Ariyanto Ariyanto, Rapmaida M Pangaribuan, Z. S. Ngara, Keristina Br. Ginting
{"title":"ANALISIS ESTIMASI REPRODUKSI DASAR MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI BIMA, INDONESIA","authors":"Ariyanto Ariyanto, Rapmaida M Pangaribuan, Z. S. Ngara, Keristina Br. Ginting","doi":"10.35508/jicon.v10i2.7925","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penyebaran corona virus disease 19 (covid-19) menjadi ancaman bagi transmisi penyakit yang berkaitan dengan paru termasuk tuberculosis (TB). TB merupakan salah satu permasalahan utama yang sampai saat ini masih dengan mudah ditemukan diberbagai wilayah termasuk Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB). Untuk mengetahui dinamika penyebaran dan strategi penyelesaiannya, maka diperlukan penelitian dari berbagai aspek termasuk aspek matematika. Salah satu indikator penting dalam matematika epidemiologi adalah rasio reproduksi dasar. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai estimasi bilangan reproduksi dasar, dan relasi antara laju kesembuhan penyakit dan nilai reproduksi dasar mengunakan model matematika untuk dinamika penyebaran penyakit tuberkulosis TB di Kabupaten Bima. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode early-take off-rate, yakni mengestimasi pertumbuhan awal populasi terinfeksi. Kabupaten Bima termasuk kategori darurat penyakit TB karena dari Januari 2020 hingga Mei 2022 ditemukan 1.245 total kasus baru orang terinfeksi, dan kejadian pandemi covid-19 lebih kurang dua tahun terakhir telah memberi andil pada penurunan temuan kasus penyakit TB di Kabupaten Bima. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, penyebaran penyakit TB di Kabupaten Bima termasuk dalam kategori endemik dengan indikator nilai berada pada rentang antara 2 dan 3. Penyebaran penyakit TB di Kabupaten Bima akan hilang dari populasi bila nilai laju transmisi penyakit berada di bawah angka 0,168 dengan laju kesembuhan semakin besar (atau masa pengobatan semakin singkat).","PeriodicalId":334895,"journal":{"name":"Jurnal Komputer dan Informatika","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Komputer dan Informatika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35508/jicon.v10i2.7925","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penyebaran corona virus disease 19 (covid-19) menjadi ancaman bagi transmisi penyakit yang berkaitan dengan paru termasuk tuberculosis (TB). TB merupakan salah satu permasalahan utama yang sampai saat ini masih dengan mudah ditemukan diberbagai wilayah termasuk Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB). Untuk mengetahui dinamika penyebaran dan strategi penyelesaiannya, maka diperlukan penelitian dari berbagai aspek termasuk aspek matematika. Salah satu indikator penting dalam matematika epidemiologi adalah rasio reproduksi dasar. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai estimasi bilangan reproduksi dasar, dan relasi antara laju kesembuhan penyakit dan nilai reproduksi dasar mengunakan model matematika untuk dinamika penyebaran penyakit tuberkulosis TB di Kabupaten Bima. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode early-take off-rate, yakni mengestimasi pertumbuhan awal populasi terinfeksi. Kabupaten Bima termasuk kategori darurat penyakit TB karena dari Januari 2020 hingga Mei 2022 ditemukan 1.245 total kasus baru orang terinfeksi, dan kejadian pandemi covid-19 lebih kurang dua tahun terakhir telah memberi andil pada penurunan temuan kasus penyakit TB di Kabupaten Bima. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, penyebaran penyakit TB di Kabupaten Bima termasuk dalam kategori endemik dengan indikator nilai berada pada rentang antara 2 dan 3. Penyebaran penyakit TB di Kabupaten Bima akan hilang dari populasi bila nilai laju transmisi penyakit berada di bawah angka 0,168 dengan laju kesembuhan semakin besar (atau masa pengobatan semakin singkat).