Perbandingan Tingkat Keganasan Bakteri Berdasarkan Lama Waktu Kematian pada Tikus Model Sepsis yang Diinfeksi Escherichia coli ESBL dan Klebsiella pneumoniae Carbapenemase

Lisa Savitri
{"title":"Perbandingan Tingkat Keganasan Bakteri Berdasarkan Lama Waktu Kematian pada Tikus Model Sepsis yang Diinfeksi Escherichia coli ESBL dan Klebsiella pneumoniae Carbapenemase","authors":"Lisa Savitri","doi":"10.25134/quagga.v14i1.5065","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sepsis dapat diperberat oleh peningkatan kuman yang multiresisten terhadap bermacam antibiotik, sehingga sangat diperlukan kombinasi antibiotik dalam penatalaksanaan sepsis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan tingkat keganasan bakteri berdasarkan lama waktu kematian pada tikus model sepsis yang diinfeksi Escherichia coli ESBL dan Klebsiella pneumoniae Carbapenemase. Tikus yang telah diadaptasikan diinjeksi pada bagian peritoniumnya dengan perlakuan kontrol normal, diinjeksi E. coli ESBL, dan diinjeksi K. pneumoniae carbapenemase. Tikus yang telah diinfeksi diamati selama 24 jam untuk diamati lama waktu kematiannya. Hasilnya adalah tikus kelompok kontrol dan tikus kelompok infeksi E.coli ESBL semuanya dapat bertahan hidup dalam kurun waktu hingga 24 jam, sedangkan kelompok tikus dengan infeksi K. pneumoniae carbapenemase hanya satu yang mampu bertahan hidup lebih dari 24 jam. Selain endotoksik dan gen ESBL yang dimiliki E.coli ESBL dan K. pneumoniae carbapenemase, peran lain yang berdampak pada kematian hewan coba adalah ketidakstabilan kardiovaskuler dan syok septik yang menyebabkan kematian pada infeksi bakteri. Tingkat kejadian mortalitas pada hewan coba tidak hanya bergantung pada jumlah endotoksin dan adanya gen ESBL pada bakteri, tetapi juga bergantung pada kemampuan tubuh masing-masing hewan coba dalam merespon infeksi oleh bakteri Gram negatif. Sepsis can be exacerbated by an increase in multi-resistant bacteria to various antibiotics, so a combination of antibiotics is needed in the management of sepsis. This study was conducted to compare the level of bacterial malignancy based on the length of time of death in sepsis model rats infected with Escherichia coli ESBL and Klebsiella pneumoniae Carbapenemase. The adapted mice were injected into their peritoneum with normal control treatment, injected with E. coli ESBL, and injected with K. pneumoniae carbapenemase. Infected mice were observed for 24 hours to observe the length of time of death. The result was that the control group mice and the ESBL E. coli infection group all survived for up to 24 hours, while only one group of mice with K. pneumoniae carbapenemase infection survived more than 24 hours. In addition to the endotoxicity and ESBL genes possessed by E. coli ESBL and K. pneumoniae carbapenemase, other roles that have an impact on the mortality of experimental animals are cardiovascular instability and septic shock that cause death in bacterial infections. The incidence of mortality in experimental animals does not only depend on the amount of endotoxin and the presence of the ESBL gene in bacteria, but also depends on the body's ability of each experimental animal to respond to infection by Gram-negative bacteria.","PeriodicalId":305827,"journal":{"name":"Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-01-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25134/quagga.v14i1.5065","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Sepsis dapat diperberat oleh peningkatan kuman yang multiresisten terhadap bermacam antibiotik, sehingga sangat diperlukan kombinasi antibiotik dalam penatalaksanaan sepsis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan tingkat keganasan bakteri berdasarkan lama waktu kematian pada tikus model sepsis yang diinfeksi Escherichia coli ESBL dan Klebsiella pneumoniae Carbapenemase. Tikus yang telah diadaptasikan diinjeksi pada bagian peritoniumnya dengan perlakuan kontrol normal, diinjeksi E. coli ESBL, dan diinjeksi K. pneumoniae carbapenemase. Tikus yang telah diinfeksi diamati selama 24 jam untuk diamati lama waktu kematiannya. Hasilnya adalah tikus kelompok kontrol dan tikus kelompok infeksi E.coli ESBL semuanya dapat bertahan hidup dalam kurun waktu hingga 24 jam, sedangkan kelompok tikus dengan infeksi K. pneumoniae carbapenemase hanya satu yang mampu bertahan hidup lebih dari 24 jam. Selain endotoksik dan gen ESBL yang dimiliki E.coli ESBL dan K. pneumoniae carbapenemase, peran lain yang berdampak pada kematian hewan coba adalah ketidakstabilan kardiovaskuler dan syok septik yang menyebabkan kematian pada infeksi bakteri. Tingkat kejadian mortalitas pada hewan coba tidak hanya bergantung pada jumlah endotoksin dan adanya gen ESBL pada bakteri, tetapi juga bergantung pada kemampuan tubuh masing-masing hewan coba dalam merespon infeksi oleh bakteri Gram negatif. Sepsis can be exacerbated by an increase in multi-resistant bacteria to various antibiotics, so a combination of antibiotics is needed in the management of sepsis. This study was conducted to compare the level of bacterial malignancy based on the length of time of death in sepsis model rats infected with Escherichia coli ESBL and Klebsiella pneumoniae Carbapenemase. The adapted mice were injected into their peritoneum with normal control treatment, injected with E. coli ESBL, and injected with K. pneumoniae carbapenemase. Infected mice were observed for 24 hours to observe the length of time of death. The result was that the control group mice and the ESBL E. coli infection group all survived for up to 24 hours, while only one group of mice with K. pneumoniae carbapenemase infection survived more than 24 hours. In addition to the endotoxicity and ESBL genes possessed by E. coli ESBL and K. pneumoniae carbapenemase, other roles that have an impact on the mortality of experimental animals are cardiovascular instability and septic shock that cause death in bacterial infections. The incidence of mortality in experimental animals does not only depend on the amount of endotoxin and the presence of the ESBL gene in bacteria, but also depends on the body's ability of each experimental animal to respond to infection by Gram-negative bacteria.
败血症可以因对各种抗生素的多抗药性增加而加重,因此迫切需要在未受精过程中使用抗生素的组合。这项研究的目的是将病毒性老鼠的患病率与感染Escherichia大肠杆菌和Klebsiella肺炎导体感染的鼠坏死时间较长。经过适应性的小鼠被注射到其多功能的区域进行正常控制,注射大肠杆菌ESBL,注射风箱。死后24小时观察受感染的老鼠。结果是控制小鼠和ESBL大肠杆菌感染小鼠都能在24小时内存活下来,而只有一组患有肺炎载菌感染的小鼠能存活24小时以上。除了内毒性和大肠杆菌ESBL和K。肺炎杆菌杆菌引起的另一种影响是心血管不稳定和细菌感染导致死亡的化验性休克。动物的死亡率水平不仅取决于细菌的内生毒素数量和ESBL基因的存在,还取决于它们各自身体的能力,以阴性克细菌感染为反应。败血症可以通过增加变异抗生素的多抵抗细菌来分解,所以抗菌的结合需要败血症的管理。这项研究的目的是比较病毒在败血症中生长的死亡时间的潜在细菌水平。自适应的mice是正常控制按摩器,注射E.大肠杆菌ESBL,注射K.肺炎碳酶。老鼠被观察了24小时观察死亡的长度。建议是控制组mice和ESBL E.大肠杆菌感染小组都能存活24小时,而只有一组老鼠的尸体能持续24小时以上。再加上子宫内分泌和退行性。动物实验的死亡率的范围不仅在于体外毒素的含量和细菌中潜在的ESBL基因,还在于所有动物都有被负面细菌感染的能力。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信