50% tenaga kesehatan Puskesmas dan Klinik bersedia memberikan pelayanan TB melalui DOTS, pendistribusian Obat Anti TB (OAT), melakukan pencatatan dan pelaporan secara rutin, serta bersedia dalam pelaksanaan Pengawas Menelan Obat (PMO).","PeriodicalId":155100,"journal":{"name":"Bookchapter Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang","volume":"427 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-05-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Bookchapter Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15294/km.v1i1.69","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Peran sektor swasta yang tinggi dalam penyediaan pelayanan kesehatan tidak beriringan dengan peran penemuan kasus TB. Rendahnya peran swasta memerlukan penguatan jejaring sektor publik dan swasta yang disebut Public Private Mix (PPM). Peningkatan pemahaman akan peran sektor swasta dan publik dalam penemuan kasus diperlukan sehingga memperkuat manajemen program di pelayanan kesehatan dalam penemuan kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui informasi mendalam dan menganalisis peran pelayanan kesehatan publik maupun swasta di Kota Semarang terhadap pelaksanaan program PPM dari perspektif tenaga kesehatan. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross sectional survey. Sebanyak 35 tenaga kesehatan Puskesmas dan 5 tenaga kesehatan klinik swasta sebagai sampel penelitian dengan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan uji deskriptif dan uji Chi Square. Hasil penelitian ini diketahui bahwa dari sejumlah 35 fasilitas kesehatan baik fasisiltas publik (pemerintah) maupun privat (swasta), dengan 38 petugas TB di Puskesmas dan 5 petugas kesehatan di Klinik Swasta. Hasil penelitian ini menujukkan sebagian besar fasilitas kesehatan memiliki pengetahuan yang baik mengenai diagnosis, pengobatan, dan pencatatan dan pelaporan TB. Usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja, dan lama kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas dan klinik tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan pengetahuan diagnosis, pengobatan, serta pencatatan dan pelaporan sebagai penunjang penegakkan kasus TB dan upaya PPM. Meski demikian, lebih dari 50% tenaga kesehatan Puskesmas dan Klinik bersedia memberikan pelayanan TB melalui DOTS, pendistribusian Obat Anti TB (OAT), melakukan pencatatan dan pelaporan secara rutin, serta bersedia dalam pelaksanaan Pengawas Menelan Obat (PMO).
在三宝垄,公共私包计划(mtc)结核病是一个卫生设施
私营部门在提供卫生保健方面的高角色与结核病病例的发现作用是不相容的。私人的低职能需要加强公共部门和所谓的公共私营网络(mtc)。我们需要对私营部门和公共部门在案件发现中的作用有更多的了解,从而加强医疗保健项目管理的研究。本研究的目的是获取深入的信息,并从卫生保健人员的角度分析三宝垄公共和私人卫生保健服务对PPM项目实施的作用。这项研究采用了交叉调查计划。多达35名临床医疗保健人员和5名私人诊所卫生人员作为采样技术的研究样本。数据分析是通过描述性和Chi Square测试进行的定量分析。这项研究发现,在35个公共(政府)和私人(私人)医疗机构中,有38名结核病工作人员在Puskesmas, 5名卫生保健工作者在私人诊所。这项研究表明,大多数卫生设施对结核病的诊断、治疗和记录和报告都有良好的了解。诊所和诊所的年龄、性别、教育、工作经验和医疗保健工作者的工作时间与支持结核病和mtc工作的诊断、治疗、记录和报告知识没有显著关系。然而,超过50%的临床卫生保健工作者愿意通过DOTS、分发抗结核病药物(OAT)、定期记录和报告以及对口服药物(PMO)执行执行的监督提供结核病服务。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信