{"title":"PENGARUH PEMBOBOTAN NILAI PROPERTIES BATUAN TERHADAP HASIL ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA 3 DIMENSI","authors":"Muhammad Kemal Ghifari","doi":"10.25105/jek.v1i2.10689","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"PT. Mandiri Intiperkasa memiliki desain pit plan yang akan dikerjakan untuk kegiatan proses penambangan pada tahun 2020. Untuk itu perlu dilakukan kajian analisa mengenai kestabilan lereng dari desain pit plan yang akan dikerjakan tersebut. Analisa dilakukan secara 3 dimensi dan 2 dimensi untuk memvalidasi hasil SRF yang didapatkan dan mengetahui perbandingan dari hasil keduanya. Analisis yang dilakukan secara 3 dimensi memiliki bentuk geometri lereng yang lebih representatif dan hasil analisis yang didapat digunakan untuk menentukan posisi lereng yang paling kritis. Metode elemen hingga saat ini sudah banyak digunakan dalam berbagai macam penelitian dan dalam melakukan perhitungannya digunakan mesh dan node untuk mengukur total displacement dan kondisi lereng saat non convergence. Software RS3 adalah software 3D yang menggunakan metode elemen hingga yang dalam kenyataannya software ini sangat berat dan membutuhkan waktu yang sangat lama dalam perhitungannya untuk kondisi model yang banyak lapisan perlu dilakukan simplification dengan cara melakukan pembobotan nilai material properties batuan agar memperingan kerja dari software tersebut. Hasil dari analisis yang dilakukan dengan cara pembobotan cukup beresiko karena memiliki perbedaan nilai SRF yang cukup besar sekitar 0.04-0.1 atau 5-10% untuk itu dalam analisis dengan cara pembobotan harus divalidasi secara 2 dimensi dengan banyak lapisan Perbandingan hasil analisis yang dilakukan secara 2 dimensi dengan 3 dimensi tidak terlalu besar untuk 10 node namun pebedaan sangat besar tarjadi untuk penggunaan 4 node yang mana analisis secara 3 dimensi menghasilkan nilai SRF yang lebih optimis dibandingkan hasil 2 dimensinya. Dari hasil grafik perbandingan antara nilai SRF dan Total displacement dapat terlihat bahwa lereng runtuh saat terjadi lonjakan kenaikan total diplacement yang tinggi menunjukan kondisi lereng saat non-convergence, Dari hasil analisis yang dilakukan secara 2 dimensi dan 3 dimensi menunjukan bahwa posisi yang paling keritis terdapat pada penampang D, Penambang B dan Penampang A dengan nilai SRF 1.24,1.24, dan 1.26 sehingga perlu dilakukan redesign dengan cara memperkecil overall slope dari geometri lereng sehingga didapatkan nilai SRF 1.43, 1,31 dan 1.41.","PeriodicalId":414487,"journal":{"name":"Jurnal Eksakta Kebumian","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Eksakta Kebumian","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25105/jek.v1i2.10689","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
PT. Mandiri Intiperkasa memiliki desain pit plan yang akan dikerjakan untuk kegiatan proses penambangan pada tahun 2020. Untuk itu perlu dilakukan kajian analisa mengenai kestabilan lereng dari desain pit plan yang akan dikerjakan tersebut. Analisa dilakukan secara 3 dimensi dan 2 dimensi untuk memvalidasi hasil SRF yang didapatkan dan mengetahui perbandingan dari hasil keduanya. Analisis yang dilakukan secara 3 dimensi memiliki bentuk geometri lereng yang lebih representatif dan hasil analisis yang didapat digunakan untuk menentukan posisi lereng yang paling kritis. Metode elemen hingga saat ini sudah banyak digunakan dalam berbagai macam penelitian dan dalam melakukan perhitungannya digunakan mesh dan node untuk mengukur total displacement dan kondisi lereng saat non convergence. Software RS3 adalah software 3D yang menggunakan metode elemen hingga yang dalam kenyataannya software ini sangat berat dan membutuhkan waktu yang sangat lama dalam perhitungannya untuk kondisi model yang banyak lapisan perlu dilakukan simplification dengan cara melakukan pembobotan nilai material properties batuan agar memperingan kerja dari software tersebut. Hasil dari analisis yang dilakukan dengan cara pembobotan cukup beresiko karena memiliki perbedaan nilai SRF yang cukup besar sekitar 0.04-0.1 atau 5-10% untuk itu dalam analisis dengan cara pembobotan harus divalidasi secara 2 dimensi dengan banyak lapisan Perbandingan hasil analisis yang dilakukan secara 2 dimensi dengan 3 dimensi tidak terlalu besar untuk 10 node namun pebedaan sangat besar tarjadi untuk penggunaan 4 node yang mana analisis secara 3 dimensi menghasilkan nilai SRF yang lebih optimis dibandingkan hasil 2 dimensinya. Dari hasil grafik perbandingan antara nilai SRF dan Total displacement dapat terlihat bahwa lereng runtuh saat terjadi lonjakan kenaikan total diplacement yang tinggi menunjukan kondisi lereng saat non-convergence, Dari hasil analisis yang dilakukan secara 2 dimensi dan 3 dimensi menunjukan bahwa posisi yang paling keritis terdapat pada penampang D, Penambang B dan Penampang A dengan nilai SRF 1.24,1.24, dan 1.26 sehingga perlu dilakukan redesign dengan cara memperkecil overall slope dari geometri lereng sehingga didapatkan nilai SRF 1.43, 1,31 dan 1.41.